5 rumah mewah di Kedawung Regency dibobol maling
A
A
A
Sindonews.com - Dalam satu waktu, lima rumah mewah di kawasan pemukiman elit Kedawung Regency, Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, menjadi sasaran kawanan pencuri yang diduga spesialis pencongkelan rumah.
Dari lima rumah yang diincar, tiga diantaranya telah dimasuki dan dijarah. Sedangkan dua lainnya belum sempat kehilangan apapun, karena batal dimasuki. Kejadian yang berlangsung sekira pukul 03.45 WIB, itu sempat terekam CCTV yang dipasang di sejumlah sudut pemukiman bermodel cluster tersebut.
Ketiga rumah yang menjadi sasaran pencuri dan mengalami kehilangan masing-masing milik Deden (37), warga Blok E7, Iyan (27), warga Blok D4, dan Tati (62), warga Blok D1. Sedangkan rumah yang baru sempat dicongkel tanpa dimasuki pencuri, milik Yogi (35), warga Blok D8 dan Syukur (40), warga Blok D2.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, pencurian dilakukan saat para penghuni rumah sedang tertidur. Meski berhasil memasuki rumah, mereka tidak sampai melakukan kekerasan terhadap para pemiliknya. Mereka juga tak mengambil barang-barang seperti mobil maupun motor.
Salah satu korban, Iyan (27) mengaku, baru mengetahui rumahnya disatroni maling saat sang istri Ade (27), mendapati dompet serta tasnya tergeletak di teras rumah sekitar pukul 05.30 WIB. Saat diperiksa, isinya berupa uang sekitar sekitar Rp 400 ribu sudah raib.
Belakangan, dia baru menyadari daun jendela depan rumahnya telah terbuka dan tampak bekas congkelan. Salah satu kursi di teras rumahnya pun dalam keadaan terbalik dan tirai jendelanya berantakan.
“Ketika saya cek, uang dalam dompet serta charger handphone sudah hilang. Dompet sebelumnya tergeletak di meja depan televisi. Beruntung maling tidak sampai masuk kamar atau mencuri mobil yang diparkir di halaman depan,” beber Ade, saat ditemui, Rabu (28/8/2013).
Pelaku diduga masuk ke komplek pemukiman itu dengan memanjat dinding pagar pembatas antara Kedawung Regency dengan kawasan perumahan lain yang bersebelahan, setinggi sekitar dua meter.
Usai menjalankan aksinya, pencuri yang diduga berjumlah dua orang sebagaimana yang terekam CCTV, langsung melarikan diri ke dinding pembatas lain yang berada di samping komplek perumahan dan menghilang di tengah persawahan.
Ade menduga, para pelaku sudah mengamati rumah incaran sebelum beraksi mengingat yang disatroni merupakan rumah-rumah tanpa teralis besi. Sementara itu, korban lainnya Deden (37), mengaku tak mengetahui maling telah menyatroni rumahnya sebelum menyadari laptop miliknya sudah tak berada di meja.
“Sekitar pukul 03.49 WIB saya sempat bangun dan tidak menemukan laptop. Padahal, saya sudah kunci semua pintu dan jendela, pagar komplek perumahan juga sudah dikunci. Saya langsung lapor satpam di pos ketika tahu laptop hilang,” ungkap Ade yang mengaku kehilangan sekitar Rp10 juta.
Diduga, saat Deden mengetahui kejadian itulah, pencuri hendak masuk ke rumah Yogi yang lokasinya berseberangan. Istri Yogi, Dika (28) mengatakan, baru mengetahui pemukimannya didatangi maling ketika sejumlah tetangga meributkannya.
“Saya baru sadar kalau rumah saya pun ternyata diincar setelah mengetahui daun jendela ada bekas congkelan. Tapi untung tak sampai masuk dan mencuri, kemungkinan mereka ketakutan setelah mendengar anak saya menangis subuh tadi,” cetusnya lega.
Korban lain yang kehilangan adalah Tati (62). Dia mengaku kehilangan uang tunai sekira Rp500 ribu. Sementara maling juga tak sempat masuk ke dalam rumah Syukur yang bersebelahan dengan Iyan.
Para korban sendiri mengaku, kejadian itu merupakan yang pertama kali dan sebelumnya tidak pernah menyangka akan mengalaminya. Apalagi, kawasan pemukiman mereka dilengkapi delapan CCTV maupun satpam.
Namun rupanya, dari delapan CCTV, dua di antaranya rusak. Belakangan pun diketahui, saat kejadian layar monitor yang terpasang di pos satpam tengah difungsikan sebagai televisi, bukannya kamera keamanan.
Hasil rekaman kejadian itu sendiri hanya menampakkan dua orang yang tengah melarikan diri dari salah satu rumah. Namun keduanya tidak dapat dikenali lebih jauh karena suasana gelap.
“Memang di sini ada CCTV dan satpam, tapi saat kejadian bukan saya yang berjaga. Satpam sendiri ada tiga orang dan berjaga giliran selama 12 jam,” tutur salah satu satpam Sadina, di tengah olah kejadian perkara petugas Polres Cirebon Kota.
