Dituding provokator, kontributor TV geruduk KPID Makassar
A
A
A
Sindonews.com - Belasan kontributor dari berbagai TV lokal dan nasional, mendatangi kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan (Sulsel), di Jalan Bontolempangan, Makassar. Kedatangan para kontributor itu, untuk mengutuk dan meminta pertanggung jawabkan Ketua KPID Sulsel Rusdin Tompo.
Belasan kontributor yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), langsung melepas seluruh id card, dan menggantung di pintu masuk kantor KPID.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pernyataan ketua KPID Sulsel Rusdin Tompo yang mengatakan, kontributor TV di Makassar, merupakan provokator dalam setiap aksi unjukrasa mahasiswa yang berujung bentrokan.
Tidak hanya itu, sejumlah kontributor juga melakukan orasi di depan kantor KPID. Mereka mendesak Ketua KPID Sulsel untuk meminta maaf kepada seluruh kontributor TV lokal dan nasional terkait komentar tersebut.
Menanggapi tuntutan wartawan, rusdin meminta maaf kepada seluruh kontributor di Makassar melalui handphone di depan kantornya. Namun begitu, para wartawan tetap melanjutkan aksinya. Mereka menunggu Rusdin untuk menemui mereka, dan meminta maaf secara langsung.
Belasan kontributor yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), langsung melepas seluruh id card, dan menggantung di pintu masuk kantor KPID.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pernyataan ketua KPID Sulsel Rusdin Tompo yang mengatakan, kontributor TV di Makassar, merupakan provokator dalam setiap aksi unjukrasa mahasiswa yang berujung bentrokan.
Tidak hanya itu, sejumlah kontributor juga melakukan orasi di depan kantor KPID. Mereka mendesak Ketua KPID Sulsel untuk meminta maaf kepada seluruh kontributor TV lokal dan nasional terkait komentar tersebut.
Menanggapi tuntutan wartawan, rusdin meminta maaf kepada seluruh kontributor di Makassar melalui handphone di depan kantornya. Namun begitu, para wartawan tetap melanjutkan aksinya. Mereka menunggu Rusdin untuk menemui mereka, dan meminta maaf secara langsung.
(san)