Hari batik, pedagang Pasar Gede kirab
A
A
A
Sindonews.com - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati hari batik dunia yang jatuh pada Rabu (2/10). Seperti yang dilakukan oleh para pedagang Pasar Gede Solo, mereka merayakan hari batik dengan mengenakan pakian batik saat melayani pembeli.
Sebelum memulai menjajakan barang dagangan mereka, para pedagang tersebut berdandan layaknya model terkenal. Mereka menggunakan pakian bermotif batik dengan model yang cukup beragam, bahkan model-model batik inovasi baru juga diperlihatkan oleh para pedagang tersebut.
Usai berdandan, mereka tidak langsung berjualan layaknya hari-hari biasa, mereka lebih dulu menggelar kirab busana batik menggunakan becak.
Kirab tersebut dilakukan para pedagang dengan mengelilingi Pasar Gede melewati jalan-jalan kecil di sekitar pasar.
Sambil kirab, para pedagang tersebut juga menebar senyum kepada para pengguna jalan dan kepada para warga yang hendak masuk ke salah satu pasar tradisonal terbesar di Kota Solo tersebut.
Setelah kirab selesai, para pedagang kembali ke kompleks pasar untuk berjualan. Lagi-lagi para pedagang tersebut kembali menunjukkan tingkah unik, mereka kembali ke lapak meraka dengan menari-nari kecil di lorong-lorong pasar.
Hal tersebut semakin menarik perhatian para pembeli yang ada di dalam pasar. Mereka tampak terheran-heran dengan tingkah laku yang dilakukan oleh para pedagang pasar tersebut.
Bahkan banyak di antara pembeli yang tertawa melihat para pedagang mengenakan kostum batik dengan motif aneh-aneh tersebut.
Salah seorang pedagang, Daliem, mengatakan ia bersama temannya memang sengaja mengenakan pakaian batik tersebut untuk memperingati hari batik dunia.
Menurutnya dengan mengenakan batik iniovasi terbaru tersebut pihaknya mengaku ikut melestarikan kain batik dunia.
“Dengan menggunakan baju ini, kita ikut melestarikan kain batik. Selain itu Solo kan ibu kota batik dunia, jadi harus ada inovasi baru setiap harinya,” ucapnya.
Pedagang lain, Rajiyem, mengaku bangga menganakan pakaian batik tersebut. menurutnya ia tidak merasa kaku ataupun canggung saat melayani pembeli. akan tetapi ia mengaku enjoy karena kain batik yang ia kenakan.
“Pastinya banyak yang tanya kenapa kok memakai pakaian batik, akan tetapi justru ini kesempatan bagi kami untuk menjelaskan kepada mereka tentang hari batik dunia,” katanya.
Sementara itu salah seorang pembeli, Sutinah, berharap pemakaian kain batik bagi para pedagang tersebut tidak hanya dilakukan pada hari peringatannya saja. Melainkan dikenakan oleh pedagang setiap hari agar kesan batik di Kota Solo semakin kental dan semakin bagus.
Sebelum memulai menjajakan barang dagangan mereka, para pedagang tersebut berdandan layaknya model terkenal. Mereka menggunakan pakian bermotif batik dengan model yang cukup beragam, bahkan model-model batik inovasi baru juga diperlihatkan oleh para pedagang tersebut.
Usai berdandan, mereka tidak langsung berjualan layaknya hari-hari biasa, mereka lebih dulu menggelar kirab busana batik menggunakan becak.
Kirab tersebut dilakukan para pedagang dengan mengelilingi Pasar Gede melewati jalan-jalan kecil di sekitar pasar.
Sambil kirab, para pedagang tersebut juga menebar senyum kepada para pengguna jalan dan kepada para warga yang hendak masuk ke salah satu pasar tradisonal terbesar di Kota Solo tersebut.
Setelah kirab selesai, para pedagang kembali ke kompleks pasar untuk berjualan. Lagi-lagi para pedagang tersebut kembali menunjukkan tingkah unik, mereka kembali ke lapak meraka dengan menari-nari kecil di lorong-lorong pasar.
Hal tersebut semakin menarik perhatian para pembeli yang ada di dalam pasar. Mereka tampak terheran-heran dengan tingkah laku yang dilakukan oleh para pedagang pasar tersebut.
Bahkan banyak di antara pembeli yang tertawa melihat para pedagang mengenakan kostum batik dengan motif aneh-aneh tersebut.
Salah seorang pedagang, Daliem, mengatakan ia bersama temannya memang sengaja mengenakan pakaian batik tersebut untuk memperingati hari batik dunia.
Menurutnya dengan mengenakan batik iniovasi terbaru tersebut pihaknya mengaku ikut melestarikan kain batik dunia.
“Dengan menggunakan baju ini, kita ikut melestarikan kain batik. Selain itu Solo kan ibu kota batik dunia, jadi harus ada inovasi baru setiap harinya,” ucapnya.
Pedagang lain, Rajiyem, mengaku bangga menganakan pakaian batik tersebut. menurutnya ia tidak merasa kaku ataupun canggung saat melayani pembeli. akan tetapi ia mengaku enjoy karena kain batik yang ia kenakan.
“Pastinya banyak yang tanya kenapa kok memakai pakaian batik, akan tetapi justru ini kesempatan bagi kami untuk menjelaskan kepada mereka tentang hari batik dunia,” katanya.
Sementara itu salah seorang pembeli, Sutinah, berharap pemakaian kain batik bagi para pedagang tersebut tidak hanya dilakukan pada hari peringatannya saja. Melainkan dikenakan oleh pedagang setiap hari agar kesan batik di Kota Solo semakin kental dan semakin bagus.
(lns)