Pejabat PDAM nyaris parang stafnya
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pegawai dan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wae Manurungnge digegerkan dengan adanya peristiwa seorang oknum pejabat Kepala Bagian (Kabag) Teknis, Hasbullah, yang nyaris memarang stafnya, Andi Marjuni.
Kejadian tersebut berlangsung di halaman Kantor PDAM, Jalan Gunung Jayawijaya, Kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang, Senin, (16/9/2013) pagi.
Peristiwa itu mengakibatkan aktivitas perkantoran terhenti. Sementara hingga aparat Polres Bone yang menerima laporan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Menurut saksi mata Na, kejadian tersebut terjadi usai apel pagi diggelar. Belum diketahui apa alasan oknum PDAM tersebut nyaris memarangi stafnya. Namun, katanya, diduga insiden tersebut berkaitan dengan masalah kasus PDAM di Kejaksaan Negeri Watampone.
"Ada dua kubu di PDAM ini dan terkait Direktur PDAM yang dilaporkan dugaan Korupsi oleh pihak LSM," katanya.
Korban Andi Marjuni yang tidak menerima diperlakukan oleh pejabat atasannya itu pun langsung melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Bone dengan kasus pengancaman.
"Selain dia bawa parang dia juga kata-katai saya di depan orang dan ada saksi yang melihatnya," ujar Andi Marjuni yang beralamatkan Jalan Nias Kelurahan Jeppe Kecamatan Tanete Riattang Barat.
Sementara itu, Hasbullah yang disambangi sejumlah wartawan membantah jika dia bawang parang dan hanya besi yang dibawanya. Iapun mengaku siap memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
"Ini persoalan internal, saya tidak bisa jelaskan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Bone, Rahman Azis, yang melakukan jumpa pers kepada Wartawan mengatakan jika masalah ini lantaran Andi Marjuni ditegur Hasbullah karena disuruh kerja.
Selain itu, Rahman Azis juga menilai kalau masalah ini juga karena ada campur tangan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempengaruhi pegawai PDAM atas dugaan korupsi yang dilakukannya seperti Perjalanan Dinas fiktif dan Laporan LSM di Kejaksaan.
"Kita tunggu saja proses hukum di Polres Bone karena masalah ini sudah ditanganinya, apalagi dugaan saya dibilangin korupsi itu tidak benar karena setiap tahun diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) " jelas Rahman.
Kejadian tersebut berlangsung di halaman Kantor PDAM, Jalan Gunung Jayawijaya, Kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang, Senin, (16/9/2013) pagi.
Peristiwa itu mengakibatkan aktivitas perkantoran terhenti. Sementara hingga aparat Polres Bone yang menerima laporan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Menurut saksi mata Na, kejadian tersebut terjadi usai apel pagi diggelar. Belum diketahui apa alasan oknum PDAM tersebut nyaris memarangi stafnya. Namun, katanya, diduga insiden tersebut berkaitan dengan masalah kasus PDAM di Kejaksaan Negeri Watampone.
"Ada dua kubu di PDAM ini dan terkait Direktur PDAM yang dilaporkan dugaan Korupsi oleh pihak LSM," katanya.
Korban Andi Marjuni yang tidak menerima diperlakukan oleh pejabat atasannya itu pun langsung melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Bone dengan kasus pengancaman.
"Selain dia bawa parang dia juga kata-katai saya di depan orang dan ada saksi yang melihatnya," ujar Andi Marjuni yang beralamatkan Jalan Nias Kelurahan Jeppe Kecamatan Tanete Riattang Barat.
Sementara itu, Hasbullah yang disambangi sejumlah wartawan membantah jika dia bawang parang dan hanya besi yang dibawanya. Iapun mengaku siap memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
"Ini persoalan internal, saya tidak bisa jelaskan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Bone, Rahman Azis, yang melakukan jumpa pers kepada Wartawan mengatakan jika masalah ini lantaran Andi Marjuni ditegur Hasbullah karena disuruh kerja.
Selain itu, Rahman Azis juga menilai kalau masalah ini juga karena ada campur tangan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempengaruhi pegawai PDAM atas dugaan korupsi yang dilakukannya seperti Perjalanan Dinas fiktif dan Laporan LSM di Kejaksaan.
"Kita tunggu saja proses hukum di Polres Bone karena masalah ini sudah ditanganinya, apalagi dugaan saya dibilangin korupsi itu tidak benar karena setiap tahun diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) " jelas Rahman.
(rsa)