Sopir dan kernet bus dites urine
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah pengemudi dan awak bus Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) menjalani tes urine di terminal Mangkang Kota Semarang.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan penumpang saat arus balik lebaran 2013.
Pada kesempatan itu, sopir dan awak bus yang sedang berada di terminal Mangkang diwajibkan melakukan tes urine. Mereka didata, kemudian diminta menyetorkan sample urinnye kepada petugas.
Setelah itu, urine tersebut dideteksi oleh petugas dengan menggunakan alat bernama mono test cassette. Alat tersebut berfungsi untuk mengetahui apakah sang pemilik positif menggunakan bahan berhaya seperti narkotika, ganja atau barang berbahaya lainnya.
“Tujuan kegiatan ini untuk mengecek apakah sopir bus tersebut mengkonsumsi barang berbahaya seperti Narkotika atau tidak, hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan penumpang agar mereka selamat sampai tujuan,” kata Wakil Kepala Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang Kompol Sumartoyo, Kamis (15/8/2013).
Sumartoyo menambahkan, kegiatan tes urine tersebut telah menjadi agenda rutin dari Satres Narkoba Polrestabes Semarang saat arus mudik lebaran.
Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilakukan di terminal Terboyo, Pedurungan dan Banyumanik.
“Sejauh ini, dari hasil tes yang telah kami lakukan, belum kami temukan adanya sopir atau awak bus yang positif mengkonsumsi narkoba,” imbuhnya.
Jika ada sopir dan awak bus yang positif mengkonsumsi narkoba, Sumartoyo mengaku akan memanggil mereka untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Jika terbukti bersalah, sopir tersebut bisa juga dijebloskan ke dalam penjara.
“Jika ada yang positif, kami akan menindaklanjuti kasus itu, dari mana ia mendapatkan barangnya dan sebagainya. Mereka juga terancam akan dikenakan Undang-Undang No 35 tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkotika dengan hukuman empat sampailima tahun penjara,” paparnya.
Kegiatan tersebut cukup menyedot perhatian warga. Para sopir yang tidak mengetahui hal itu mengaku terkejut dengan adanya pemeriksaan urine oleh pihak berwajib.
Meski begitu, mereka menyambut positif kegiatan tes urine itu. Menurut mereka, hal itu merupakan langkah yang tepat untuk menekan angka kecelakaan di jalan raya akibat pengemudi bus yang mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.
“Saya cukup mengapresiasi kegiatan ini, bagus dalam rangka menjaga keselamatan penumpang dari ulah sopir-sopir yang nakal. Memang seharusnya setiap terminal dilakukan tes seperti ini,” ujar Edi Sulistian (50) sopir bus Bonanza jurusan Semarang-Tegal.
Hal senada juga diungkapkan Aptori (67) sopir bus AKDP lainnya. Ia mengaku kegiatan tersebut sudah pernah ia lakukan sejak dulu.
“Saya sudah berkali-kali menjalani tes urine, dulu pernah di terminal Terboyo, Terminal Pekalongan dan Terminal Tegal,” kata dia.
Aptori berharap kegiatan tersebut terus dilakukan oleh pihak berwajib. Ia mengatakan, sopir memang sering diidentikkan dengan hal-hal seperti itu.
Ia berharap tak urine untuk mengetahui apakah sopir mengkonsumsi narkoba atau tidak, tetapi deteksi terhadap bahata minum-minuman keras juga harus dilakukan.
“Untuk jaga-jaga saja, soalnya tidak hanya narkoba yang berbahaya, sopir yang mabuk akibat minum-minuman keras juga sangat membahayakan penumpang,” imbuhnya.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan penumpang saat arus balik lebaran 2013.
Pada kesempatan itu, sopir dan awak bus yang sedang berada di terminal Mangkang diwajibkan melakukan tes urine. Mereka didata, kemudian diminta menyetorkan sample urinnye kepada petugas.
Setelah itu, urine tersebut dideteksi oleh petugas dengan menggunakan alat bernama mono test cassette. Alat tersebut berfungsi untuk mengetahui apakah sang pemilik positif menggunakan bahan berhaya seperti narkotika, ganja atau barang berbahaya lainnya.
“Tujuan kegiatan ini untuk mengecek apakah sopir bus tersebut mengkonsumsi barang berbahaya seperti Narkotika atau tidak, hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan penumpang agar mereka selamat sampai tujuan,” kata Wakil Kepala Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang Kompol Sumartoyo, Kamis (15/8/2013).
Sumartoyo menambahkan, kegiatan tes urine tersebut telah menjadi agenda rutin dari Satres Narkoba Polrestabes Semarang saat arus mudik lebaran.
Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilakukan di terminal Terboyo, Pedurungan dan Banyumanik.
“Sejauh ini, dari hasil tes yang telah kami lakukan, belum kami temukan adanya sopir atau awak bus yang positif mengkonsumsi narkoba,” imbuhnya.
Jika ada sopir dan awak bus yang positif mengkonsumsi narkoba, Sumartoyo mengaku akan memanggil mereka untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Jika terbukti bersalah, sopir tersebut bisa juga dijebloskan ke dalam penjara.
“Jika ada yang positif, kami akan menindaklanjuti kasus itu, dari mana ia mendapatkan barangnya dan sebagainya. Mereka juga terancam akan dikenakan Undang-Undang No 35 tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkotika dengan hukuman empat sampailima tahun penjara,” paparnya.
Kegiatan tersebut cukup menyedot perhatian warga. Para sopir yang tidak mengetahui hal itu mengaku terkejut dengan adanya pemeriksaan urine oleh pihak berwajib.
Meski begitu, mereka menyambut positif kegiatan tes urine itu. Menurut mereka, hal itu merupakan langkah yang tepat untuk menekan angka kecelakaan di jalan raya akibat pengemudi bus yang mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.
“Saya cukup mengapresiasi kegiatan ini, bagus dalam rangka menjaga keselamatan penumpang dari ulah sopir-sopir yang nakal. Memang seharusnya setiap terminal dilakukan tes seperti ini,” ujar Edi Sulistian (50) sopir bus Bonanza jurusan Semarang-Tegal.
Hal senada juga diungkapkan Aptori (67) sopir bus AKDP lainnya. Ia mengaku kegiatan tersebut sudah pernah ia lakukan sejak dulu.
“Saya sudah berkali-kali menjalani tes urine, dulu pernah di terminal Terboyo, Terminal Pekalongan dan Terminal Tegal,” kata dia.
Aptori berharap kegiatan tersebut terus dilakukan oleh pihak berwajib. Ia mengatakan, sopir memang sering diidentikkan dengan hal-hal seperti itu.
Ia berharap tak urine untuk mengetahui apakah sopir mengkonsumsi narkoba atau tidak, tetapi deteksi terhadap bahata minum-minuman keras juga harus dilakukan.
“Untuk jaga-jaga saja, soalnya tidak hanya narkoba yang berbahaya, sopir yang mabuk akibat minum-minuman keras juga sangat membahayakan penumpang,” imbuhnya.
(lns)