Kabut asap marak, ISPA dan diare meningkat

Selasa, 25 Juni 2013 - 15:16 WIB
Kabut asap marak, ISPA...
Kabut asap marak, ISPA dan diare meningkat
A A A
Sindonews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare selama musim kemarau tiga bulan terakhir mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Tjahyo Kuntjcoro melalui Kasi Surveilant Epidemilogi, Nasrul, mengatakan penyakit ispa dan diare sudah menjadi momok tahunan apalagi memasuki musim kemarau, ditambah dengan adanya kabut asap yang menyebabkan ispa.

Sedangkan diare menyerang masyarakat yang tinggal dilingkungan minim air bersih. Salah satunya disejumlah desa seperti di Kecamatan Jayaloka yang mayoritas daerahnya jauh dari sumber air. Sehingga banyak masyarakat sekitar lokasi memanfaatkan air bersih dari sumur.

"Tercatat tiga bulan terakhir, penderita penyakit ispa sebanyak 180 orang yang merata di sejumlah wilayah. Sedangkan untuk diare tercatat 105 warga yang paling banyak di daerah sulit air bersih seperti di Kecamatan Jayaloka," sebut Nasrul, Selasa (25/6/2013).

Untuk mengantisipasi penyakit ispa dan diare, Dinkes Mura menyiagakan petugasnya dimasing-masing Puskesmas di setiap Kecamatan, Kelurahan serta Desa. Termasuk dengan menyediakan obat-obatan yang diperlukan.

Seperti ispa yakni menyediakan masker dan Dinkes sudah mengajukan usulan ke Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumatera Selatan (Sumsel) untuk dibagikan kepada masyarakat. Sebab musim kemarau saat ini, banyak petani yang membuka lahan dengan cara membakar dan menimbulkan kabut asap disejumlah wilayah Mura.

Dia menambahkan, penanganan penyakit diare, pihaknya menyiapkan dan membagi-bagikan oralit kepada masyarakat. Selain itu, Dinkes memberikan sosilisasi kepada masyarakat agar menjaga kebersihan kualitas air yang digunakan.

Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Nawawi menegaskan, pihaknya sudah mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aksi pembakaran saat membuka lahan pertanian.

"Sekarang titik api sudah mulai muncul, artinya sudah ditemukan pembakaran sehingga diharapkan jangan lagi ada pembakaran saat membuka lahan pertanian," pungkasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1487 seconds (0.1#10.140)