Kapal tak berani berlayar, warga Bawean terlantar
A
A
A
Sindonews.com - Pemudik dengan tujuan Bawean menumpuk di Pelabuhan Gresik karena tidak ada satupun kapal yang berani berlayar. Sudah satu pekan ini, cuaca perairan laut jawa tidak bersahabat.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik memang telah mengeluarkan larangan bagi kapal motor penumpang (KMP) tujuan Bawean untuk melakukan pelayaran.
Tingginya gelombang mencapai tiga meter cukup berbahaya untuk lalu lintas pelayaran tersebut.
Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik Nanang Afandi mengatakan, kondisi cuaca buruk membayakan lalu lintas pelayaran memaksa pihaknya menutup sementara. "Jadi kami tutup sementara," ujarnya, Senin (5/8/2013).
Menurutnya, larangan berlayar kali ini hanya untuk kapal yang berbobot mati di bawah 1.000 dead over wighat (DWT).
Dari pantauan di lokasi, sejak Sabtu pekan kemarin, KMP Bahari Ekspress dan KMP Tungkal Samudera terlihat tidak berlayar. Keduanya hanya bersandar di Pelabuhan Gresik karena terkendala kondisi cuaca buruk.
Kapten KMP Bahari Ekspress Suratin menngatakan, belum bisa memastikan kapan kondisi cuaca normal dan bisa kembali berlayar. Untuk berlayar, pihaknya harus menunggu persetujuan dari Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Gresik.
"Sejak Sabtu pekan lalu, kapal tidak berlayar akibat terkendala kondisi cuaca buruk di Perairan Laut Jawa yang ketinggiannya mencapai tiga sampai empat meter," jelasnya.
Warga Bawean yang bekerja di luar daerah terancam tak bisa kembali ke rumah untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Mereka yang umumnya bekerja di luar negeri terpaksa bermalam di penginapan dan sebagian lainnya memilih bermalam di rumah kerabatnya di Gresik.
Mereka berharap Pemkab Gresik mendatangkan kapal bantuan untuk menyeberangkan mereka karena jika kondisi cuaca berlanjut maka warga tidak bisa pulang ke rumah.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik memang telah mengeluarkan larangan bagi kapal motor penumpang (KMP) tujuan Bawean untuk melakukan pelayaran.
Tingginya gelombang mencapai tiga meter cukup berbahaya untuk lalu lintas pelayaran tersebut.
Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik Nanang Afandi mengatakan, kondisi cuaca buruk membayakan lalu lintas pelayaran memaksa pihaknya menutup sementara. "Jadi kami tutup sementara," ujarnya, Senin (5/8/2013).
Menurutnya, larangan berlayar kali ini hanya untuk kapal yang berbobot mati di bawah 1.000 dead over wighat (DWT).
Dari pantauan di lokasi, sejak Sabtu pekan kemarin, KMP Bahari Ekspress dan KMP Tungkal Samudera terlihat tidak berlayar. Keduanya hanya bersandar di Pelabuhan Gresik karena terkendala kondisi cuaca buruk.
Kapten KMP Bahari Ekspress Suratin menngatakan, belum bisa memastikan kapan kondisi cuaca normal dan bisa kembali berlayar. Untuk berlayar, pihaknya harus menunggu persetujuan dari Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Gresik.
"Sejak Sabtu pekan lalu, kapal tidak berlayar akibat terkendala kondisi cuaca buruk di Perairan Laut Jawa yang ketinggiannya mencapai tiga sampai empat meter," jelasnya.
Warga Bawean yang bekerja di luar daerah terancam tak bisa kembali ke rumah untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Mereka yang umumnya bekerja di luar negeri terpaksa bermalam di penginapan dan sebagian lainnya memilih bermalam di rumah kerabatnya di Gresik.
Mereka berharap Pemkab Gresik mendatangkan kapal bantuan untuk menyeberangkan mereka karena jika kondisi cuaca berlanjut maka warga tidak bisa pulang ke rumah.
(lns)