Longsor tebing timbun satu rumah
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras bercampur angin yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek mengakibatkan tebing di kawasan bukit Desa Prambon, Kecamatan Tugu longsor.
Limpahan material lumpur bercampur batu menimbun sebuah rumah warga hingga sebagian bangunan rata dengan tanah
Beruntung Darin (35) pemilik rumah berhasil menyelamatkan diri. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam musibah alam ini.
"Saat ini pemilik rumah mengungsi ke rumah warga yang lebih aman, "ujar Kapolsek Tugu Ajun Komisaris Polisi Syaiful kepada wartawan, Kamis (25/7/2013).
Dari pantauan petugas lapangan, kondisi tanah perbukitan di wilayah Kecamatan Tugu tergolong labil. Ketika musim kemarau, sebagian besar tanah retak. Begitu juga saat musim penghujan menggantikan, kondisi tanah mudah ambrol. Situasi alam tersebut diperparah dengan minimnya pepohonan di kawasan perbukitan.
"Karenanya ketika hujan turun deras dalam beberapa jam, air hujan langsung menggerus tanah bukit, "terang Syaiful.
Berdasarkan kesaksian Sardi (37) tetangga korban, sebelum bagian (bukit) yang menjulang runtuh, warga mendengar suara bergemuruh.
"Suara keras itulah yang menyelamatkan warga. Sebab semuanya langsung menyingkir pergi. Jika tidak tentu akan menjadi korban," terangnya.
Meski hujan telah reda, warga tetap merasa khawatir datangnya longsor susulan. Hal itu mengingat musim penghujan belum sepenuhnya berlalu.
Sementara tidak sedikit warga yang bertempat tinggal di sekitar lereng perbukitan.
"Disini hampir setiap hari masih mengguyur. Dan tentu tidak tertutup kemungkinan terjadi longsor susulan, "pungkasnya.
Limpahan material lumpur bercampur batu menimbun sebuah rumah warga hingga sebagian bangunan rata dengan tanah
Beruntung Darin (35) pemilik rumah berhasil menyelamatkan diri. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam musibah alam ini.
"Saat ini pemilik rumah mengungsi ke rumah warga yang lebih aman, "ujar Kapolsek Tugu Ajun Komisaris Polisi Syaiful kepada wartawan, Kamis (25/7/2013).
Dari pantauan petugas lapangan, kondisi tanah perbukitan di wilayah Kecamatan Tugu tergolong labil. Ketika musim kemarau, sebagian besar tanah retak. Begitu juga saat musim penghujan menggantikan, kondisi tanah mudah ambrol. Situasi alam tersebut diperparah dengan minimnya pepohonan di kawasan perbukitan.
"Karenanya ketika hujan turun deras dalam beberapa jam, air hujan langsung menggerus tanah bukit, "terang Syaiful.
Berdasarkan kesaksian Sardi (37) tetangga korban, sebelum bagian (bukit) yang menjulang runtuh, warga mendengar suara bergemuruh.
"Suara keras itulah yang menyelamatkan warga. Sebab semuanya langsung menyingkir pergi. Jika tidak tentu akan menjadi korban," terangnya.
Meski hujan telah reda, warga tetap merasa khawatir datangnya longsor susulan. Hal itu mengingat musim penghujan belum sepenuhnya berlalu.
Sementara tidak sedikit warga yang bertempat tinggal di sekitar lereng perbukitan.
"Disini hampir setiap hari masih mengguyur. Dan tentu tidak tertutup kemungkinan terjadi longsor susulan, "pungkasnya.
(lns)