Petasan saja meledak di Bali, KTT APEC batal digelar

Kamis, 22 Agustus 2013 - 09:38 WIB
Petasan saja meledak...
Petasan saja meledak di Bali, KTT APEC batal digelar
A A A
Sindonews.com - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menyatakan keamanan menjadi pertarungan bagi Bali Indonesia sebagai tuan rumah KTT APEC. Diibaratkan jika ada petasan meledak saja maka KTT APEC bisa batal digelar di Pulau Dewata.

Berbicara di hadapan kalangan industri pariwisata dan stakeholder lainnya saat launching sistem manajemen pengamanan terpadu di Hotel Westin Nusa Dua Bali, Pastika menekankan pentingnya masalah keamanan bagi suksesnya penyelenggaraan APEC.

"Jika petasan sebesar kepala saya meledak di sini, KTT APEC bisa tidak jadi digelar di sini (Bali)," seloroh Pastika di Nusa Dua, Rabu (21/8/2013).

Dia kembali mengingatkan, bahwa ancaman terorisme di Indonesia senantiasa nyata. Terbukti beberapa pekan terakhir Densus 88 menangkapi terduga teroris di Jakarta dan daerah lainnya.

"Jangan main-main, ancaman teroris ini jangan dianggap enteng itu terduga teroris yang ditangkapi bukan tidak mungkin sasaran tujuannya adalah ke Bali sebenarnya," tukas mantan Kapolda Bali ini.

Akan berbeda gaung dan dampaknya jika bom itu dibuat atau meledak di Kalimantan Tengah misalnya. "Jika sampai bom itu kembali meledak di Bali maka KTT APEC tidak jadi digelar di sini, jadi jangan dianggap enteng," katanya mengingatkan.

Untuk itu, dia mengajak semua masyarakat utamanya aparat kepolisian, TNI hingga kalangan pariwisata benar-benar meningkatkan kewaspadaan.

Pihak hotel diminta meningkatkan pengamanannya mengantisipasi aksi terorisme yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi.

Peringatan yang dia sampaikan bukan main-main selaku gubernur dan orang Bali, Pastika merasa berkepentingan menjaga keamanan dan keselamatan di Bali.

Kalangan hotel di Nusa Dua dan sekitarnya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT APEC yang akan dihadiri 21 kepala negara dan ribuan delegasi agar bekerja keras.

Petugas hotel harus tanggap dan bisa melakukan upaya cepat dan tepat ketika terjadi sesuatu di kamar hotel misalnya untuk evakusi atau penyelamatan.

Segala hal bisa saja terjadi dan menjadi ancaman serius terhadap keamanan. Dia mencontohkan bagaimana bom meledak di Hotel JW Marriot yang pelakunya berhasil masuk dengan menyamar sebagai tukang bunga dan tidak ada pegawai yang mengetahui dan menyadari ancaman tersebut.

"Jangan sampai terulang lagi kejadian JW Marriot, kasus-kasus seperti itu tolong diwaspadai betul," demikian Pastika.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)