Penembakan di Ternate, DPR akan panggil Kapolri
A
A
A
Sindonews.com - Penembakan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap enam mahasiswa dan satu wartawan saat demo menolak kenaikan harga BBM di Ternate Maluku Utara (Malut) ditanggapi serius oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah.
Saat hadir untuk meramaikan kampanye Pilgub Malut, Fahri mengatakan, kepolisian seharusnya mempunyai keahlian dan pandai berbicara serta membaca gejolak, bukan senjata yang berbicara.
"Sebagai masyarakat yang beradab Polisi dituntut untuk bisa lebih berkomunikasi, karena sebuah bentuk pembicaraan yang menggunakan senjata bukan sebuah masyarakat yang beradab, dan keahlian berbicara ini yang harus terus menerus ditingkatkan," ujar Fahri di Malut, Senin (24/6/2013).
Anggota Komisi III DPR RI ini memang tidak menampik dengan kondisi di lapangan dimana para demonstrasi juga berbuat yang berlebihan, namun menurutnya, bukan berarti bentuk penanganan yang dilakukan harus menggunakan kekerasan dalam bentuk penembakan.
“Saya itu selalu mengingatkan polisi, agar tidak selalu melakukan sesuatu yang mengakibatkan masyarakat memiliki gambaran polisi itu salah. Tetapi kenyataannya tidak demikian, dan terkait penembakan apabila menggunakan peluru tajam Kapolda Malut Brigjen Pol Machfud Arifin berada dalam posisi yang sangat rawan”,t egasnya.
Fahri juga berjanji akan memanggil Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk dimintai pertanggungjawabannya terkait kasus ini.
"Saya juga berharap ada sebuah lembaga untuk mengawal dan meneruskan kasus ini kepada kami, atau paling tidak mengumpulkan bukti bukti," harap Fahri.
Fahri mengaku sudah melihat secara langsung tiga orang korban yang terbaring lemas di ruangan instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Chasan Bisorie.
Mereka merupakan mahasiswa yang menjadi korban kebrutalan polisi yang jatuh dalam aksi unjuk rasa.
"Tidak seharusnya polisi mengunakan senjata mematikan untuk membubarkan pendemo yang tidak melakukan tindakan anarkis apapun," tukasnya.
"Akibat penembakan yang dilakukan aparat dalam aksi unjuk rasa ini, saya secara pribadi maupun sebagai anggota Komisi III DPR RI mengecam tindakan tersebut," tambahanya.
Kehadiran Fahri sendiri di Ternate ini dalam rangka kunjungan ikut meramaikan kampanye Pilgub Malut.
Saat hadir untuk meramaikan kampanye Pilgub Malut, Fahri mengatakan, kepolisian seharusnya mempunyai keahlian dan pandai berbicara serta membaca gejolak, bukan senjata yang berbicara.
"Sebagai masyarakat yang beradab Polisi dituntut untuk bisa lebih berkomunikasi, karena sebuah bentuk pembicaraan yang menggunakan senjata bukan sebuah masyarakat yang beradab, dan keahlian berbicara ini yang harus terus menerus ditingkatkan," ujar Fahri di Malut, Senin (24/6/2013).
Anggota Komisi III DPR RI ini memang tidak menampik dengan kondisi di lapangan dimana para demonstrasi juga berbuat yang berlebihan, namun menurutnya, bukan berarti bentuk penanganan yang dilakukan harus menggunakan kekerasan dalam bentuk penembakan.
“Saya itu selalu mengingatkan polisi, agar tidak selalu melakukan sesuatu yang mengakibatkan masyarakat memiliki gambaran polisi itu salah. Tetapi kenyataannya tidak demikian, dan terkait penembakan apabila menggunakan peluru tajam Kapolda Malut Brigjen Pol Machfud Arifin berada dalam posisi yang sangat rawan”,t egasnya.
Fahri juga berjanji akan memanggil Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk dimintai pertanggungjawabannya terkait kasus ini.
"Saya juga berharap ada sebuah lembaga untuk mengawal dan meneruskan kasus ini kepada kami, atau paling tidak mengumpulkan bukti bukti," harap Fahri.
Fahri mengaku sudah melihat secara langsung tiga orang korban yang terbaring lemas di ruangan instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Chasan Bisorie.
Mereka merupakan mahasiswa yang menjadi korban kebrutalan polisi yang jatuh dalam aksi unjuk rasa.
"Tidak seharusnya polisi mengunakan senjata mematikan untuk membubarkan pendemo yang tidak melakukan tindakan anarkis apapun," tukasnya.
"Akibat penembakan yang dilakukan aparat dalam aksi unjuk rasa ini, saya secara pribadi maupun sebagai anggota Komisi III DPR RI mengecam tindakan tersebut," tambahanya.
Kehadiran Fahri sendiri di Ternate ini dalam rangka kunjungan ikut meramaikan kampanye Pilgub Malut.
(lns)