Ini penjelasan PVMBG status waspada Tangkuban Parahu
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Tangkuban Parahu yang sebelumnya berstatus normal berubah menjadi waspada sejak pukul 06.30 WIB tadi. Ini penjelasan lengkap Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kabid Gerakan Tanah PVMBG, I Gede Suantika, mengatakan sebelum terjadi letusan, sempat ada gempa vulkanis meski berskala kecil.
"Kemudian ada letusan pada pukul 06.21 WIB yang diikuti tremor," kata Gede di Pos Pemantauan Gunung Tangkubanparahu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (5/10/2013).
Tremor itu juga berskala kecil. Tapi tremor terus terjadi sejak usai letusan hingga sekira pukul 15.30 WIB. "Di Kawah Ratu masih berlangsung hembusan-hembusannya, ditandai dengan adanya tremor sekira 5-10 milimeter," ungkapnya.
Akibat letusan, terbentuk satu lubang baru di Kawah Ratu dengan diameter sekira 10 meter. Hal itu sebagai akibat dari aktivitas vulkanik yang menunjukkan kawah itu masih aktif.
Disinggung apakah letusan tadi pagi akan memancing letusan-letusan berikutnya, Gede membenarkan. "Kemungkinan masih ada (letusan), tapi kita enggak tahu kapan. Makanya kita amati terus," jelasnya.
Untuk pengamatan, PVMBG menurunkan tim khusus untuk membantu tim pengamat yang biasa ada di pos pengamatan.
Hasil pengamatan nantinya akan membuat PVMBG mengambil kesimpulan untuk menaikkan atau menurunkan status Tangkubanparahu.
Tapi ia belum bisa memastikan kapan status Tangkubanparahu berubah. "Pada bulan Maret saja kita butuh waktu dua bulan untuk mencapai kestabilan getaran," ujar Gede.
Meski begitu, penurunan status belum tentu membutuhkan waktu dua bulan. Jika dalam waktu dekat aktivitas vulkanik di lokasi normal, maka statusnya akan segera diturunkan menjadi normal. Begitu juga sebaliknya.
Seperti diketahui, pada 2013 tercatat ada tiga kali letusan di Gunung Tangkubanparahu. Pertama terjadi pada Februari, kedua pada Maret, dan terakhir tadi pagi.
Dari tiga letusan itu, letusan terbesar terjadi pada Maret. Dan dari tiga letusan, terbentuk tiga lubang baru di Kawah Ratu.
Kabid Gerakan Tanah PVMBG, I Gede Suantika, mengatakan sebelum terjadi letusan, sempat ada gempa vulkanis meski berskala kecil.
"Kemudian ada letusan pada pukul 06.21 WIB yang diikuti tremor," kata Gede di Pos Pemantauan Gunung Tangkubanparahu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (5/10/2013).
Tremor itu juga berskala kecil. Tapi tremor terus terjadi sejak usai letusan hingga sekira pukul 15.30 WIB. "Di Kawah Ratu masih berlangsung hembusan-hembusannya, ditandai dengan adanya tremor sekira 5-10 milimeter," ungkapnya.
Akibat letusan, terbentuk satu lubang baru di Kawah Ratu dengan diameter sekira 10 meter. Hal itu sebagai akibat dari aktivitas vulkanik yang menunjukkan kawah itu masih aktif.
Disinggung apakah letusan tadi pagi akan memancing letusan-letusan berikutnya, Gede membenarkan. "Kemungkinan masih ada (letusan), tapi kita enggak tahu kapan. Makanya kita amati terus," jelasnya.
Untuk pengamatan, PVMBG menurunkan tim khusus untuk membantu tim pengamat yang biasa ada di pos pengamatan.
Hasil pengamatan nantinya akan membuat PVMBG mengambil kesimpulan untuk menaikkan atau menurunkan status Tangkubanparahu.
Tapi ia belum bisa memastikan kapan status Tangkubanparahu berubah. "Pada bulan Maret saja kita butuh waktu dua bulan untuk mencapai kestabilan getaran," ujar Gede.
Meski begitu, penurunan status belum tentu membutuhkan waktu dua bulan. Jika dalam waktu dekat aktivitas vulkanik di lokasi normal, maka statusnya akan segera diturunkan menjadi normal. Begitu juga sebaliknya.
Seperti diketahui, pada 2013 tercatat ada tiga kali letusan di Gunung Tangkubanparahu. Pertama terjadi pada Februari, kedua pada Maret, dan terakhir tadi pagi.
Dari tiga letusan itu, letusan terbesar terjadi pada Maret. Dan dari tiga letusan, terbentuk tiga lubang baru di Kawah Ratu.
(lns)