Merapi saat ini berbeda dengan 2010 silam
A
A
A
Sindonews.com - Hujan abu yang melanda kawasan lereng Merapi, Senin (22/7) kemarin, membuat ratusan warga di empat dusun mengungsi. Meski begitu, hujan abu tipis yang terjadi pada radius tujuh kilometer dari puncak Merapi menuju ke Kaliurang itu dikatakan berbeda dengan kondisi Merapi 2010 silam.
Hal itu ditegaskan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, kepada Sindonews, dari Kagoshima, Jepang, melalui sambungan telepon, Selasa (23/7/2013).
"Merapi saat ini berbeda dengan Merapi sebelum letusan 2010. Dulu ada sumbat lava, saat ini Merapi terbuka, jelas kelakuan Merapi akan beda dengan sebelum 2010," jelas Surono.
Maka itu, pria yang akrab disapa mbah Rono inipun meminta agar masyarakat dan instansi terkait termasuk pemerintah untuk menyesuaikan diri dengan kondisi Merapi yang baru saat ini.
"Oleh karena beda itu, kita semua harus sudah menyesuaikan diri dengan Merapi baru. Pasti akan ada evaluasi setelah kejadian kemarin pagi," papar Surono.
Terkait hujan abu yang terjadi, Surono menyebut jika hujan abu terjadi di Singlar dan Glagaharjo atau sekira sembilan kilometer dari puncak Merapi.
Hujan abu juga dikatakannya terjadi di Deles atau berjarak enam kilometer dari puncak, Cangkringan atau mencapai 14 kilometer dari puncak, serta Balerante.
"Masyarakat di sekitar Merapi agar tetap tenang. Tidak terpancing isu-isu tidak jelas sumbernya. Masyarakat dan pemda agar tetap berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK),” kata Surono.
Hal itu ditegaskan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, kepada Sindonews, dari Kagoshima, Jepang, melalui sambungan telepon, Selasa (23/7/2013).
"Merapi saat ini berbeda dengan Merapi sebelum letusan 2010. Dulu ada sumbat lava, saat ini Merapi terbuka, jelas kelakuan Merapi akan beda dengan sebelum 2010," jelas Surono.
Maka itu, pria yang akrab disapa mbah Rono inipun meminta agar masyarakat dan instansi terkait termasuk pemerintah untuk menyesuaikan diri dengan kondisi Merapi yang baru saat ini.
"Oleh karena beda itu, kita semua harus sudah menyesuaikan diri dengan Merapi baru. Pasti akan ada evaluasi setelah kejadian kemarin pagi," papar Surono.
Terkait hujan abu yang terjadi, Surono menyebut jika hujan abu terjadi di Singlar dan Glagaharjo atau sekira sembilan kilometer dari puncak Merapi.
Hujan abu juga dikatakannya terjadi di Deles atau berjarak enam kilometer dari puncak, Cangkringan atau mencapai 14 kilometer dari puncak, serta Balerante.
"Masyarakat di sekitar Merapi agar tetap tenang. Tidak terpancing isu-isu tidak jelas sumbernya. Masyarakat dan pemda agar tetap berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK),” kata Surono.
(rsa)