SMPN 3 Sentolo kemalingan, belasan komputer dicuri
A
A
A
Sindonews.com - Maling komputer sekolah kembali gentayangan di Kulonprogo. Kamis (13/6), kawanan maling berhasil membawa kabur belasan unit komputer milik SMPN 3 Sentolo. Akibatnya, sekolah harus merugi hingga Rp21 juta. Padahal, tiga kasus serupa belum terungkap hingga kini.
Aksi kawanan maling di SMPN 3 Sentolo pertama kali diketahui Helmi Sidik Pramana (35), guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pada pukul 08.00 WIB. Saat itu, dia bermaksud memasuki ruang komputer untuk mengeprint. Dia sendiri tidak curiga karena teralis pintu masih terkunci.
Namun, dia terkejut karena begitu masuk ruangan ternyata sejumlah komputer sudah tidak ada di tempat semula. Helmi kemudian melaporkan temuannya kepada kepala sekolah, diteruskan ke Polsek Sentolo.
"Saya ke ruangan komputer sekira pukul 08.00 WIB. Waktu itu, pintu terkunci dan teralis pintu digembok. Tapi setelah di dalam ternyata komputer sudah tidak ada. Saya lapor kepala sekolah, terus bersama komite, Pak Maryono, melapor ke Polsek," kata Helmi.
Setelah tim Inafis Polres datang dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), petugas mendapati jendela dan teralis dicongkel pelaku untuk masuk. Pelaku yang diduga lebih dari dua orang berhasil membawa kabur tujuh unit monitor, lima unit CPU, dan satu unit LCD projector dari total 16 yang ada di ruangan itu. Komputer yang dicuri maling tersebut merupakan pengadaan tahun 2007 dari APBD kabupaten.
"Ini kasus pertama di sekolah ini. Tapi pastinya kapan kami juga belum tahu. Ruang ini terakhir digunakan untuk belajar mengajar hari Sabtu (8/6) lalu," terang Helmi.
Kanit II Reskrim Polsek Sentolo Aiptu Toni Suspriyanto mengatakan, berdasarkan oleh TKP, pelaku diduga berjumlah tiga hingga empat orang. Para pelaku mencongkel jendela dan teralis agar bisa masuk ke ruangan komputer.
"Kami menduga pelakunya sindikat spesialis komputer, dan ada kaitan dengan pencurian di sekolah lain," katanya.
Aksi kawanan maling di SMPN 3 Sentolo pertama kali diketahui Helmi Sidik Pramana (35), guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pada pukul 08.00 WIB. Saat itu, dia bermaksud memasuki ruang komputer untuk mengeprint. Dia sendiri tidak curiga karena teralis pintu masih terkunci.
Namun, dia terkejut karena begitu masuk ruangan ternyata sejumlah komputer sudah tidak ada di tempat semula. Helmi kemudian melaporkan temuannya kepada kepala sekolah, diteruskan ke Polsek Sentolo.
"Saya ke ruangan komputer sekira pukul 08.00 WIB. Waktu itu, pintu terkunci dan teralis pintu digembok. Tapi setelah di dalam ternyata komputer sudah tidak ada. Saya lapor kepala sekolah, terus bersama komite, Pak Maryono, melapor ke Polsek," kata Helmi.
Setelah tim Inafis Polres datang dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), petugas mendapati jendela dan teralis dicongkel pelaku untuk masuk. Pelaku yang diduga lebih dari dua orang berhasil membawa kabur tujuh unit monitor, lima unit CPU, dan satu unit LCD projector dari total 16 yang ada di ruangan itu. Komputer yang dicuri maling tersebut merupakan pengadaan tahun 2007 dari APBD kabupaten.
"Ini kasus pertama di sekolah ini. Tapi pastinya kapan kami juga belum tahu. Ruang ini terakhir digunakan untuk belajar mengajar hari Sabtu (8/6) lalu," terang Helmi.
Kanit II Reskrim Polsek Sentolo Aiptu Toni Suspriyanto mengatakan, berdasarkan oleh TKP, pelaku diduga berjumlah tiga hingga empat orang. Para pelaku mencongkel jendela dan teralis agar bisa masuk ke ruangan komputer.
"Kami menduga pelakunya sindikat spesialis komputer, dan ada kaitan dengan pencurian di sekolah lain," katanya.
(rsa)