Rangkul guru Madin & ibu-ibu, Karwo pamer keberhasilan
A
A
A
Sindonews.com - Calon Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim telah banyak memberi bantuan kepada para guru Madrasah Diniyah (Madin), termasuk menggelontorkan beasiswa untuk meraih gelar Strata Satu (S 1).
Karenanya jika terpilih kembali menjadi kepala daerah propinsi dalam Pemilihan Gubernur 29 Agustus mendatang, Soekarwo berjanji akan kembali mengulurkan bantuan bagi Madin.
"Mereka ini adalah pejuang-pejuang akhlak yang hebat. Sebagian besar para guru Madin ini tidak dibayar untuk mengabdi dan mendedikasikan dirinya. Bantuan untuk Madin tidak hanya untuk jenjang ula dan whusto, tapi tingkat ulya juga kami perhatikan," ujar Soekarwo dalam kampanye di Gedung Tri Dharma Kabupaten Tulungagung, Senin (19/8/2013).
Untuk para santri Madin yang mayoritas anak-anak warga nahdliyin, Soekarwo menyanjung sebagai aset bangsa yang perlu memperoleh perhatian serius. Menurutnya, keberadaan mereka akan menggantikan generasi tua.
"Komitmen Karsa akan memberikan harapan kepada kaum muda agar menjadi orang yang berguna, "jelasnya.
Sementara untuk kelompok perempuan, mantan Sekdaprov era Gubernur Imam Utomo itu mengatakan telah menyiapkan bantuan hibah melalui koperasi wanita (kopwan).
Hibah itu menurutnya penting, mengingat perempuan dan para ibu memiliki peranan besar membentuk kecerdasan generasi bangsa.
Dijelaskan kemiskinan yang mendera para ibu akan berpengaruh langsung pada asupan gizi, termasuk ASI yang diberikan kepada para bayi.
"Gizi yang bagus akan menciptakan generasi muda yang cerdas, " jelasnya.
Dalam kesempatan itu Soekarwo juga show of force program yang sudah dicapainya selama memimpin Jawa Timur. Diantaranya program bantuan untuk kelompok masyarakat jompo dan penyandang cacat.
"Saat ini ada 9.217 orang jompo dan penyandang cacat yang mendapat uang Rp150 ribu serta beras 20 kilogram setiap bulan, "pamernya.
Selain itu Soekarwo juga mengklaim selama kepemimpinanya angka kemiskinan di Jatim terus mengalami penurunan.
"Angka kemiskinan di Jawa Timur saat ini tersisa 493 ribu jiwa. Penurunan di Jawa Timur ini menyumbang sepertiga penurunan angka miskin secara nasional, "pungkasnya.
Seperti diketahui, kampanye yang dihibur grup musik Klanthing Surabaya itu dihadiri massa dari kelompok koperasi wanita (kopwan), Banser, mahasiswa, Lembaga Masyarakaat Desa Hutan (LMDH), Asosiasi Kepala Desa (AKD) serta Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI
Bagi-bagi uang untuk tukang becak
Sementara seiring dengan kampanye pasangan calon gubernur dan calon wakil gubenur Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa), puluhan tukang becak Kota Tulungagung memperoleh uang dari sejumlah orang yang diduga sebagai tim kampanye Karsa.
Setiap tukang becak mendapat uang sebesar Rp 20 ribu. "Ini dapat dari timnya Pakde Karwo. Lumayanlah untuk menambah uang belanja istri di rumah, " tutur Seni salah seorang tukang becak yang menerima.
Uang dalam amplop itu dibagikan kepada para tukang becak yang mengiringi Soekarwo dari hotel Narita menuju gedung Tri Dharma. Seni mengaku, meski menerima uang, dirinya tidak diarahkan untuk memilih pasangan Karsa pada Pilgub mendatang.
"Tidak ada arahan mencoblos. Hanya dikasih uang saja, " jelasnya.
Sementara salah seorang pembagi uang yang mengaku bernama Supriyono mengatakan dirinya hanya sebagai relawan Karsa. Bukan bagian tim kampanye. "Dan uang yang kami berikan itu upah mereka (tukang becak), " terangnya.
Menanggapi dugaan adanya money politik, Ketua Panwaslu Tulungagung Muhammad Fadiq mengaku masih akan mempelajari. "Apabila terbukti money politik akan dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004, dimana pasangan calon dilarang untuk menjanjikan atau memberi uang atau materi lain untuk mempengaruhi pemilih,"ujarnya.
Mengenai keterlibatan sejumlah kepala desa serta perangkat desa dalam kampanye Karsa, Fadiq secara tegas harusnya tidak boleh. Karenanya panwas akan memanggil pejabat pemkab yang menjadi atasa langsung untuk meminta penjelasan. "Sesuai aturan tidak boleh. Kalau terbukti melanggar kita akan merekomendasikan kepada pejabat terkait untuk menjatuhkan sanksi, "pungkasnya.
Sementara itu Jadwal Kampanye Cagub dan Cawagub Jatim Khofifah-Herman di Trenggalek digelar di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah, Desa Gondang Kecamatan Tugu.
Acara yang dihadiri ratusan anggota Muslimat NU tersebut dihadiri sejumlah tokoh NU setempat, politikus PKB lokal Trenggalek serta salah satu anggota fraksi PKB DPR-RI, Ibnu Multazam.
