Tergusur, pedagang ancam duduki Bandara Ngurah Rai

Jum'at, 26 Juli 2013 - 14:28 WIB
Tergusur, pedagang ancam...
Tergusur, pedagang ancam duduki Bandara Ngurah Rai
A A A
Sindonews.com - Ratusan pedagang yang terancam tergusur menggelar demonstrasi dan mengancam akan menduduki Bandara Ngurah Rai, Bali, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi pengelola bandara.

Dengan membentangkan poster dan spanduk tuntutan dan perlawanan, sekira 500 pedagang yang selama ini menggantungkan nasibnya di bandara, melakukan aksi longmarch ke kantor Konsultan Pengelola Bandara, Grama Vikash Kendra (GVK), di kawasan Jalan By Pass Ngurah Rai.

Aksi massa yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Bandara (P2B) ini, dilakukan untuk yang kesekian kalinya setelah keinginan mereka untuk bisa berjualan di kawasan bandara tidak digubris.

"Kami tetap menuntut konsultan merelokasi pedagang lama jika tidak kami akan duduki bandara," ujar Ketua P2B I Wayan Sukses disela-sela aksi, Jumat (26/7/2013).

Mereka berharap, hari ini sudah ada kepastian soal relokasi pedagang lama sebagaimana selama ini disuarakan. Jika tidak digubris, maka dia mengancam bakal mendatangkan massa dalam jumlah besar. "Kami akan berjuang sampai puputan (perang besar dalam sejarah Bali). Kita akan duduki bandara," ancam Sukses.

Ditambahkan dia, pedagang terpaksa kembali turun ke jalan, lantaran pihak pengelola bandara yang awalnya berjanji merelokasi pedagang namun hingga kini belum juga terealisasi. "Pedagang yang harus segera direlokasi akan nenempati lahan seluas 1.500 meter persegi ini sesuai kesepakatan," tambahnya.

Bagi mereka, berdagang di bandara adalah mata pencaharian utama selama ini yang telah dilakoni hingga belasan tahun. Kini, nasib mereka terancam setelah adanya renovasi perluasan terminal kedatangan yang kemudian pihak pengelola tempat usaha bandara membuka tender baru.

Dalam tender itu, pengelola mematok harga dan minimal omzet tertentu pertahun yang dianggap sangat memberatkan pedagang lama. Mereka harus bersaing dengan para pemilik modal besar yang kini menempati beberapa outlet, sehingga merasa gagal bersaing dalam tender yang dinilai tidak masuk akal.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0862 seconds (0.1#10.140)