Mengenang sang maestro, Andjar Any
A
A
A
Sindonews.com - Nama pencipta lagu langgam jawa Anjar Mudjiono atau Andjar Any begitu sangat dikenang oleh masyarakat, terutama para muisis di Jawa Tengah. Sederet lagu ciptaannya, sangat populer hingga mendapat pangakuan di tingkat nasional.
Lima tahun mengenang wafatnya master piece Andjar Any komunitas keroncong Solo, akan menggelar acara khusus.Lagu-lagu ciptaan Andjar Any akan dilantunkan khusus memperingati meninggalnya sang maestro itu.
Koordinator acara, Wartono mengatakan kegiatan tersebut hasil kerja sama ahli waris almarhum dengan Pemkot Solo dan komunitas musisi keroncong.
Sekitar 20 lagu langgam Jawa ciptaan sang maestro akan dimainkan di Joglo Sriwedari pada 20 Oktober nanti.
Ribuan hasil karyanya seperti Jangkrik Genggong, Yen ing Tawang Ana Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug yang diakui nasional akan dilantunkan.
“Orkes keroncong Hanjaringat yang dipimpinnya saat masih hidup, akan mengiringi para biduan keroncong. Yaitu Nini Satria, Wulan, In indriyani, dan Cahwati. Kami juga mengundang ibu Waldjinah dan 200 undangan lain,” terangnya, Kamis (17/10/2013).
Andjar Any sukses mencipta ribuan lagu langgam yang mengantarkan dirinya sebagai tokoh seni kondang di tanah Jawa sekaligus kritikus di bidang tersebut.
Sejumlah lagu karangan Anjar Any dipopulerkan oleh sejumlah penyanyi kawakan, antara lain Waldjinah, Ki Narto Sabdo dan Gesang.
Selain dikenal sebagai pencipta lagu, pria yang meninggal pada 13 November 2008 ini dikenal pula sebagai jurnalis di Kota Bengawan dan pembina kelompok seni Reog.
Produktivitasnya di bidang seni dicatat museum rekor Indonesia (MURI) sebagai pencipta lagu langgam Jawa terbanyak, yakni 1.050 judul. Wartono meyakini, jumlah lagu ciptaannya jauh lebih banyak.
“Saat merenovasi rumahnya, saya menemukan 38 lagu yang tercecer. Mungkin ada 2.000 lebih lagu yang diciptakannya semasa hidup,” ungkap Wartono.
Bagi Andjar Any, penciptaan tiap lagu mengandung cerita kehidupan pribadi hingga kritik sosial. Misalnya lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang yang lahir dari keinginannya memiliki anak perempuan, serta Nyidam Sari yang diciptakan di saat dirinya terhimpit masalah ekonomi.
Lima tahun mengenang wafatnya master piece Andjar Any komunitas keroncong Solo, akan menggelar acara khusus.Lagu-lagu ciptaan Andjar Any akan dilantunkan khusus memperingati meninggalnya sang maestro itu.
Koordinator acara, Wartono mengatakan kegiatan tersebut hasil kerja sama ahli waris almarhum dengan Pemkot Solo dan komunitas musisi keroncong.
Sekitar 20 lagu langgam Jawa ciptaan sang maestro akan dimainkan di Joglo Sriwedari pada 20 Oktober nanti.
Ribuan hasil karyanya seperti Jangkrik Genggong, Yen ing Tawang Ana Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug yang diakui nasional akan dilantunkan.
“Orkes keroncong Hanjaringat yang dipimpinnya saat masih hidup, akan mengiringi para biduan keroncong. Yaitu Nini Satria, Wulan, In indriyani, dan Cahwati. Kami juga mengundang ibu Waldjinah dan 200 undangan lain,” terangnya, Kamis (17/10/2013).
Andjar Any sukses mencipta ribuan lagu langgam yang mengantarkan dirinya sebagai tokoh seni kondang di tanah Jawa sekaligus kritikus di bidang tersebut.
Sejumlah lagu karangan Anjar Any dipopulerkan oleh sejumlah penyanyi kawakan, antara lain Waldjinah, Ki Narto Sabdo dan Gesang.
Selain dikenal sebagai pencipta lagu, pria yang meninggal pada 13 November 2008 ini dikenal pula sebagai jurnalis di Kota Bengawan dan pembina kelompok seni Reog.
Produktivitasnya di bidang seni dicatat museum rekor Indonesia (MURI) sebagai pencipta lagu langgam Jawa terbanyak, yakni 1.050 judul. Wartono meyakini, jumlah lagu ciptaannya jauh lebih banyak.
“Saat merenovasi rumahnya, saya menemukan 38 lagu yang tercecer. Mungkin ada 2.000 lebih lagu yang diciptakannya semasa hidup,” ungkap Wartono.
Bagi Andjar Any, penciptaan tiap lagu mengandung cerita kehidupan pribadi hingga kritik sosial. Misalnya lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang yang lahir dari keinginannya memiliki anak perempuan, serta Nyidam Sari yang diciptakan di saat dirinya terhimpit masalah ekonomi.
(lns)