Polda Jatim bongkar 14 lokasi penimbunan BBM
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk mengeruk keuntungan. Buktinya, dalam operasi Dian yang digelar oleh Polda Jatim, terungkap 14 lokasi yang disinyalir menjadi tempat peyimpangan BBM.
Ke-14 lokasi tersebut, berada di wilayah hukum Polda Jatim, dan Operasi Dian baru digelar selama 2 minggu. "Dari 14 lokasi itu sudah 10 kasus dalam status penyidikkan sementara dan sisanya masih lidik," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jatim AKBP Suhartoyo di Mapolda Jatim, Senin (24/6/2013).
Dia menjelaskan, modus yang dilakukan oleh Pelaku bermacam-macam, dalam memperoleh BBM adalah dengan membeli melalui jurigen tanpa dilengkapi surat, memperbesar tangki mobil, hingga memalsukan dokumen.
Rata-rata yang digunakan adalah modus klasik menggunakan tangki siluman. Yang kemdian hasil tangki tersebut ditimbun atau digunakan untuk kepentingan non subsidi.
"Ada yang menggunakan tangki siluman. Misalnya, tangki tersebut berkapasitas 80 liter, namun setelah di modifikasi menjadi 100 liter hingga 200 liter. Hasilnya dijual ke kalangan industri," jelasnya.
Suhartoyo merinci, 14 lokasi tersebut tersebar di Jawa Timur. Dua lokasi di Bojonegero, lima lokasi di Pasuruan, di Sidoarjo satu lokasi. Kemudian di Kota Surabaya satu lokasi, Kawasan Gresik tiga lokasi, dan Banyuwangi dua lokasi.
"Barang bukti yang diamankan diantaranya adalah dua kapal, solar, residu dan premium. Sementara untuk tersangka, masih dilakukan pengembangan," tukasnya.
Ke-14 lokasi tersebut, berada di wilayah hukum Polda Jatim, dan Operasi Dian baru digelar selama 2 minggu. "Dari 14 lokasi itu sudah 10 kasus dalam status penyidikkan sementara dan sisanya masih lidik," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jatim AKBP Suhartoyo di Mapolda Jatim, Senin (24/6/2013).
Dia menjelaskan, modus yang dilakukan oleh Pelaku bermacam-macam, dalam memperoleh BBM adalah dengan membeli melalui jurigen tanpa dilengkapi surat, memperbesar tangki mobil, hingga memalsukan dokumen.
Rata-rata yang digunakan adalah modus klasik menggunakan tangki siluman. Yang kemdian hasil tangki tersebut ditimbun atau digunakan untuk kepentingan non subsidi.
"Ada yang menggunakan tangki siluman. Misalnya, tangki tersebut berkapasitas 80 liter, namun setelah di modifikasi menjadi 100 liter hingga 200 liter. Hasilnya dijual ke kalangan industri," jelasnya.
Suhartoyo merinci, 14 lokasi tersebut tersebar di Jawa Timur. Dua lokasi di Bojonegero, lima lokasi di Pasuruan, di Sidoarjo satu lokasi. Kemudian di Kota Surabaya satu lokasi, Kawasan Gresik tiga lokasi, dan Banyuwangi dua lokasi.
"Barang bukti yang diamankan diantaranya adalah dua kapal, solar, residu dan premium. Sementara untuk tersangka, masih dilakukan pengembangan," tukasnya.
(san)