Gus Ipul tak risau elektabilitasnya turun
A
A
A
Sindonews.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tidak merisaukan tren penurunan tingkat keterpilihan (elektabilitas) pasangan Karsa (Soekarwo-Saifullah Yusuf).
Sebab meski menurun, menurutnya hasil jejak pendapat survei internal masih menempatkan pasangan Karsa pada posisi kemenangan di atas 50 persen.
"Tidak masalah itu (survei turun). Kami memiliki pengalaman panjang soal pemilihan. Kalaupun terjadi penurunan tidak signifikan. Alhamdulillah masih di atas 50 persen," ujar Gus Ipul dalam acara halal bihalal GP Ansor, di Kantor PCNU Tulungagung, Jumat (23/8/2013).
Sebelumnya hasil survei yang digelar lembaga independen Proximity pada pertengahan Juni 2013, elektabilitas Karsa mencapai 62,5 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Berkah (Khofifah-Herman) 17,7 persen, pasangan Bangsa (Bambang-Said) 5persen dan pasangan Eggi-Sihat sebesar 0 persen. Survei ini melibatkan sebanyak 1.200 responden.
Konfigurasi itu berubah usai digelarnya acara Debat Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang disiarkan secara langsung di stasiun televisi nasional. Pasangan Karsa menurun dan angka keterpilihan pasangan lain meningkat.
"Biasa dalam masa kampanye seperti ini elektabilitas naik turun, "cetus Gus Ipul.
Mantan menteri dalam kabinet reformasi itu menyatakan optimis bisa keluar sebagai juara. Ia merasa yakin bisa membawa warga Nahdliyin Jawa Timur untuk memilih Karsa.
Bagaimana dengan potensi terbelahnya suara warga Nahdliyin ? Hal itu mengingat sejumlah tokoh NU, baik siri (diam-diam) maupun terang-terangan merapat ke pasangan lain?. Gus Ipul mengatakan para kiai sudah sudah memberi rekomendasi kepada Soekarwo dan dirinya untuk kembali bersama melanjutkan pencalonan.
"Warga NU sudah terbiasa dengan perbedaan. Dan warga NU akan memilih siapa yang paling bisa membawa manfaat untuk umat dan masyarakat. Keputusan akhir berada di tangan warga NU dan masyarakat," jelasnya.
Dalam kesempatan itu Gus Ipul juga 'memamerkan' bagaimana pemerintahan Karsa memberikan program bantuan ke wilayah pondok pesantren se-Jawa Timur dengan nilai Rp1 Triliun.
Sebab meski menurun, menurutnya hasil jejak pendapat survei internal masih menempatkan pasangan Karsa pada posisi kemenangan di atas 50 persen.
"Tidak masalah itu (survei turun). Kami memiliki pengalaman panjang soal pemilihan. Kalaupun terjadi penurunan tidak signifikan. Alhamdulillah masih di atas 50 persen," ujar Gus Ipul dalam acara halal bihalal GP Ansor, di Kantor PCNU Tulungagung, Jumat (23/8/2013).
Sebelumnya hasil survei yang digelar lembaga independen Proximity pada pertengahan Juni 2013, elektabilitas Karsa mencapai 62,5 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Berkah (Khofifah-Herman) 17,7 persen, pasangan Bangsa (Bambang-Said) 5persen dan pasangan Eggi-Sihat sebesar 0 persen. Survei ini melibatkan sebanyak 1.200 responden.
Konfigurasi itu berubah usai digelarnya acara Debat Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang disiarkan secara langsung di stasiun televisi nasional. Pasangan Karsa menurun dan angka keterpilihan pasangan lain meningkat.
"Biasa dalam masa kampanye seperti ini elektabilitas naik turun, "cetus Gus Ipul.
Mantan menteri dalam kabinet reformasi itu menyatakan optimis bisa keluar sebagai juara. Ia merasa yakin bisa membawa warga Nahdliyin Jawa Timur untuk memilih Karsa.
Bagaimana dengan potensi terbelahnya suara warga Nahdliyin ? Hal itu mengingat sejumlah tokoh NU, baik siri (diam-diam) maupun terang-terangan merapat ke pasangan lain?. Gus Ipul mengatakan para kiai sudah sudah memberi rekomendasi kepada Soekarwo dan dirinya untuk kembali bersama melanjutkan pencalonan.
"Warga NU sudah terbiasa dengan perbedaan. Dan warga NU akan memilih siapa yang paling bisa membawa manfaat untuk umat dan masyarakat. Keputusan akhir berada di tangan warga NU dan masyarakat," jelasnya.
Dalam kesempatan itu Gus Ipul juga 'memamerkan' bagaimana pemerintahan Karsa memberikan program bantuan ke wilayah pondok pesantren se-Jawa Timur dengan nilai Rp1 Triliun.
(rsa)