Lokasi Bandara Kulonprogo rawan tsunami
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan jika lokasi calon bandara di Palihan Temon rawan tsunami.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten (pemkab) Kulonprogo, Yogyakarta tidak akan ambil pusing. Pemkab Kulonprogo menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini kepada pemerintah pusat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Astungkoro, mengatakan Pemkab Kulonprogo tidak terlibat langsung dalam penyusunan analisis dampak lingkungan (Amdal) pembangunan bandara. Konsultan bandara dari India, GVK yang akan menjadi partner PT Angkasa Pura juga sudah melakukan kajian feasibility study terhadap rencana pembanguan ini.
“Biar pemerintah pusat yang akan mengkaji,” jelas Astungkoro menanggapi temuan UGM, Rabu (9/10/2013).
Menurutnya, pemerintah pusat pasti sudah mempertimbangkan permasalahan tsunami ini. Tidak hanya di Kulonprogo, sepanjang pesisir di Bantul juga merupakan daerah rawan, karena lokasi pantainya yang landai. Hal tersebut diyakini telah dikaji mendalam oleh kementrian saat melakukan kajian feasibility study.
“Bali itu juga di pinggir pantai dan rawan tsunami juga,” kilahnya.
Rencana pembangunan bandara di Kulonprogo yang akan menggantikan bandara Adisucipto Yogyakarta sendiri, saat ini telah memasuki tahap penyusunan desain.
Rancangan tersebut sudah berada di tangan menteri perhubungan. Desain inilah nanti yang akan menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan bandara di Kulonprogo.
“Desain ini disusun oleh Dirjend, sekarang sudah ditanga Menteri,” jelas Astungkoro.
Sementara itu, Sekretaris Badan Perencana Pembanguan Daerah (Bappeda) Kulonprogo, Adnan Widodo, mengaku pihaknya belum tahu tentang isi penelitian yang dilakukan oleh UGM. Namun, secara umum, dia mengakui, pesisir selatan Jawa merupakan daerah rawan tsunami.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten (pemkab) Kulonprogo, Yogyakarta tidak akan ambil pusing. Pemkab Kulonprogo menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini kepada pemerintah pusat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Astungkoro, mengatakan Pemkab Kulonprogo tidak terlibat langsung dalam penyusunan analisis dampak lingkungan (Amdal) pembangunan bandara. Konsultan bandara dari India, GVK yang akan menjadi partner PT Angkasa Pura juga sudah melakukan kajian feasibility study terhadap rencana pembanguan ini.
“Biar pemerintah pusat yang akan mengkaji,” jelas Astungkoro menanggapi temuan UGM, Rabu (9/10/2013).
Menurutnya, pemerintah pusat pasti sudah mempertimbangkan permasalahan tsunami ini. Tidak hanya di Kulonprogo, sepanjang pesisir di Bantul juga merupakan daerah rawan, karena lokasi pantainya yang landai. Hal tersebut diyakini telah dikaji mendalam oleh kementrian saat melakukan kajian feasibility study.
“Bali itu juga di pinggir pantai dan rawan tsunami juga,” kilahnya.
Rencana pembangunan bandara di Kulonprogo yang akan menggantikan bandara Adisucipto Yogyakarta sendiri, saat ini telah memasuki tahap penyusunan desain.
Rancangan tersebut sudah berada di tangan menteri perhubungan. Desain inilah nanti yang akan menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan bandara di Kulonprogo.
“Desain ini disusun oleh Dirjend, sekarang sudah ditanga Menteri,” jelas Astungkoro.
Sementara itu, Sekretaris Badan Perencana Pembanguan Daerah (Bappeda) Kulonprogo, Adnan Widodo, mengaku pihaknya belum tahu tentang isi penelitian yang dilakukan oleh UGM. Namun, secara umum, dia mengakui, pesisir selatan Jawa merupakan daerah rawan tsunami.
(rsa)