Hari jadi Pasuruan, Cunggrang diarak
A
A
A
Sindonews.com - Menandai peringatan hari jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.084, replika prasasti Cunggrang diarak dari Dusun Sukci Desa Bulusari Kecamatan Gempol menuju pendopo Kabupaten Pasuruan.
Prasasti Cunggrang yang dibuat Mpu Sendok pada 18 September 929 M ini menjadi pertanda hari kelahiran Kabupaten Pasuruan.
Tidak seperti tahun sebelumnya, kirab prasasti Cunggrang yang diarak sejak 30 KM ini dilakukan pada malam hari. Prasasti yang disimbolkan sebagai tanda terima kasih Mpu Sendok kepada masyarakat yang merawat pertapaan, dan merawat pancuran air di Pawitra (Gunung Penanggungan) ini dibawa menuju Pendopo Kabupaten Pasuruan.
Dengan menggunakan lampu penerangan obor, arak-arakan prasasti diawali barisan kepala desa di Kecamatan Gempol. Selanjutnya replika prasasti diterima Sekretaris Kabupaten Pasuruan, Agus Sutiadji untuk diserahkan ke Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Para petinggi Pemkab Pasuruan ini mengenakan busana yang mengisyaratkan perpaduan bermacam unsur budaya dan kesukuan. Blangkon sebagai simbol kerajaan Mataram, kain putih yang menyimbolkan kesucian dan baju gamis dengan ukurannya yang panjang juga sebagai simbol unsur pendalungan dan masyarakat santri.
"Peringatan hari jadi ini untuk memahami dan menunjukkan betapa tinggi budaya dan peradaban yang berlangsung di Kabupaten Pasuruan sejak jaman Mpu Sendok, Raja Airlangga hingga Untung Suropati. Ini sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur dan penghargaan terhadap kearifan lokal," kata Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, Kamis (19/9/2013).
Menurut Bupati Irsyad, peringatan hari jadi menjadi momentum untuk mengevaluasi dan instrospeksi Pemkab Pasuruan terhadap apa yang telah dilakukan kepada masyarakatnya. Sehingga pada masa mendatang dapat semakin ditingkatkan khususnya dalam hal pelayanan masyarakat.
"Saat ini adalah momentum yang tepat untuk mengapresiasikan jati diri Pemkab Pasuruan untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat. Hari jadi ini menjadi energi baru dan semangat baru untuk menjadikan Kabupaten Pasuruan lebih maju lagi," tandas Gus Irsyad, panggilannya.
Prasasti Cunggrang yang dibuat Mpu Sendok pada 18 September 929 M ini menjadi pertanda hari kelahiran Kabupaten Pasuruan.
Tidak seperti tahun sebelumnya, kirab prasasti Cunggrang yang diarak sejak 30 KM ini dilakukan pada malam hari. Prasasti yang disimbolkan sebagai tanda terima kasih Mpu Sendok kepada masyarakat yang merawat pertapaan, dan merawat pancuran air di Pawitra (Gunung Penanggungan) ini dibawa menuju Pendopo Kabupaten Pasuruan.
Dengan menggunakan lampu penerangan obor, arak-arakan prasasti diawali barisan kepala desa di Kecamatan Gempol. Selanjutnya replika prasasti diterima Sekretaris Kabupaten Pasuruan, Agus Sutiadji untuk diserahkan ke Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Para petinggi Pemkab Pasuruan ini mengenakan busana yang mengisyaratkan perpaduan bermacam unsur budaya dan kesukuan. Blangkon sebagai simbol kerajaan Mataram, kain putih yang menyimbolkan kesucian dan baju gamis dengan ukurannya yang panjang juga sebagai simbol unsur pendalungan dan masyarakat santri.
"Peringatan hari jadi ini untuk memahami dan menunjukkan betapa tinggi budaya dan peradaban yang berlangsung di Kabupaten Pasuruan sejak jaman Mpu Sendok, Raja Airlangga hingga Untung Suropati. Ini sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur dan penghargaan terhadap kearifan lokal," kata Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, Kamis (19/9/2013).
Menurut Bupati Irsyad, peringatan hari jadi menjadi momentum untuk mengevaluasi dan instrospeksi Pemkab Pasuruan terhadap apa yang telah dilakukan kepada masyarakatnya. Sehingga pada masa mendatang dapat semakin ditingkatkan khususnya dalam hal pelayanan masyarakat.
"Saat ini adalah momentum yang tepat untuk mengapresiasikan jati diri Pemkab Pasuruan untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat. Hari jadi ini menjadi energi baru dan semangat baru untuk menjadikan Kabupaten Pasuruan lebih maju lagi," tandas Gus Irsyad, panggilannya.
(lns)