IKAPPI: Pasar Induk Cianjur sengaja dibakar!
A
A
A
Sindonews.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Pusat menduga, kebakaran Pasar Induk Cianjur, yang mengakibatkan ribuan kios terbakar, diindikasikan adanya kesengajaan. Hal tersebut disimpulkan sementara setalah melakukan audiensi dengan para pedagang Pasar Induk Cianjur.
Sehingga, pihak IKAPPI akan membetuk Tim investigasi independen yang akan melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Bukannya kami tidak mempercayai tim Puslabfor Mabes Polri, namun dari kejadian kebakaran yang sering kami datangi dan melakukan pendampingan terhadap pedagang, belum pernah ada publikasi resmi penyebab kebakaran. Padahal, ini penting,” kata Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, saat mengunjungi lokasi kejadian, Jumat (30/8/2013).
Nantinya, kata Mansuri, Komnas HAM akan menelusuri kejadian tersebut lantaran diindikasikan adanya kesengajaan. Berarti, lanjut Mansuri, ada hak pedagang yang dirampas begitu saja, padahal, kerugian pedagang jika kehilangan kios dan barang dagangannya hingga ratusan juta rupiah.
“Ini tidak hanya terjadi di Cianjur, kejadian tahun ini ada lebih dari 100 pasar di seluruh Indonesia terbakar, lebih dari 80 persen adanya penyebab inidikasi kesengajaan dan selalu ada isu relokasi yang dihembuskan,” tuturnya.
Pihaknya menuturkan, kuatnya indikasi tersebut setelah melihat kejanggalan beberapa hal. Dari pengakuan sejumlah pedagang dan saksi mata, kata dia, sedikitnya ada lima titik api saat kebakaran berlangsung. Menurut pengakuan pedagang, lanjut Mansuri, sumber api pertama kali ada di toko buku Al-Hikmah.
“Di toko tersebut pedagang sudah sempat memadamkan api namun dari beberapa penjuru ternyata api juga sudah berkorbar. Bahkan, beberapa kios di lantai dasar sudah besar sehingga pedagang sudah tidak mampu memadamkan,” ucapnya.
Menurutnya, saat kebakaran, memang sedang gencar jika wacana pasar tersebut akan direvitalisasi atau relokasi pedagang, hal itulah yang memunculkan stigma bagi para pedagang jika kebakaran itu muncul karena adanya unsur kesengajaan.
“Kami ingin pedagang mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab. Mereka berhak untuk tahu agar dugaan adanya sabotase bisa dijawab. Selain itu, tim investigasi yang baru pertama kali ini kami bentuk juga akan melakukan tugasnya sesegera mungkin,” ucapnya.
Sehingga, pihak IKAPPI akan membetuk Tim investigasi independen yang akan melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Bukannya kami tidak mempercayai tim Puslabfor Mabes Polri, namun dari kejadian kebakaran yang sering kami datangi dan melakukan pendampingan terhadap pedagang, belum pernah ada publikasi resmi penyebab kebakaran. Padahal, ini penting,” kata Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, saat mengunjungi lokasi kejadian, Jumat (30/8/2013).
Nantinya, kata Mansuri, Komnas HAM akan menelusuri kejadian tersebut lantaran diindikasikan adanya kesengajaan. Berarti, lanjut Mansuri, ada hak pedagang yang dirampas begitu saja, padahal, kerugian pedagang jika kehilangan kios dan barang dagangannya hingga ratusan juta rupiah.
“Ini tidak hanya terjadi di Cianjur, kejadian tahun ini ada lebih dari 100 pasar di seluruh Indonesia terbakar, lebih dari 80 persen adanya penyebab inidikasi kesengajaan dan selalu ada isu relokasi yang dihembuskan,” tuturnya.
Pihaknya menuturkan, kuatnya indikasi tersebut setelah melihat kejanggalan beberapa hal. Dari pengakuan sejumlah pedagang dan saksi mata, kata dia, sedikitnya ada lima titik api saat kebakaran berlangsung. Menurut pengakuan pedagang, lanjut Mansuri, sumber api pertama kali ada di toko buku Al-Hikmah.
“Di toko tersebut pedagang sudah sempat memadamkan api namun dari beberapa penjuru ternyata api juga sudah berkorbar. Bahkan, beberapa kios di lantai dasar sudah besar sehingga pedagang sudah tidak mampu memadamkan,” ucapnya.
Menurutnya, saat kebakaran, memang sedang gencar jika wacana pasar tersebut akan direvitalisasi atau relokasi pedagang, hal itulah yang memunculkan stigma bagi para pedagang jika kebakaran itu muncul karena adanya unsur kesengajaan.
“Kami ingin pedagang mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab. Mereka berhak untuk tahu agar dugaan adanya sabotase bisa dijawab. Selain itu, tim investigasi yang baru pertama kali ini kami bentuk juga akan melakukan tugasnya sesegera mungkin,” ucapnya.
(rsa)