Balita penderita gizi buruk di Sigi terlantar
Balita penderita gizi buruk di Sigi terlantar
A
A
A
Sindonews.com - Riski, balita berusia empat bulan, asal Dusun Dombu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupeten Sigi, menderita gizi buruk. Bocah ini, hanya memiliki bobot badan seberat dua kilogram. Ibunya telah meninggal dunia saat melahirkan.
Sementara, sang ayah menikah kembali dengan perempuan lain. Sejak saat itu, Riski dirawat oleh neneknya yang telah berusia 70 tahun.
Untung saja, Riski dipertemukan dengan Bidan Rosdiana yang bertugas di desa terpencil itu. Awalnya, sang bidan mendapati Riski dalam kondisi yang sangat kritis. Neneknya yang sama sekali tidak mengerti mengenai masalah kesehatan, tak tahu menahu jikalau balita tersebut menderita gizi buruk.
Balita yang berasal dari Dusun Dombu, Kecamatan Marawola Utara, Kabupaten Sigi, ini dibawa ke Kota Palu, dan diasuh oleh salah seorang bidan yang prihatin melihat kondisinya.
Setelah sang bidan membawa bayi tersebut ke rumahnya di Jalan Banteng, Kota Palu, dia mendapatkan perhatian khusus. Saat ini, bobot badannya telah bertambah dua ons menjadi dua kilo gram.
"Saya telah mencoba untuk meminta rujukan ke rumah sakit yang ada di Kota Palu. Namun karena persyaratan yang dimintai masih belum lengkap, terpaksa dia dirawat di rumah saya," terang Rosdiana, Jumat (28/6/2013).
Lebih lanjut, dia berharap, kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, dapat memberikan perhatian terhadap balita malang ini, agar tidak terlantar dan dapat tumbuh normal.
Sementara, sang ayah menikah kembali dengan perempuan lain. Sejak saat itu, Riski dirawat oleh neneknya yang telah berusia 70 tahun.
Untung saja, Riski dipertemukan dengan Bidan Rosdiana yang bertugas di desa terpencil itu. Awalnya, sang bidan mendapati Riski dalam kondisi yang sangat kritis. Neneknya yang sama sekali tidak mengerti mengenai masalah kesehatan, tak tahu menahu jikalau balita tersebut menderita gizi buruk.
Balita yang berasal dari Dusun Dombu, Kecamatan Marawola Utara, Kabupaten Sigi, ini dibawa ke Kota Palu, dan diasuh oleh salah seorang bidan yang prihatin melihat kondisinya.
Setelah sang bidan membawa bayi tersebut ke rumahnya di Jalan Banteng, Kota Palu, dia mendapatkan perhatian khusus. Saat ini, bobot badannya telah bertambah dua ons menjadi dua kilo gram.
"Saya telah mencoba untuk meminta rujukan ke rumah sakit yang ada di Kota Palu. Namun karena persyaratan yang dimintai masih belum lengkap, terpaksa dia dirawat di rumah saya," terang Rosdiana, Jumat (28/6/2013).
Lebih lanjut, dia berharap, kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, dapat memberikan perhatian terhadap balita malang ini, agar tidak terlantar dan dapat tumbuh normal.
(san)
Explore More