Selanjutnya, kasus ini ditangani Polsek Kedawung.
Dari lima rumah yang diincar, tiga diantaranya telah dimasuki dan dijarah. Sedangkan dua lainnya belum sempat kehilangan apapun, karena batal dimasuki. Kejadian yang berlangsung sekira pukul 03.45 WIB, itu sempat terekam CCTV yang dipasang di sejumlah sudut pemukiman bermodel cluster tersebut.
Ketiga rumah yang menjadi sasaran pencuri dan mengalami kehilangan masing-masing milik Deden (37), warga Blok E7, Iyan (27), warga Blok D4, dan Tati (62), warga Blok D1. Sedangkan rumah yang baru sempat dicongkel tanpa dimasuki pencuri, milik Yogi (35), warga Blok D8 dan Syukur (40), warga Blok D2.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, pencurian dilakukan saat para penghuni rumah sedang tertidur. Meski berhasil memasuki rumah, mereka tidak sampai melakukan kekerasan terhadap para pemiliknya. Mereka juga tak mengambil barang-barang seperti mobil maupun motor.
Salah satu korban, Iyan (27) mengaku, baru mengetahui rumahnya disatroni maling saat sang istri Ade (27), mendapati dompet serta tasnya tergeletak di teras rumah sekitar pukul 05.30 WIB. Saat diperiksa, isinya berupa uang sekitar sekitar Rp 400 ribu sudah raib.
Belakangan, dia baru menyadari daun jendela depan rumahnya telah terbuka dan tampak bekas congkelan. Salah satu kursi di teras rumahnya pun dalam keadaan terbalik dan tirai jendelanya berantakan.
“Ketika saya cek, uang dalam dompet serta charger handphone sudah hilang. Dompet sebelumnya tergeletak di meja depan televisi. Beruntung maling tidak sampai masuk kamar atau mencuri mobil yang diparkir di halaman depan,” beber Ade, saat ditemui, Rabu (28/8/2013).
Pelaku diduga masuk ke komplek pemukiman itu dengan memanjat dinding pagar pembatas antara Kedawung Regency dengan kawasan perumahan lain yang bersebelahan, setinggi sekitar dua meter.
Usai menjalankan aksinya, pencuri yang diduga berjumlah dua orang sebagaimana yang terekam CCTV, langsung melarikan diri ke dinding pembatas lain yang berada di samping komplek perumahan dan menghilang di tengah persawahan.
Ade menduga, para pelaku sudah mengamati rumah incaran sebelum beraksi mengingat yang disatroni merupakan rumah-rumah tanpa teralis besi. Sementara itu, korban lainnya Deden (37), mengaku tak mengetahui maling telah menyatroni rumahnya sebelum menyadari laptop miliknya sudah tak berada di meja.
“Sekitar pukul 03.49 WIB saya sempat bangun dan tidak menemukan laptop. Padahal, saya sudah kunci semua pintu dan jendela, pagar komplek perumahan juga sudah dikunci. Saya langsung lapor satpam di pos ketika tahu laptop hilang,” ungkap Ade yang mengaku kehilangan sekitar Rp10 juta.
Diduga, saat Deden mengetahui kejadian itulah, pencuri hendak masuk ke rumah Yogi yang lokasinya berseberangan. Istri Yogi, Dika (28) mengatakan, baru mengetahui pemukimannya didatangi maling ketika sejumlah tetangga meributkannya.
“Saya baru sadar kalau rumah saya pun ternyata diincar setelah mengetahui daun jendela ada bekas congkelan. Tapi untung tak sampai masuk dan mencuri, kemungkinan mereka ketakutan setelah mendengar anak saya menangis subuh tadi,” cetusnya lega.
Korban lain yang kehilangan adalah Tati (62). Dia mengaku kehilangan uang tunai sekira Rp500 ribu. Sementara maling juga tak sempat masuk ke dalam rumah Syukur yang bersebelahan dengan Iyan.
Para korban sendiri mengaku, kejadian itu merupakan yang pertama kali dan sebelumnya tidak pernah menyangka akan mengalaminya. Apalagi, kawasan pemukiman mereka dilengkapi delapan CCTV maupun satpam.
Namun rupanya, dari delapan CCTV, dua di antaranya rusak. Belakangan pun diketahui, saat kejadian layar monitor yang terpasang di pos satpam tengah difungsikan sebagai televisi, bukannya kamera keamanan.
Hasil rekaman kejadian itu sendiri hanya menampakkan dua orang yang tengah melarikan diri dari salah satu rumah. Namun keduanya tidak dapat dikenali lebih jauh karena suasana gelap.
“Memang di sini ada CCTV dan satpam, tapi saat kejadian bukan saya yang berjaga. Satpam sendiri ada tiga orang dan berjaga giliran selama 12 jam,” tutur salah satu satpam Sadina, di tengah olah kejadian perkara petugas Polres Cirebon Kota.
Selanjutnya, kasus ini ditangani Polsek Kedawung.
(san)