Alat pendeteksi gempa di Indonesia minim
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia dikatakan masih sangat kekurangan peralatan pendeteksi gempa, seperti seismometer atau alat pendeteksi gempa.
Menurut Ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Subagyo Pramumijoyo, seismometer adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi.
Berkaca dari seismometer yang dimiliki Indonesia, dikatakannya hanya berjumlah di bawah angka 500 yang dipasang di seluruh indonesia.
"Itupun baru target 500 lho sampai 2014 mendatang. Jika dibandingkan dengan Jepang yang telah memiliki 4.500 seismometer, angka ini masih terbilang kecil," jelas Subagyo kepada Sindonews, Sabtu (6/7/2013).
Menurutnya, harga yang dibanderol untuk satu seismometer memang terbilang cukup mahal. Namun dikatakannya, pemerintah harus memikirkan hal itu agar dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana.
"Kalau bicara anggaran di Indonesia masih kecil dengan wilayah yang sedemikian besar," jelasnya.
Menurut Ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Subagyo Pramumijoyo, seismometer adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi.
Berkaca dari seismometer yang dimiliki Indonesia, dikatakannya hanya berjumlah di bawah angka 500 yang dipasang di seluruh indonesia.
"Itupun baru target 500 lho sampai 2014 mendatang. Jika dibandingkan dengan Jepang yang telah memiliki 4.500 seismometer, angka ini masih terbilang kecil," jelas Subagyo kepada Sindonews, Sabtu (6/7/2013).
Menurutnya, harga yang dibanderol untuk satu seismometer memang terbilang cukup mahal. Namun dikatakannya, pemerintah harus memikirkan hal itu agar dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana.
"Kalau bicara anggaran di Indonesia masih kecil dengan wilayah yang sedemikian besar," jelasnya.
(rsa)