Ikut sunat massal, pulang bawa daging kurban
A
A
A
Sindonews.com - Selain berbagi daging kurban, Yayasan Al-Ridho Blok Mawar, Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi punya cara berbeda dalam berbagi dengan sesama di Idul Adha ini.
Dengan memanfaatkan momen Idul Adha ini, pengurus Yayasan Al-Ridho berbagi kebahagian dengan cara memfasilitasi sunat massal untuk warga yang kurang mampu.
Acara sunat massal digelar di halaman Yayasan Al-Ridho. Sedikitnya 50 anak dari keluarga kurang mampu mengikuti acara yang digelar sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi.
“Yang terdata sebanyak 50 orang anak. Tapi pada kenyataannya ada juga yang tidak terdata ikut ambil bagian. Untuk mantri sunat sendiri sebanyak empat orang,” kata Ketua Panitia Sunat Massal, Iwan Arif, Selasa (15/10/2013).
Dijelaskan dia, kegiatan tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk kepedulian yayasan terhadap warga sekitar.
Kegiatan tersebut, lanjut Iwan, sudah berlangsung sejak tahun 80 an, sejak yayasan tersebut dipegang oleh sesepuhnya.
“Alhamdulillah, ini sudah rutin dilakukan secara turun temurun. Dalam satu tahun agenda ini kami gelar sebanyak dua kali, yakni pada hari raya idul adha dan bulan rajab,” jelas dia.
Dalam pelaksanaannya, mula-mula pihak yayasan membagikan formulir ke sejumlah desa yang ada di Kecamatan Jatiwangi. Dari formulir itu lah, lanjut dia, diketahui berapa banyak jumlah peserta dalam sunat massal tersebut.
“Ada tim di lapangan yang membagikan formulir. Setelah diisi, formulir tersebut dikembalikan. Dan pada kesempatan ini, terdapat sebanyak 50 formulir yang dikembalikan,” papar dia.
“Yang paling banyak terjadi pada dua tahun lalu. Pada tahun itu, ada 150 peserta sunat massal,” tambahnya.
Setelah mengikuti sunat massal, para peserta juga mendapatkan bingkisan dari yayasan, di antaranya pakaian dan sejumlah uang kadedeuh dari panitia.
“Formulir yang dikembalikan akan ditukar dengan kupon. Nah kupon inilah, untuk ditukar dengan daging kurban yang ada di sini (yayasan),” jelas dia.
Kendati jumlah peserta sunat massal mencapai puluhan, namun bisa dipastikan semua peserta bisa mendapatkan bingkisan berupa daging kurban. Pasalnya, jumlah hewan kurban di yayasan tersebut juga mencapai puluhan ekor.
“Alhamdulillah tahun ini kami berkurban sebanyak 15 ekor sapi dan tujuh ekor kambing. Selain untuk peserta sunat massal, daging kurban juga didistribusikan kepada warga sekitar,” papar dia.
“Kami berharap, kegiatan ini sedikit-banyak bisa membantu meringankan warga sini. Dan kegiatan ini akan terus berlanjut setiap tahun,” lanjut Iwan.
Salah satu warga yang anaknya ikut dalam sunat massal tersebut, Asih mengaku bahagia dengan kegiatan sunat massal yang digelar oleh Yayasan Al-Ridlo tersebut. Pasalnya, untuk melaksanakan sunat sendiri, dia mengaku mengalami kesulitan lantaran faktor ekonomi.
“Senang sekali. Karena penghasilan suami dari hasil ngayuh becak, hanya bisa untuk makan sehari-hari. Itu pun, dapetnya tidak pasti per harinya,” papar dia.
Pantauan Koran SINDO di lapangan, kegiatan sunat massal tersebut nampak diwarnai oleh jerit tangis dari anak-anak peserta sunat. Untuk menghibur anak-anak, para pengunjung dengan dipimpin oleh salah satu panitia, tidak henti-hentinya melantunkan shalawat.
Dengan memanfaatkan momen Idul Adha ini, pengurus Yayasan Al-Ridho berbagi kebahagian dengan cara memfasilitasi sunat massal untuk warga yang kurang mampu.
Acara sunat massal digelar di halaman Yayasan Al-Ridho. Sedikitnya 50 anak dari keluarga kurang mampu mengikuti acara yang digelar sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi.
“Yang terdata sebanyak 50 orang anak. Tapi pada kenyataannya ada juga yang tidak terdata ikut ambil bagian. Untuk mantri sunat sendiri sebanyak empat orang,” kata Ketua Panitia Sunat Massal, Iwan Arif, Selasa (15/10/2013).
Dijelaskan dia, kegiatan tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk kepedulian yayasan terhadap warga sekitar.
Kegiatan tersebut, lanjut Iwan, sudah berlangsung sejak tahun 80 an, sejak yayasan tersebut dipegang oleh sesepuhnya.
“Alhamdulillah, ini sudah rutin dilakukan secara turun temurun. Dalam satu tahun agenda ini kami gelar sebanyak dua kali, yakni pada hari raya idul adha dan bulan rajab,” jelas dia.
Dalam pelaksanaannya, mula-mula pihak yayasan membagikan formulir ke sejumlah desa yang ada di Kecamatan Jatiwangi. Dari formulir itu lah, lanjut dia, diketahui berapa banyak jumlah peserta dalam sunat massal tersebut.
“Ada tim di lapangan yang membagikan formulir. Setelah diisi, formulir tersebut dikembalikan. Dan pada kesempatan ini, terdapat sebanyak 50 formulir yang dikembalikan,” papar dia.
“Yang paling banyak terjadi pada dua tahun lalu. Pada tahun itu, ada 150 peserta sunat massal,” tambahnya.
Setelah mengikuti sunat massal, para peserta juga mendapatkan bingkisan dari yayasan, di antaranya pakaian dan sejumlah uang kadedeuh dari panitia.
“Formulir yang dikembalikan akan ditukar dengan kupon. Nah kupon inilah, untuk ditukar dengan daging kurban yang ada di sini (yayasan),” jelas dia.
Kendati jumlah peserta sunat massal mencapai puluhan, namun bisa dipastikan semua peserta bisa mendapatkan bingkisan berupa daging kurban. Pasalnya, jumlah hewan kurban di yayasan tersebut juga mencapai puluhan ekor.
“Alhamdulillah tahun ini kami berkurban sebanyak 15 ekor sapi dan tujuh ekor kambing. Selain untuk peserta sunat massal, daging kurban juga didistribusikan kepada warga sekitar,” papar dia.
“Kami berharap, kegiatan ini sedikit-banyak bisa membantu meringankan warga sini. Dan kegiatan ini akan terus berlanjut setiap tahun,” lanjut Iwan.
Salah satu warga yang anaknya ikut dalam sunat massal tersebut, Asih mengaku bahagia dengan kegiatan sunat massal yang digelar oleh Yayasan Al-Ridlo tersebut. Pasalnya, untuk melaksanakan sunat sendiri, dia mengaku mengalami kesulitan lantaran faktor ekonomi.
“Senang sekali. Karena penghasilan suami dari hasil ngayuh becak, hanya bisa untuk makan sehari-hari. Itu pun, dapetnya tidak pasti per harinya,” papar dia.
Pantauan Koran SINDO di lapangan, kegiatan sunat massal tersebut nampak diwarnai oleh jerit tangis dari anak-anak peserta sunat. Untuk menghibur anak-anak, para pengunjung dengan dipimpin oleh salah satu panitia, tidak henti-hentinya melantunkan shalawat.
(lns)