Diduga dianiaya oknum TNI, warga Ambon tewas mengenaskan
A
A
A
Sindonews.com - Seorang warga sipil tewas diduga dianiaya oknum TNI. Jenazah tiba di kamar mayat RSUP Dr Kariadi Semarang, Kamis (29/5/2013) sekira pukul 23.00 WIB .
Korban bernama Ridho Hehanusa (34), warga asli Saparua, Ambon yang tinggal di Beringin Ngaliyan. Jenazah tiba di RSUP Dr Kariadi dengan mobil ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama.
Beberapa petugas TNI maupun dari Detasemen Polisi Militer (Denpom) 5/IV Diponegoro Semarang terlihat berada di depan kamar mayat.
Kerabat korban, Charles Sopauka, mengatakan pada Rabu (29/5) malam korban dibawa oknum TNI. Informasi yang didapat, korban dibawa dua oknum TNI menggunakan taksi.
"Saya dapat informasi katanya dibawa ke (Banteng Raiders). Tapi sekarang sudah menjadi mayat, wajahnya hancur, mulutnya hancur. Badannya sudah hitam semua. Itu betul jenazah Ridho, saya sudah lihat," katanya, Jumat (31/5/2013).
Kerabat korban lain, Lusi Siahaya, terus saja menangis usai mengetahui korban sudah menjadi mayat.
"Semua ini harus diusut sampai tuntas. Siapapun dia, harus dihukum. Mereka pikiri, aparat bisa seenaknya," harapnya.
Korban, ujar dia, sudah merantau di Semarang sejak 10 tahun terakhir. Hari Minggu kemarin, sempat bertemu pada acara arisan.
"Sudah punya dua anak. Ridho itu orangnya baik, sopan. Ridho contoh perantau yang bagus," lanjutnya.
Berdasarkan indormasi yang berhasil dihimpun, sebelumnya Ridho bersama tiga temannya sempat terlibat keributan dengan beberapa orang diduga oknum TNI di Liquid Cafe Semarang, Rabu (29/5) malam.
Keributan itu kemudian berlanjut di E Plaza, kawasan Simpanglima Semarang, tak lama kemudian. Di sana, Ridho dibawa pergi oleh dua orang diduga oknum TNI. Beberapa teman Ridho, sudah melapor ke Denpom IV/5 Diponegoro Semarang.
Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan itu jika ada bukti awal cukup.
"Kalau dari laporannya itu menyebut oknum Yonif 400 Raiders, saya akan koordinasi dengan komandan satuannya. Kalau sekarang saya belum tahu laporannya seperti apa," ungkapnya.
Korban bernama Ridho Hehanusa (34), warga asli Saparua, Ambon yang tinggal di Beringin Ngaliyan. Jenazah tiba di RSUP Dr Kariadi dengan mobil ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama.
Beberapa petugas TNI maupun dari Detasemen Polisi Militer (Denpom) 5/IV Diponegoro Semarang terlihat berada di depan kamar mayat.
Kerabat korban, Charles Sopauka, mengatakan pada Rabu (29/5) malam korban dibawa oknum TNI. Informasi yang didapat, korban dibawa dua oknum TNI menggunakan taksi.
"Saya dapat informasi katanya dibawa ke (Banteng Raiders). Tapi sekarang sudah menjadi mayat, wajahnya hancur, mulutnya hancur. Badannya sudah hitam semua. Itu betul jenazah Ridho, saya sudah lihat," katanya, Jumat (31/5/2013).
Kerabat korban lain, Lusi Siahaya, terus saja menangis usai mengetahui korban sudah menjadi mayat.
"Semua ini harus diusut sampai tuntas. Siapapun dia, harus dihukum. Mereka pikiri, aparat bisa seenaknya," harapnya.
Korban, ujar dia, sudah merantau di Semarang sejak 10 tahun terakhir. Hari Minggu kemarin, sempat bertemu pada acara arisan.
"Sudah punya dua anak. Ridho itu orangnya baik, sopan. Ridho contoh perantau yang bagus," lanjutnya.
Berdasarkan indormasi yang berhasil dihimpun, sebelumnya Ridho bersama tiga temannya sempat terlibat keributan dengan beberapa orang diduga oknum TNI di Liquid Cafe Semarang, Rabu (29/5) malam.
Keributan itu kemudian berlanjut di E Plaza, kawasan Simpanglima Semarang, tak lama kemudian. Di sana, Ridho dibawa pergi oleh dua orang diduga oknum TNI. Beberapa teman Ridho, sudah melapor ke Denpom IV/5 Diponegoro Semarang.
Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan itu jika ada bukti awal cukup.
"Kalau dari laporannya itu menyebut oknum Yonif 400 Raiders, saya akan koordinasi dengan komandan satuannya. Kalau sekarang saya belum tahu laporannya seperti apa," ungkapnya.
(rsa)