Bentrok TNI AU vs warga, Danlanud siap uji balistik
A
A
A
Sindonews.com - Terkait insiden penembakan warga di Mako TNI AU Lanud Palembang, Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Palembang, Letkol Pnb Adam Suharto, mengatakan sah-sah saja jika warga mengatakan penembakan dilakukan oleh anggotanya. Namun itu baru bisa dibuktikan dengan melakukan uji balistik.
“Itu kan kata mereka, sekarang ayo kita sama-sama buktikan. Kita uji balistik biar tahu secara factual bener gak. Boleh saja mereka bilang ada sisa peluru ditemukan. Mau ada 10-100 peluru ditemukan juga gak masalah, kita uji balistik saja biar jelas, itu bener atau enggak,” tegasnya, Rabu (25/4/2013), malam.
Ditanya terkait penghentian aktivitas alat berat di kebun warga, Adam mengaku belum mau memikirkannya. Dia memilih fokus mengurusi dua anggotanya yang ikut menjadi korban pembacokan dan penembakan.
“Saya belum mau urus itu, saya mau urus anggota saya dulu. Kita juga jadi korban kan ada yang kena bacok itu parah,” ujarnya.
Demikian halnya ditanya soal upaya pendudukan dan intimidasi aparat kepada warga, menurut Adam sangat tidak beralasan. Pasalnya jumlah rumah warga di empat kelurahan itu tak sebanding dengan jumlah personelnya.
“Kalau satu rumah diduduki enam orang mana cukup. Memangnya personil saya ada berapa,” pungkasnya.
“Itu kan kata mereka, sekarang ayo kita sama-sama buktikan. Kita uji balistik biar tahu secara factual bener gak. Boleh saja mereka bilang ada sisa peluru ditemukan. Mau ada 10-100 peluru ditemukan juga gak masalah, kita uji balistik saja biar jelas, itu bener atau enggak,” tegasnya, Rabu (25/4/2013), malam.
Ditanya terkait penghentian aktivitas alat berat di kebun warga, Adam mengaku belum mau memikirkannya. Dia memilih fokus mengurusi dua anggotanya yang ikut menjadi korban pembacokan dan penembakan.
“Saya belum mau urus itu, saya mau urus anggota saya dulu. Kita juga jadi korban kan ada yang kena bacok itu parah,” ujarnya.
Demikian halnya ditanya soal upaya pendudukan dan intimidasi aparat kepada warga, menurut Adam sangat tidak beralasan. Pasalnya jumlah rumah warga di empat kelurahan itu tak sebanding dengan jumlah personelnya.
“Kalau satu rumah diduduki enam orang mana cukup. Memangnya personil saya ada berapa,” pungkasnya.
(rsa)