Kekeringan, lahan tani warga retak-retak

Senin, 14 Oktober 2013 - 09:03 WIB
Kekeringan, lahan tani...
Kekeringan, lahan tani warga retak-retak
A A A
Sindonews.com - Akibat kemarau panjang, lahan pertanian di sejumlah wilayah Mamuju mengalami retak-retak. Para petani enggan menyirami tanaman, sebab mereka lebih memilih mencari air untuk kebutuhan utama keluarga.

Seperti yang terjadi di Desa Tommo 4 atau Desa Tammejarra, Kecamatan Tommo. Meski desa ini tepat bersebelahan dengan Sungai Tommo yang cukup luas, namun lahan di sana retak-retak.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat Ambo Lida, mengatakan, air sungai tetap mengalir meski sangat kecil. Warga memanfaatkannya untuk air minum, mandi dan kebutuhan lainnya.

"Kalau untuk menyirami tanaman, seperti hanya membuang waktu saja. Apalagi terik matahari dan debu membuat warga cepat letih," katanya, kepada wartawan, Senin (14/10/2013).

Disebutkan, keretakan itu karena lahan jauh lebih tinggi dibandingkan sungai. Desa ini memang berada di dalam perbukitan, sekitar 80 kilometer sebelah utara Kota Mamuju. Untuk sampai di Desa Tammejarra harus melalui jalan berliku, jurang, dan tebing.

Desa Tammejarra juga cukup banyak memilik pohon kelapa sawit. Awalnya, desa ini merupakan lumbung pohon coklat. Pemandangan serupa dijumpai di sejumlah wilayah lainnya. Desa Salukayu I, Kecamatan Papalang yang juga berdekatan dengan sungai pun mengalami kesulitan air.

Semua sumur kering, sehingga warga harus menggali tepi sungai untuk mendapatkan air bersih. Air yang mengalir di desa ini sedikit dan keruh.

"Ini sering terjadi. Sebenarnya jika sungai ini diperbaiki, tentu tidak akan terjadi kekeringan. Sebab sudah mengalami erosi yang cukup dalam hingga menggerus tanah warga beberapa meter," tutur Baddu, salah seorang warga setempat.

Tidak banyak yang bisa diharapkan. Sebab air PDAM belum sampai hingga ke desa-desa. Warga yang mengalami kekeringan hanya bisa pasrah dan menjalankan aktivitas musim kemarau sebagaimana biasanya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2158 seconds (0.1#10.140)