Pedagang buku menolak direlokasi
A
A
A
Sindonews.com - Opsi merelokasi kios buku Sriwedari Jalan Kebangkitan Nasional Solo Jawa Tengah pascakebakaran tadi malam mendapat penolakan dari para pedagang. Mereka memilih menempati kios lama sambil memulihkan kondisi bisnisnya yang kolaps.
Sekretaris Paguyuban Pedagang Kios Belakang Sriwedari (PPKBS) Gatot YS mengatakan konsentrasi pedagang saat ini masih pada evakuasi barang-barang berharga. Apalagi inventarisasi jumlah kerugian juga belum final.
“Kami belum berpikir ke sana (relokasi) karena sekarang masih membersihkan sisa-sisa kebakaran,” kata dia di lokasi pascakebakaran Kamis (1/8/2013).
Sejumlah opsi disiapkan pemkot bagi para pedagang buku agar tetap bertahan. Antara lain merelokasinya ke pasar tradisional dan memindahkannya sementara ke taman parkir Sriwedari.
Hingga siang ini, Gatot mengaku aneka opsi tersebut belum diutarakan pemkot meski pada prinsipnya paguyuban siap bernegosiasi.
“Kita akan lihat bagaimana nego dari pemerintah? Namun yang pasti, kami minta tetap berjualan di sini saja dan tidak mau dipindah kemana-mana,” terangnya.
Sementara itu aktivitas jual beli di deretan kios buku Jalan Kebangkitan Nasional belum pulih. Ruas jalan tersebut diblokade guna memudahkan proses evakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Terlihat para pemilik kios menyortir barang-barangnya yang masih bagus dari tumpukan arang. Masing-masing pemilik kios mengklaim kerugian bervariasi mulai belasan hingga puluhan juta rupiah.
Sementara itu, 11 keluarga atau 50 jiwa korban kebakaran hingga kemarin masih menempati Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari. Rumah mereka yang berderet di belakang kios buku ikut terlalap api.
Sekretaris Paguyuban Pedagang Kios Belakang Sriwedari (PPKBS) Gatot YS mengatakan konsentrasi pedagang saat ini masih pada evakuasi barang-barang berharga. Apalagi inventarisasi jumlah kerugian juga belum final.
“Kami belum berpikir ke sana (relokasi) karena sekarang masih membersihkan sisa-sisa kebakaran,” kata dia di lokasi pascakebakaran Kamis (1/8/2013).
Sejumlah opsi disiapkan pemkot bagi para pedagang buku agar tetap bertahan. Antara lain merelokasinya ke pasar tradisional dan memindahkannya sementara ke taman parkir Sriwedari.
Hingga siang ini, Gatot mengaku aneka opsi tersebut belum diutarakan pemkot meski pada prinsipnya paguyuban siap bernegosiasi.
“Kita akan lihat bagaimana nego dari pemerintah? Namun yang pasti, kami minta tetap berjualan di sini saja dan tidak mau dipindah kemana-mana,” terangnya.
Sementara itu aktivitas jual beli di deretan kios buku Jalan Kebangkitan Nasional belum pulih. Ruas jalan tersebut diblokade guna memudahkan proses evakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Terlihat para pemilik kios menyortir barang-barangnya yang masih bagus dari tumpukan arang. Masing-masing pemilik kios mengklaim kerugian bervariasi mulai belasan hingga puluhan juta rupiah.
Sementara itu, 11 keluarga atau 50 jiwa korban kebakaran hingga kemarin masih menempati Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari. Rumah mereka yang berderet di belakang kios buku ikut terlalap api.
(lns)