Amikom berharap wakili Indonesia di Apicta 2013
A
A
A
Sindonews.com - Setelah menjadi juara satu pada Indonesia ICT Award (Inaicta) untuk kategori E-Inclution and ICT Social Enterpreneurship, STMIK Amikom Yogyakarta berharap bisa maju ke Asia Pasific Information and Communication Technology Alliance (Apicta) Award.
"Kami berharap sekali Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bisa menunjuk kami sebagai wakil Indonesia berlaga di Apicta 2013. Karena memang prosedurnya kami tidak bisa mendaftar sendiri tapi ditunjuk. Tentu jadi sebuah kebanggaan bagi kami kalau bisa ikut," ujar Penanggung Jawab Lomba Nasional dan Internasional Amikom Heri Sismoro Senin (16/9/2013).
Heri menuturkan, jika nantinya Amikom terpilih, pihaknya akan kembali mengirimkan produk aplikasi pendidikan bagi anak autis dengan nama Ahada yang menang di Inaicta 2013.
Saat ini, ia sendiri tengah mendorong tim Ahada yakni Donni Prabowo, Afif Bimantara dan Bram Pratowo untuk mempersiapkan diri.
"Mereka tentu perlu melakukan persiapan fisik maupun mental terlepas dari hasil keputusan Kemenkominfo nantinya. Saya yakin produk para mahasiswa kami ini bisa bersaing secara global," imbuhnya.
Sementara itu, Donni Prabowo menuturkan, untuk menghadapi Apicta, mereka tidak akan mengubah apapun dari produk Ahada. Persiapan lebih pada diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan waktu yang juga sangat berdekatan karena Inaicta sendiri baru selesai pada awal September 2013 lalu.
"Kami sudah tidak akan melakukan perbaikan untuk Ahada. Perubahan dan penyempurnaan yang sudah kami lakukan sebelum Inaicta rasanya sudah cukup. Saat ini waktunya kami istirahat sekalian menyiapkan diri jika ditunjuk," ujar mahasiswa Magister Sistem Informasi ini.
Diungkapkan Donni, Ahada sendiri telah disempurnakan usai memenangkan Imagine Cup 2013 sebagai persiapan mengikuti Inaicta 2013. Diungkapkannya, Ahada melalui perubahan total baik pada sistem sensor, tampilan, jenis permainan hingga intervest algaritma. Masukan yang mereka dapatkan dari psikolog anak saat berkonsultasi pun sebisa mungkin terakomodir.
"Sekarang, aplikasi terapi bagi anak autis buatan kami ini sudah bisa dimainkan oleh dua orang secara bersamaan. Tampilan langsungnya pun sudah ada dan sensor kami buat lebih sensitif. Analisis hasil tes tiap anak secara periodik yang jadi keunggulan produk kami inipun sudah lebih detail," imbuhnya.
"Kami berharap sekali Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bisa menunjuk kami sebagai wakil Indonesia berlaga di Apicta 2013. Karena memang prosedurnya kami tidak bisa mendaftar sendiri tapi ditunjuk. Tentu jadi sebuah kebanggaan bagi kami kalau bisa ikut," ujar Penanggung Jawab Lomba Nasional dan Internasional Amikom Heri Sismoro Senin (16/9/2013).
Heri menuturkan, jika nantinya Amikom terpilih, pihaknya akan kembali mengirimkan produk aplikasi pendidikan bagi anak autis dengan nama Ahada yang menang di Inaicta 2013.
Saat ini, ia sendiri tengah mendorong tim Ahada yakni Donni Prabowo, Afif Bimantara dan Bram Pratowo untuk mempersiapkan diri.
"Mereka tentu perlu melakukan persiapan fisik maupun mental terlepas dari hasil keputusan Kemenkominfo nantinya. Saya yakin produk para mahasiswa kami ini bisa bersaing secara global," imbuhnya.
Sementara itu, Donni Prabowo menuturkan, untuk menghadapi Apicta, mereka tidak akan mengubah apapun dari produk Ahada. Persiapan lebih pada diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan waktu yang juga sangat berdekatan karena Inaicta sendiri baru selesai pada awal September 2013 lalu.
"Kami sudah tidak akan melakukan perbaikan untuk Ahada. Perubahan dan penyempurnaan yang sudah kami lakukan sebelum Inaicta rasanya sudah cukup. Saat ini waktunya kami istirahat sekalian menyiapkan diri jika ditunjuk," ujar mahasiswa Magister Sistem Informasi ini.
Diungkapkan Donni, Ahada sendiri telah disempurnakan usai memenangkan Imagine Cup 2013 sebagai persiapan mengikuti Inaicta 2013. Diungkapkannya, Ahada melalui perubahan total baik pada sistem sensor, tampilan, jenis permainan hingga intervest algaritma. Masukan yang mereka dapatkan dari psikolog anak saat berkonsultasi pun sebisa mungkin terakomodir.
"Sekarang, aplikasi terapi bagi anak autis buatan kami ini sudah bisa dimainkan oleh dua orang secara bersamaan. Tampilan langsungnya pun sudah ada dan sensor kami buat lebih sensitif. Analisis hasil tes tiap anak secara periodik yang jadi keunggulan produk kami inipun sudah lebih detail," imbuhnya.
(lns)