3 Pasar tradisional siap tampung ratusan PKL
A
A
A
Sindonews.com - Relokasi pedagang kaki lima (PKL) ke Pasar Elpabes, Pasar Gilingan dan Pasar Ayu membidik ratusan pedagang yang biasa mangkal di Jalan S Parman dan Jalan Sabang, Solo, Jawa Tengah.
Relokasi akan dimulai Oktober mendatang secara bertahap.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo mengatakan, sosialisasi sudah dilakukan kepada PKL, beberapa waktu lalu. Di Jalan S Parman tercatat 210 PKL sedangkan di Jalan Sabang sebanyak 240 PKL.
“Para PKL masih bebas berjualan di dua ruas jalan itu, sambil menunggu Pasar Elpabes dan Pasar Gilingan selesai dikerjakan. Seluruh PKL dijamin punya tempat relokasi, jadi jangan khawatir,” terang dia, Jumat (20/9/2013) .
Para PKL di dua ruas jalan itu dianggap mengganggu aksesibilitas kendaraan di jalur lalu lintas ramai, yakni kawasan Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi.
Jenis jualan diantaranya perkakas rumah tangga, telepon seluler, alat olahraga dan pakaian bekas. Sebelumnya, sejumlah PKL di Jalan S Parman kabur dari Pasar Ayu untuk kembali berjualan di tepi jalan raya karena mengeluh sepi.
Dikatakan Subagiyo, relokasi mulai Oktober mendatang akan meminta komitmen PKL agar meramaikan pasar tradisional tersebut. Ke depan, relokasi ke pasar tradisional juga mengklasifikasikan jenis jualan guna menyiasati sepi pembeli.
“Yang paling memungkinkan (relokasi) untuk saat ini adalah Pasar Ayu. Sedangkan Pasar Gilingan dan Pasar Elpabes kemungkinan 2014 mendatang, mengingat saat ini masih dalam proses pembangunan. Pasar Gilingan difokuskan jualan alat elektronik dan alat olahraga. Sedangkan Pasar Gilingan menyesuaikan jenis jualan PKL di area tersebut,” jelasnya.
Subagiyo mengatakan, pengguna kios dan los di pasar tradisional tersebut tak dipungut biaya selain retribusi reguler. DPP meminta kesediaan paguyuban PKL di ruas jalan tersebut untuk mengamankan data keanggotaan.
Relokasi akan dimulai Oktober mendatang secara bertahap.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo mengatakan, sosialisasi sudah dilakukan kepada PKL, beberapa waktu lalu. Di Jalan S Parman tercatat 210 PKL sedangkan di Jalan Sabang sebanyak 240 PKL.
“Para PKL masih bebas berjualan di dua ruas jalan itu, sambil menunggu Pasar Elpabes dan Pasar Gilingan selesai dikerjakan. Seluruh PKL dijamin punya tempat relokasi, jadi jangan khawatir,” terang dia, Jumat (20/9/2013) .
Para PKL di dua ruas jalan itu dianggap mengganggu aksesibilitas kendaraan di jalur lalu lintas ramai, yakni kawasan Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi.
Jenis jualan diantaranya perkakas rumah tangga, telepon seluler, alat olahraga dan pakaian bekas. Sebelumnya, sejumlah PKL di Jalan S Parman kabur dari Pasar Ayu untuk kembali berjualan di tepi jalan raya karena mengeluh sepi.
Dikatakan Subagiyo, relokasi mulai Oktober mendatang akan meminta komitmen PKL agar meramaikan pasar tradisional tersebut. Ke depan, relokasi ke pasar tradisional juga mengklasifikasikan jenis jualan guna menyiasati sepi pembeli.
“Yang paling memungkinkan (relokasi) untuk saat ini adalah Pasar Ayu. Sedangkan Pasar Gilingan dan Pasar Elpabes kemungkinan 2014 mendatang, mengingat saat ini masih dalam proses pembangunan. Pasar Gilingan difokuskan jualan alat elektronik dan alat olahraga. Sedangkan Pasar Gilingan menyesuaikan jenis jualan PKL di area tersebut,” jelasnya.
Subagiyo mengatakan, pengguna kios dan los di pasar tradisional tersebut tak dipungut biaya selain retribusi reguler. DPP meminta kesediaan paguyuban PKL di ruas jalan tersebut untuk mengamankan data keanggotaan.
(lns)