47 preman jalanan digaruk, 1 wanita
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 47 orang diduga preman jalanan digaruk aparat Polres Cirebon Kota, dalam Operasi Sadar Lodaya 2013. Mereka diciduk dari berbagai lokasi, terutama pusat-pusat keramaian.
Gelaran operasi tersebut bertujuan menciptakan situasi kondusif di Kota Cirebon, memasuki Ramdan, dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Preman yang digaruk diantaranya, terindikasi pidana maupun meresahkan.
“Sasaran operasi ini memang preman, baik yang terindikasi pidana dengan adanya laporan di kepolisian, dari masyarakat, maupun yang belum ada laporannya. Tetapi, keberadaannya telah meresahkan masyarakat,” jelas Kabag Operasi Polres Cirebon Kota Kompol Wawan Sumantri, usai operasi, Rabu (10/7/2013).
Dia menyebutkan, para preman tersebut digaruk dari sejumlah tempat keramaian, seperti terminal, maupun pasar yang disisir petugas. Keberadaan preman itu sendiri, saat ini akan ditindaklanjuti pihaknya melalui pendataan identitas maupun foto diri.
Kemudian, petugas akan menginterogasi mereka guna melakukan pendalaman. Jika memang ada preman yang terlibat tindak pidana, pihaknya akan melanjutkannya dengan penyidikan. Jika tidak, mereka akan dibuatkan surat pernyataan tidak lagi berkeliaran dan meresahkan.
“Paling tidak, mereka yang terjaring operasi hari ini sudah kami miliki datanya untuk diarsipkan. Kalau ada laporan dari masyarakat, tinggal kita ‘ambil’ orangnya,” tambah dia.
Sejauh ini, pihaknya belum menemukan adanya preman yang tertangkap tangan membawa senjata tajam. Namun dia meyakinkan, pemeriksaan akan dilakukan intensif untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Operasi semacam itu sendiri, dijamin pihaknya akan dilakukan kembali, hingga Kota Cirebon kondusif dari preman. Sementara itu, salah seorang preman perempuan yang terjaring, Kemih (29), warga Kesambi, Kota Cirebon, mengaku dirinya berkegiatan sebagai ‘Pak Ogah’ dengan alasan ekonomi.
“Saya punya anak tiga dan suami tidak ada. Kalau enggak gitu, saya dan anak-anak nggak bisa makan,” tutur dia yang mengaku biasa mangkal di kawasan Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon.
Namun, setelah terjaring petugas, dia mengaku jera dan berjanji mencari pekerjaan yang lebih baik.
Gelaran operasi tersebut bertujuan menciptakan situasi kondusif di Kota Cirebon, memasuki Ramdan, dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Preman yang digaruk diantaranya, terindikasi pidana maupun meresahkan.
“Sasaran operasi ini memang preman, baik yang terindikasi pidana dengan adanya laporan di kepolisian, dari masyarakat, maupun yang belum ada laporannya. Tetapi, keberadaannya telah meresahkan masyarakat,” jelas Kabag Operasi Polres Cirebon Kota Kompol Wawan Sumantri, usai operasi, Rabu (10/7/2013).
Dia menyebutkan, para preman tersebut digaruk dari sejumlah tempat keramaian, seperti terminal, maupun pasar yang disisir petugas. Keberadaan preman itu sendiri, saat ini akan ditindaklanjuti pihaknya melalui pendataan identitas maupun foto diri.
Kemudian, petugas akan menginterogasi mereka guna melakukan pendalaman. Jika memang ada preman yang terlibat tindak pidana, pihaknya akan melanjutkannya dengan penyidikan. Jika tidak, mereka akan dibuatkan surat pernyataan tidak lagi berkeliaran dan meresahkan.
“Paling tidak, mereka yang terjaring operasi hari ini sudah kami miliki datanya untuk diarsipkan. Kalau ada laporan dari masyarakat, tinggal kita ‘ambil’ orangnya,” tambah dia.
Sejauh ini, pihaknya belum menemukan adanya preman yang tertangkap tangan membawa senjata tajam. Namun dia meyakinkan, pemeriksaan akan dilakukan intensif untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Operasi semacam itu sendiri, dijamin pihaknya akan dilakukan kembali, hingga Kota Cirebon kondusif dari preman. Sementara itu, salah seorang preman perempuan yang terjaring, Kemih (29), warga Kesambi, Kota Cirebon, mengaku dirinya berkegiatan sebagai ‘Pak Ogah’ dengan alasan ekonomi.
“Saya punya anak tiga dan suami tidak ada. Kalau enggak gitu, saya dan anak-anak nggak bisa makan,” tutur dia yang mengaku biasa mangkal di kawasan Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon.
Namun, setelah terjaring petugas, dia mengaku jera dan berjanji mencari pekerjaan yang lebih baik.
(san)