Lagi, KPU Malut jadi sasaran amuk massa
A
A
A
Sindonews.com - Kantor Komisi Pemelihan Umum (KPU) dan Bawaslu Maluku Utara (Malut) sore ini dirusak massa.
Massa itu merupakan warga yang tak puas dengan hasil Pilkada Malut yang belum lama ini digelar. Mereka menuntut agar Pilkada Malut diulang secara keseluruhan.
Dari pantauan di lokasi Sabtu 6 Juli 2013 rombongan orang datang dengan menggunakan mobil truk dan sepeda motor.
Massa sempat menjebol barikade polisi dan masuk sampai ke dalam halaman kantor KPU.
Lalu mereka mengepung kantor KPU yang berada di Jalan Revolusi kelurahan Muhajerin, Kota Ternate Tengah.
Mereka ini merupakan pendukung lima pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku Utara.
Tak kemudian massa itu mengamuk dan melempari kantor KPU Malut dengan batu. Sembari mengelilingi kantor, massa berusaha fasilitas yang ada di KPU. Polisi sempat kesulitan menghalau aksi anarkis tersebut.
Tidak hanya kantor KPU pendemo juga melempari kantor Bawaslu mengunakan batu, telur busuk dan tomat busuk.
Situasi makin memanas karena Ketua KPU Muliyadi Tutupoho tidak berada di tempat.
Baliho Gubernur Malut Thaib Armayin dan istrinya Suriyati Armayin serta baliho Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang terpasang dengan cagub Ahmad Hidayat Mus juga menjadi sasaran amukan massa.
Dalam aksinya pengunjuk rasa mendesak KPU dan Bawaslu untuk mendiskualifikasi peserta pasangan cagub Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa.
Pendemo menilai Pilgub yang digelar sarat money politic seperti yang terjadi di Halmahera Selatan, Halmahera Barat, Morotai dan Ternate.
Selain itu pasangan Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa juga dituding melakukan pelangaran pemalsuan Pemilu dengan memasukan nama gunung dan sungai di pulau Taliabu Kabupaten Kepulauan Sula yang secara tiba-tiba muncul 12 desa dan memiliki 3.775 suara.
Akhirnya aksi itu berhasil didesak mundur oleh puluhan aparat kepolisian. Sejumlah pendemo yang akan diamankan polisi menolak bahkan melawan.
Massa itu merupakan warga yang tak puas dengan hasil Pilkada Malut yang belum lama ini digelar. Mereka menuntut agar Pilkada Malut diulang secara keseluruhan.
Dari pantauan di lokasi Sabtu 6 Juli 2013 rombongan orang datang dengan menggunakan mobil truk dan sepeda motor.
Massa sempat menjebol barikade polisi dan masuk sampai ke dalam halaman kantor KPU.
Lalu mereka mengepung kantor KPU yang berada di Jalan Revolusi kelurahan Muhajerin, Kota Ternate Tengah.
Mereka ini merupakan pendukung lima pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku Utara.
Tak kemudian massa itu mengamuk dan melempari kantor KPU Malut dengan batu. Sembari mengelilingi kantor, massa berusaha fasilitas yang ada di KPU. Polisi sempat kesulitan menghalau aksi anarkis tersebut.
Tidak hanya kantor KPU pendemo juga melempari kantor Bawaslu mengunakan batu, telur busuk dan tomat busuk.
Situasi makin memanas karena Ketua KPU Muliyadi Tutupoho tidak berada di tempat.
Baliho Gubernur Malut Thaib Armayin dan istrinya Suriyati Armayin serta baliho Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang terpasang dengan cagub Ahmad Hidayat Mus juga menjadi sasaran amukan massa.
Dalam aksinya pengunjuk rasa mendesak KPU dan Bawaslu untuk mendiskualifikasi peserta pasangan cagub Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa.
Pendemo menilai Pilgub yang digelar sarat money politic seperti yang terjadi di Halmahera Selatan, Halmahera Barat, Morotai dan Ternate.
Selain itu pasangan Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa juga dituding melakukan pelangaran pemalsuan Pemilu dengan memasukan nama gunung dan sungai di pulau Taliabu Kabupaten Kepulauan Sula yang secara tiba-tiba muncul 12 desa dan memiliki 3.775 suara.
Akhirnya aksi itu berhasil didesak mundur oleh puluhan aparat kepolisian. Sejumlah pendemo yang akan diamankan polisi menolak bahkan melawan.
(lns)