Ini kronologi kericuhan di GOR Nabire
A
A
A
Sindonews.com - Bentrok antar pendukung dua petinju yang bertemu di laga final kejuaraan Tinju Amatir Bupati Cup, di Nabire, Papua, berujung petaka. Sebanyak 17 penonton tewas dan 30 lainnya kritis dalam insiden maut yang dihelat di Gelanggang Olah Raga (GOR) Nabire, Minggu (15/7/2013) malam.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, pertandingan kelas 58 kilogram ini dihadiri tak kurang dari 1.500 orang.
Banyaknya penonton yang membanjiri GOR tersebut, lantaran Bupati Nabire, Isaias Douw, meminta pihak panitia menggratiskan tiket. Hal itulah diduga penyebab awalnya atmosfer di GOR tersebut mulai memanas. Padahal sebelum digratiskan, penonton hanya sedikit dan dapat berjalan kondusif.
Pertandingan final amatir itu sendiri mempertemukan dua petinju, yakni Yulius Pigome dari Sasana Mawa dan Alvius Rumkorem dari Sasana Persada. Saat itu, Alvius Rumkorem dinyatakan menang angka oleh wasit atas lawannya Yulius Pigome.
Merasa tak terima dengan keputusan wasit, sesaat setelah pertandingan, massa pendukung Yulius Pigome melakukan pelemparan kursi ke arah penonton yang menjadi pendukung Alvius Rumkorem. Hingga akhirnya aksi tersebut menyulut kemarahan. Aksi lempar kursipun tak terelakkan.
"Bupati Isaias Douw sempat menenangkan para penonton, tapi imbauan bupati yang sudah emosi tidak digubris. Hingga akhirnya suasana semakin memanas, dan bentrokan massalpun tak terhindarkan. Saat itulah suasana mencekam," jelas seorang penonton, Stefanus, Senin (15/7/2013) dinihari tadi.
Menurutnya, saat pendukung kedua petinju terlibat bentrok, banyak ibu-ibu dan anak-anak berlarian ketakutan. Mereka berdesakan di pintu keluar.
“Pintu keluarnya kecil sedangkan yang mau keluar banyak sekali, sehingga banyak perempuan yang terjatuh dan terinjak - injak saat berebut keluar, hingga akhirnya tewas," lanjut cerita Stefanus.
Hal itupun dilakukan Bupati Nabire Isaias Douw yang mencoba menyelamatkan diri, setelah sebelumnya sempat mendapatkan lemparan kursi dari para penonton.
"Penontonnya banyak yang mabuk, sehingga tak aneh jika banyak yang bertindak brutal," kisah Stefanus.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, pertandingan kelas 58 kilogram ini dihadiri tak kurang dari 1.500 orang.
Banyaknya penonton yang membanjiri GOR tersebut, lantaran Bupati Nabire, Isaias Douw, meminta pihak panitia menggratiskan tiket. Hal itulah diduga penyebab awalnya atmosfer di GOR tersebut mulai memanas. Padahal sebelum digratiskan, penonton hanya sedikit dan dapat berjalan kondusif.
Pertandingan final amatir itu sendiri mempertemukan dua petinju, yakni Yulius Pigome dari Sasana Mawa dan Alvius Rumkorem dari Sasana Persada. Saat itu, Alvius Rumkorem dinyatakan menang angka oleh wasit atas lawannya Yulius Pigome.
Merasa tak terima dengan keputusan wasit, sesaat setelah pertandingan, massa pendukung Yulius Pigome melakukan pelemparan kursi ke arah penonton yang menjadi pendukung Alvius Rumkorem. Hingga akhirnya aksi tersebut menyulut kemarahan. Aksi lempar kursipun tak terelakkan.
"Bupati Isaias Douw sempat menenangkan para penonton, tapi imbauan bupati yang sudah emosi tidak digubris. Hingga akhirnya suasana semakin memanas, dan bentrokan massalpun tak terhindarkan. Saat itulah suasana mencekam," jelas seorang penonton, Stefanus, Senin (15/7/2013) dinihari tadi.
Menurutnya, saat pendukung kedua petinju terlibat bentrok, banyak ibu-ibu dan anak-anak berlarian ketakutan. Mereka berdesakan di pintu keluar.
“Pintu keluarnya kecil sedangkan yang mau keluar banyak sekali, sehingga banyak perempuan yang terjatuh dan terinjak - injak saat berebut keluar, hingga akhirnya tewas," lanjut cerita Stefanus.
Hal itupun dilakukan Bupati Nabire Isaias Douw yang mencoba menyelamatkan diri, setelah sebelumnya sempat mendapatkan lemparan kursi dari para penonton.
"Penontonnya banyak yang mabuk, sehingga tak aneh jika banyak yang bertindak brutal," kisah Stefanus.
(rsa)