Ribuan rumah di Sengkang terendam banjir
A
A
A
Sindonews.com - Banjir kembali menerjang enam Kecamatan di Wajo, Jumat (12/7/2013). Akibatnya puluhan ribu rumah dilaporkan terendam banjir. Selain itu ribuan hektare lahan persawahan dan kebun sayur milik petani ikut terendam banjir.
"Kalau pemukiman yang terendam sekitar sepuluh ribu rumah yang tersebar di enam kecamatan," kata Kabid Kesetiakawanan Sosial Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Wajo, Sahran kepada SINDO.
Dia mengatakan, saat ini banjir di Wajo sudah merendam enam Kecamatan. Yakni Belawa, Tansitolo, Tempe, Sabbangparu, Takkallalla dan Pammmana. "Ada beberapa daerah yang parah yakni, Tempe, Pammana dan Sabbangparu," katanya.
Sebagai langkah kesiap-siagaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trangsmigrasi Kabupaten Wajo menyikapi luapan danau Tempe, dengan menyiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang akan mengungsi.
"Untuk tanggap darurat, kami saat ini menyiagakan Tim Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan evakuasi warga yang terendam. Selain itu kami juga siapkan semua pelatan seperti tenda, perahu karet dan peralatan dapur
umum serta tenaga evakuasi. Namun hingga hari ini belum ada warga yang mengungsi," kata Syahran.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, pemerintah akan menyiapkan bantuan berupa bambu untuk dijadikan sebagai penyanggah rumah dan penghalang enceng gondok untuk mengantisipasi kerusakan rumah warga akibat banjir.
"Selain itu bambu juga akan dijadikan sebagai jembatan untuk menjangkau lokasi yang tidak terendam sekaligus sebagai jembatan bagi warga yang terendam banjir," katanya.
Saat ini, pihaknya juga masih melakukan pendataan terhadap angka riil bangunan yang terendam banjir, baik itu pemukiman warga, sarana ibadah, pendidikan dan lahan pertanian warga. "Saat ini kami masih melakukan pendataan," katanya.
Pantauan SINDO, debit air terus mengalami kenaikan, luapan air Sungai Walennae sudah merendam pelataran sungai Padduppa yang biasa digunakan sebagai aktivitas pasar malam bagi warga.
Selain itu jalan poros Wajo - Bone di Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, juga masih terputus akibat luapan air. Untuk melalui akses tersebut warga terpaksa menggunakan pincara (perahu) untuk menyebrang. Alat penyebrangan
ini bukan hanya diperuntukkan untuk warga tetapi juga kendaraan roda dua.
Seorang warga Pammana Wajo yang akan ke Bone, Rizal, mengaku terpaksa harus membayar Rp2 ribu per orang untuk tarif pincara. Sementara untuk motor dikenakan tarif Rp5 ribu.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sabbangparu, jalan alternatif Soppeng - Wajo di Desa Liu juga lumpuh total. Ketinggian air di atas badan jalan setinggi paha orang dewasa.
"Kalau pemukiman yang terendam sekitar sepuluh ribu rumah yang tersebar di enam kecamatan," kata Kabid Kesetiakawanan Sosial Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Wajo, Sahran kepada SINDO.
Dia mengatakan, saat ini banjir di Wajo sudah merendam enam Kecamatan. Yakni Belawa, Tansitolo, Tempe, Sabbangparu, Takkallalla dan Pammmana. "Ada beberapa daerah yang parah yakni, Tempe, Pammana dan Sabbangparu," katanya.
Sebagai langkah kesiap-siagaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trangsmigrasi Kabupaten Wajo menyikapi luapan danau Tempe, dengan menyiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang akan mengungsi.
"Untuk tanggap darurat, kami saat ini menyiagakan Tim Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan evakuasi warga yang terendam. Selain itu kami juga siapkan semua pelatan seperti tenda, perahu karet dan peralatan dapur
umum serta tenaga evakuasi. Namun hingga hari ini belum ada warga yang mengungsi," kata Syahran.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, pemerintah akan menyiapkan bantuan berupa bambu untuk dijadikan sebagai penyanggah rumah dan penghalang enceng gondok untuk mengantisipasi kerusakan rumah warga akibat banjir.
"Selain itu bambu juga akan dijadikan sebagai jembatan untuk menjangkau lokasi yang tidak terendam sekaligus sebagai jembatan bagi warga yang terendam banjir," katanya.
Saat ini, pihaknya juga masih melakukan pendataan terhadap angka riil bangunan yang terendam banjir, baik itu pemukiman warga, sarana ibadah, pendidikan dan lahan pertanian warga. "Saat ini kami masih melakukan pendataan," katanya.
Pantauan SINDO, debit air terus mengalami kenaikan, luapan air Sungai Walennae sudah merendam pelataran sungai Padduppa yang biasa digunakan sebagai aktivitas pasar malam bagi warga.
Selain itu jalan poros Wajo - Bone di Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, juga masih terputus akibat luapan air. Untuk melalui akses tersebut warga terpaksa menggunakan pincara (perahu) untuk menyebrang. Alat penyebrangan
ini bukan hanya diperuntukkan untuk warga tetapi juga kendaraan roda dua.
Seorang warga Pammana Wajo yang akan ke Bone, Rizal, mengaku terpaksa harus membayar Rp2 ribu per orang untuk tarif pincara. Sementara untuk motor dikenakan tarif Rp5 ribu.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sabbangparu, jalan alternatif Soppeng - Wajo di Desa Liu juga lumpuh total. Ketinggian air di atas badan jalan setinggi paha orang dewasa.
(rsa)