46 warga Toraja mengidap HIV-AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara diperkirakan terindikasi menderita HIV/AIDS.
Berdasarkan data Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulawesi Selatan, hingga tahun 2012, jumlah penderita yang terindikasi mengidap HIV-AIDS mencapi 4.961 orang. Dari ribuan orang yang terindikasi HIV-AIDS di Sulsel tersebut, 46 orang diantaranya merupakan warga Toraja.
“Ada 37 orang warga di Tana Toraja dan 9 orang di Toraja Utara yang terindikasi mengidap HIV-AIDS hingga tahun 2012. Jumlah tersebut menjadikan Toraja masuk sepuluh besar kabupaten/kota di sulsel yang warganya terbanyak terindikasi menderita HIV-AIDS,” ujar Kepala Sub Bagian TU dan Penggalangan Potensi Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulawesi Selatan, dr Ampera, Selasa(24/9).
Dia menyatakan, salah satu penyebab masuknya penyakit terlarang tersebut di Toraja tidak terlepas dari maraknya peredaran narkotika dan obat-obat terlarang di daerah tersebut.
Berdasarkan data Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulsel, jumlah kasus narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) di Toraja tahun 2012 sebanyak dua bandar narkotika dan 10 pemakai narkoba berhasil ditangkap.
Penularan HIV-AIDS juga melalui jarum suntik sebagai alat mengkomsumsi narkotika dan zat adiktif lainnya digunakan secara bergantian serta pergaulan yang mengarah pada seks bebas.
Menurutnya, HIV-AIDS bisa menular pada siapa saja tidak terkecuali bagi pelajar. Kalangan pelajar sangat rentan dengan virus berbahaya itu akibat pergaulan bebas yang dilakukannya. Jika pelajar tidak berhati-hati, maka mereka bisa menjadi pengguna narkoba.
Selain itu, para bandar dan pengedar narkotika mencari korban di kalangan pelajar. Untuk mencegah penularan, Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulsel bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota dan sekolah terus melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang bahaya Napza dan HIV/AIDS kepada masyarakat umum dan pelajar.
“Tugas utama bagi pelajar adalah belajar. Jangan pernah coba-coba mengkomsumsi narkotika jenis apapun karena itu akan membuat ketagihan,” jelas Ampera saat memaparkan bahaya napza dan HIV-AIDS dihadapan ratusan siswa SMP-SMA se Tana Toraja yang menjadi peserta sosialisasi.
Anggota DPRD Provinsi Sulsel, Paulus Tandiongan sebagai nara sumber dalam sosialisasi itu menyatakan sebagai anggota badan anggaran di DPRD Sulsel, dirinya siap memperjuangkan anggaran untuk mendukung kegiatan sosialisasi bahaya napza dan HIV-AIDS baik di tingkat pelajar maupun masyarakat umum.
“Semua berharap, sosialisasi bahaya napza dan HIV-AIDS yang gencar dilaksanakan membuahkan hasil agar kalangan pelajar dan masyarakat sadar akan bahaya HIV-AIDS,” ujar anggota Fraksi Sulsel Bersatu DPRD Provinsi Sulsel yang juga calon legislatif DPRD Provinsi Sulsel dapil Toraja dari Partai Hanura.
Berdasarkan data Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulawesi Selatan, hingga tahun 2012, jumlah penderita yang terindikasi mengidap HIV-AIDS mencapi 4.961 orang. Dari ribuan orang yang terindikasi HIV-AIDS di Sulsel tersebut, 46 orang diantaranya merupakan warga Toraja.
“Ada 37 orang warga di Tana Toraja dan 9 orang di Toraja Utara yang terindikasi mengidap HIV-AIDS hingga tahun 2012. Jumlah tersebut menjadikan Toraja masuk sepuluh besar kabupaten/kota di sulsel yang warganya terbanyak terindikasi menderita HIV-AIDS,” ujar Kepala Sub Bagian TU dan Penggalangan Potensi Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulawesi Selatan, dr Ampera, Selasa(24/9).
Dia menyatakan, salah satu penyebab masuknya penyakit terlarang tersebut di Toraja tidak terlepas dari maraknya peredaran narkotika dan obat-obat terlarang di daerah tersebut.
Berdasarkan data Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulsel, jumlah kasus narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) di Toraja tahun 2012 sebanyak dua bandar narkotika dan 10 pemakai narkoba berhasil ditangkap.
Penularan HIV-AIDS juga melalui jarum suntik sebagai alat mengkomsumsi narkotika dan zat adiktif lainnya digunakan secara bergantian serta pergaulan yang mengarah pada seks bebas.
Menurutnya, HIV-AIDS bisa menular pada siapa saja tidak terkecuali bagi pelajar. Kalangan pelajar sangat rentan dengan virus berbahaya itu akibat pergaulan bebas yang dilakukannya. Jika pelajar tidak berhati-hati, maka mereka bisa menjadi pengguna narkoba.
Selain itu, para bandar dan pengedar narkotika mencari korban di kalangan pelajar. Untuk mencegah penularan, Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Provinsi Sulsel bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota dan sekolah terus melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang bahaya Napza dan HIV/AIDS kepada masyarakat umum dan pelajar.
“Tugas utama bagi pelajar adalah belajar. Jangan pernah coba-coba mengkomsumsi narkotika jenis apapun karena itu akan membuat ketagihan,” jelas Ampera saat memaparkan bahaya napza dan HIV-AIDS dihadapan ratusan siswa SMP-SMA se Tana Toraja yang menjadi peserta sosialisasi.
Anggota DPRD Provinsi Sulsel, Paulus Tandiongan sebagai nara sumber dalam sosialisasi itu menyatakan sebagai anggota badan anggaran di DPRD Sulsel, dirinya siap memperjuangkan anggaran untuk mendukung kegiatan sosialisasi bahaya napza dan HIV-AIDS baik di tingkat pelajar maupun masyarakat umum.
“Semua berharap, sosialisasi bahaya napza dan HIV-AIDS yang gencar dilaksanakan membuahkan hasil agar kalangan pelajar dan masyarakat sadar akan bahaya HIV-AIDS,” ujar anggota Fraksi Sulsel Bersatu DPRD Provinsi Sulsel yang juga calon legislatif DPRD Provinsi Sulsel dapil Toraja dari Partai Hanura.
(rsa)