Gubernur bantah banjir Kendari karena perambahan hutan
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam memastikan, bencana banjir yang melanda Kota Kendari beberapa hari lalu bukan karena perambahan hutan.
“Kalau ada yang mengatakan perambahan liar mungkin juga ada hubungannya, tetapi tidak secara langsung. Karena buktinya di dalam Kota Kendari itu sebetulnya hampir tidak ada perambahan hutan,”k ata Nur Alam di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Selain itu, Nur Alam juga tidak melihat banjir di Kendari karena adanya penambangan di wilayah itu. Melainkan bencana banjir itu karena tingginya curah hujan.
“Orang nambang itu jauh dari Kota Kendari, orang bikin perkebunan jauh dari Kota Kendaritapi karena curah hujan tinggi. Bayangkan hujan itu dua minggu, kemudian air pasang lalu dataran rendah. Karena diguyur hujan terus sudah tidak ada pelarian air,” jelasnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan perbaikan infrastruktur pasca banjir yang melanda Kota Kendari. “Kami melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak maupun identifikasi beberapa kerugian ekonomi dan sosial, yang menimpa masyarakat yang kemudian nanti mendapatkan bantuan, pemulihan lingkungan maupun bantuan-bantuan dari pemerintah, swasta dan masyarakat,” sebutnya.
“Kalau ada yang mengatakan perambahan liar mungkin juga ada hubungannya, tetapi tidak secara langsung. Karena buktinya di dalam Kota Kendari itu sebetulnya hampir tidak ada perambahan hutan,”k ata Nur Alam di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Selain itu, Nur Alam juga tidak melihat banjir di Kendari karena adanya penambangan di wilayah itu. Melainkan bencana banjir itu karena tingginya curah hujan.
“Orang nambang itu jauh dari Kota Kendari, orang bikin perkebunan jauh dari Kota Kendaritapi karena curah hujan tinggi. Bayangkan hujan itu dua minggu, kemudian air pasang lalu dataran rendah. Karena diguyur hujan terus sudah tidak ada pelarian air,” jelasnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan perbaikan infrastruktur pasca banjir yang melanda Kota Kendari. “Kami melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak maupun identifikasi beberapa kerugian ekonomi dan sosial, yang menimpa masyarakat yang kemudian nanti mendapatkan bantuan, pemulihan lingkungan maupun bantuan-bantuan dari pemerintah, swasta dan masyarakat,” sebutnya.
(stb)