Dana pendirian TPS dinilai kecil & tak masuk akal
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah warga di Jawa Timur (Jatim) mulai mendirikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di lingkungan masing-masing, Rabu (28/7/2013) sore. Salah satunya adalah warga di Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Kota Jombang.
Pendirian TPS itupun bukan tanpa masalah, warga mengeluhkan minimnya biaya yang diberikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendirikan TPS yang hanya sebesar Rp200 ribu. Untuk menutupi kekurangannya, sebagian warga terpaksa harus menambahkan dengan iuran sendiri dan memotong honor PPS-nya.
"Uang Rp200 ribu mana cukup mas, padahal untuk pemilihan bupati pada bulan Juli lalu saja tiap TPS mendapat anggaran Rp400 ribu," jelas Ketua TPS 1 Kelurahan Kaliwungu, Sulistiyo.
Berdasarkan kalkulasinya bersama para warga, untuk menyewa tenda sebagai atap TPS saja dibutuhkan dana sekira Rp270 ribu. Sedangkan sound system juga membutuhkan dana yang taksedikit. Besarannya sekira Rp200 ribu.
"Untuk menutupi kekurangan biaya tersebut, sebagian warga terpaksa melakukan iuran sementara sebagian warga yang lain terpaksa memotong honor ketua dan anggota pps (panitia pemungutan suara)," sebut Sulistyo.
Meski sebenarnya keberatan, namun warga tak punya pilihan lain. Demi berlangsungnya pesta demokrasi, mereka rela iuran atau dipotong honornya untuk memenuhi biaya pendirian TPS.
"Belajar dari pelaksanaan pilgub ini, warga berharap agar dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tahun 2014 mendatang KPU memberikan uang pendirian TPS dengan jumlah yang realistis," harapnya.
Pendirian TPS itupun bukan tanpa masalah, warga mengeluhkan minimnya biaya yang diberikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendirikan TPS yang hanya sebesar Rp200 ribu. Untuk menutupi kekurangannya, sebagian warga terpaksa harus menambahkan dengan iuran sendiri dan memotong honor PPS-nya.
"Uang Rp200 ribu mana cukup mas, padahal untuk pemilihan bupati pada bulan Juli lalu saja tiap TPS mendapat anggaran Rp400 ribu," jelas Ketua TPS 1 Kelurahan Kaliwungu, Sulistiyo.
Berdasarkan kalkulasinya bersama para warga, untuk menyewa tenda sebagai atap TPS saja dibutuhkan dana sekira Rp270 ribu. Sedangkan sound system juga membutuhkan dana yang taksedikit. Besarannya sekira Rp200 ribu.
"Untuk menutupi kekurangan biaya tersebut, sebagian warga terpaksa melakukan iuran sementara sebagian warga yang lain terpaksa memotong honor ketua dan anggota pps (panitia pemungutan suara)," sebut Sulistyo.
Meski sebenarnya keberatan, namun warga tak punya pilihan lain. Demi berlangsungnya pesta demokrasi, mereka rela iuran atau dipotong honornya untuk memenuhi biaya pendirian TPS.
"Belajar dari pelaksanaan pilgub ini, warga berharap agar dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tahun 2014 mendatang KPU memberikan uang pendirian TPS dengan jumlah yang realistis," harapnya.
(rsa)