Hanya saja karena keterbatasan waktu Cagub Khofifah Indar Parawansa berhalangan hadir.
Karenanya jika terpilih kembali menjadi kepala daerah propinsi dalam Pemilihan Gubernur 29 Agustus mendatang, Soekarwo berjanji akan kembali mengulurkan bantuan bagi Madin.
"Mereka ini adalah pejuang-pejuang akhlak yang hebat. Sebagian besar para guru Madin ini tidak dibayar untuk mengabdi dan mendedikasikan dirinya. Bantuan untuk Madin tidak hanya untuk jenjang ula dan whusto, tapi tingkat ulya juga kami perhatikan," ujar Soekarwo dalam kampanye di Gedung Tri Dharma Kabupaten Tulungagung, Senin (19/8/2013).
Untuk para santri Madin yang mayoritas anak-anak warga nahdliyin, Soekarwo menyanjung sebagai aset bangsa yang perlu memperoleh perhatian serius. Menurutnya, keberadaan mereka akan menggantikan generasi tua.
"Komitmen Karsa akan memberikan harapan kepada kaum muda agar menjadi orang yang berguna, "jelasnya.
Sementara untuk kelompok perempuan, mantan Sekdaprov era Gubernur Imam Utomo itu mengatakan telah menyiapkan bantuan hibah melalui koperasi wanita (kopwan).
Hibah itu menurutnya penting, mengingat perempuan dan para ibu memiliki peranan besar membentuk kecerdasan generasi bangsa.
Dijelaskan kemiskinan yang mendera para ibu akan berpengaruh langsung pada asupan gizi, termasuk ASI yang diberikan kepada para bayi.
"Gizi yang bagus akan menciptakan generasi muda yang cerdas, " jelasnya.
Dalam kesempatan itu Soekarwo juga show of force program yang sudah dicapainya selama memimpin Jawa Timur. Diantaranya program bantuan untuk kelompok masyarakat jompo dan penyandang cacat.
"Saat ini ada 9.217 orang jompo dan penyandang cacat yang mendapat uang Rp150 ribu serta beras 20 kilogram setiap bulan, "pamernya.
Selain itu Soekarwo juga mengklaim selama kepemimpinanya angka kemiskinan di Jatim terus mengalami penurunan.
"Angka kemiskinan di Jawa Timur saat ini tersisa 493 ribu jiwa. Penurunan di Jawa Timur ini menyumbang sepertiga penurunan angka miskin secara nasional, "pungkasnya.
Seperti diketahui, kampanye yang dihibur grup musik Klanthing Surabaya itu dihadiri massa dari kelompok koperasi wanita (kopwan), Banser, mahasiswa, Lembaga Masyarakaat Desa Hutan (LMDH), Asosiasi Kepala Desa (AKD) serta Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI
Bagi-bagi uang untuk tukang becak
Sementara seiring dengan kampanye pasangan calon gubernur dan calon wakil gubenur Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa), puluhan tukang becak Kota Tulungagung memperoleh uang dari sejumlah orang yang diduga sebagai tim kampanye Karsa.
Setiap tukang becak mendapat uang sebesar Rp 20 ribu. "Ini dapat dari timnya Pakde Karwo. Lumayanlah untuk menambah uang belanja istri di rumah, " tutur Seni salah seorang tukang becak yang menerima.
Uang dalam amplop itu dibagikan kepada para tukang becak yang mengiringi Soekarwo dari hotel Narita menuju gedung Tri Dharma. Seni mengaku, meski menerima uang, dirinya tidak diarahkan untuk memilih pasangan Karsa pada Pilgub mendatang.
"Tidak ada arahan mencoblos. Hanya dikasih uang saja, " jelasnya.
Sementara salah seorang pembagi uang yang mengaku bernama Supriyono mengatakan dirinya hanya sebagai relawan Karsa. Bukan bagian tim kampanye. "Dan uang yang kami berikan itu upah mereka (tukang becak), " terangnya.
Menanggapi dugaan adanya money politik, Ketua Panwaslu Tulungagung Muhammad Fadiq mengaku masih akan mempelajari. "Apabila terbukti money politik akan dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004, dimana pasangan calon dilarang untuk menjanjikan atau memberi uang atau materi lain untuk mempengaruhi pemilih,"ujarnya.
Mengenai keterlibatan sejumlah kepala desa serta perangkat desa dalam kampanye Karsa, Fadiq secara tegas harusnya tidak boleh. Karenanya panwas akan memanggil pejabat pemkab yang menjadi atasa langsung untuk meminta penjelasan. "Sesuai aturan tidak boleh. Kalau terbukti melanggar kita akan merekomendasikan kepada pejabat terkait untuk menjatuhkan sanksi, "pungkasnya.
Sementara itu Jadwal Kampanye Cagub dan Cawagub Jatim Khofifah-Herman di Trenggalek digelar di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah, Desa Gondang Kecamatan Tugu.
Acara yang dihadiri ratusan anggota Muslimat NU tersebut dihadiri sejumlah tokoh NU setempat, politikus PKB lokal Trenggalek serta salah satu anggota fraksi PKB DPR-RI, Ibnu Multazam.
Hanya saja karena keterbatasan waktu Cagub Khofifah Indar Parawansa berhalangan hadir.
(lns)