Pernikahan Putra Gubernur Sulsel semarak prosesi adat
A
A
A
Sindonews.com - Pernikahan Putra Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Kemal Redindo Syahrul Putra dengan Putri Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, Rizka Mulfiati Putri, dipenuhi prosesi adat.
Hari ini sendiri, Dindo menjalani prosesi Mappasili yang diartikan sebagai prosesi penyucian diri. Mappasili sendiri dilakukan calon pengantin dengan cara dimandikan, dengan pengharapan calon pengantin sejak awal menjajaki pernikahan dalam keadaan bersih dan suci.
“Airnya dibawa langsung dari Bungung Barania di Kabupaten Gowa. Air ini yang biasa dijadikan air untuk penyucian diri bagi keluarga kerajaan Gowa atau para panglima perang kerajaan Gowa yang akan berperang,” ungkap Kadis Pariwisata Gowa, Jufri Rahman, Rabu (28/8/2013).
Nurhayati, ibu dari Syahrul terlihat sebagai orang pertama yang melakukan prosesi penyiraman. Disusul keluarga besar seperti Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo, Wakil Gubernur Agus Arifin Nu’mang, Ibu Mufidah Room, isteri Ketua DPRD Sulsel Muh Room serta kerabat lainnya.
Sebelum Mappasili, tadi malam Dindo sudah menjalani prosesi Abbarumbung (pengasapan). Dalam prosesi ini, calon pengantin dibaluri bedak dua rupa baik yang berasal dari bedak beras putih (bedda pica) maupun beras hitam (bedda bolong) yang dipadu dengan rempah-rempah.
“Ini supaya badan pengantin menjadi harum. Jadi sambil dibaluri bedak dicampur rempah, juga diasapi dengan air mendidih yang juga diberi akar-akar rempah,” jelas Kadis Tata Ruang Sulsel, Andi Bukti Jufri.
Andi Bukti menambahkan, jika pukul 19.00 Wita nanti, Dindo akan menjalani proses Mapaccing atau malam pacar. Dimana pengantin akan diberi doa-doa dan pengharapan oleh keluarga yang dianggap berhasil dalam hidup dan rumah tangganya.
Hari ini sendiri, Dindo menjalani prosesi Mappasili yang diartikan sebagai prosesi penyucian diri. Mappasili sendiri dilakukan calon pengantin dengan cara dimandikan, dengan pengharapan calon pengantin sejak awal menjajaki pernikahan dalam keadaan bersih dan suci.
“Airnya dibawa langsung dari Bungung Barania di Kabupaten Gowa. Air ini yang biasa dijadikan air untuk penyucian diri bagi keluarga kerajaan Gowa atau para panglima perang kerajaan Gowa yang akan berperang,” ungkap Kadis Pariwisata Gowa, Jufri Rahman, Rabu (28/8/2013).
Nurhayati, ibu dari Syahrul terlihat sebagai orang pertama yang melakukan prosesi penyiraman. Disusul keluarga besar seperti Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo, Wakil Gubernur Agus Arifin Nu’mang, Ibu Mufidah Room, isteri Ketua DPRD Sulsel Muh Room serta kerabat lainnya.
Sebelum Mappasili, tadi malam Dindo sudah menjalani prosesi Abbarumbung (pengasapan). Dalam prosesi ini, calon pengantin dibaluri bedak dua rupa baik yang berasal dari bedak beras putih (bedda pica) maupun beras hitam (bedda bolong) yang dipadu dengan rempah-rempah.
“Ini supaya badan pengantin menjadi harum. Jadi sambil dibaluri bedak dicampur rempah, juga diasapi dengan air mendidih yang juga diberi akar-akar rempah,” jelas Kadis Tata Ruang Sulsel, Andi Bukti Jufri.
Andi Bukti menambahkan, jika pukul 19.00 Wita nanti, Dindo akan menjalani proses Mapaccing atau malam pacar. Dimana pengantin akan diberi doa-doa dan pengharapan oleh keluarga yang dianggap berhasil dalam hidup dan rumah tangganya.
(rsa)