Belajar berenang, Faturrohman tenggelam di Waduk Cengklik
A
A
A
Sindonews.com - Seorang pemuda di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) tenggelam di waduk, saat sedang belajar berenang bersama dua temannya.
Pria yang diketahui bernama Faturrohman, warga Ngemplak, itu tenggelam di Waduk Cengklik, Boyolali. Hingga kini, pencairan masih dilakukan oleh tim gabungan dari Search and Rescue (SAR) dan Basarnas.
Pencarian korban tenggelam di Waduk Cengklik dilakukan dengan cara penyelaman dan juga menggunakan perahu karet. Tim gabungan terus mencari korban secara bergantian.
"Ada orang yang belajar berenang sama dua temannya. Tapi kayanya dia (korban) kelelahan, dan tau-tau tenggelam," jelas seorang sakasi, Mustofa, Senin (15/10/2013).
Menurutnya, sadar dengan kondisi tersebut, dua rekan Faturrohman, Yuli dan Yatin, kemudian mencoba mencari rekannya yang tenggelam. Namun nihil.
Sementara itu, pihak Basarnas, Arif Sugiarto, mengaku kesulitan untuk melakukan pencarian di malam tadi. Hal itu lantaran tak adanya penerangan yang memadai untuk melakukan pencarian korban.
"Kami kesulitan karena tak ada cahaya, ditambah airnya keruh, jadi sangat menghambat," jelas Arief Sugianto.
Pria yang diketahui bernama Faturrohman, warga Ngemplak, itu tenggelam di Waduk Cengklik, Boyolali. Hingga kini, pencairan masih dilakukan oleh tim gabungan dari Search and Rescue (SAR) dan Basarnas.
Pencarian korban tenggelam di Waduk Cengklik dilakukan dengan cara penyelaman dan juga menggunakan perahu karet. Tim gabungan terus mencari korban secara bergantian.
"Ada orang yang belajar berenang sama dua temannya. Tapi kayanya dia (korban) kelelahan, dan tau-tau tenggelam," jelas seorang sakasi, Mustofa, Senin (15/10/2013).
Menurutnya, sadar dengan kondisi tersebut, dua rekan Faturrohman, Yuli dan Yatin, kemudian mencoba mencari rekannya yang tenggelam. Namun nihil.
Sementara itu, pihak Basarnas, Arif Sugiarto, mengaku kesulitan untuk melakukan pencarian di malam tadi. Hal itu lantaran tak adanya penerangan yang memadai untuk melakukan pencarian korban.
"Kami kesulitan karena tak ada cahaya, ditambah airnya keruh, jadi sangat menghambat," jelas Arief Sugianto.
(rsa)