Janda tewas membusuk bersama janinnya
A
A
A
Sindonews.com – Warga Pedukuhan Kidul RT 33/15, Bendungan, Wates digegerkan dengan temuan mayat Rianti (44) yang sudah membusuk. Korban meninggal beserta janin yang masih berada di antara kedua kakinya dengan tali pusar masih utuh.
Peristiwa ini pertamakali diketahui karyawan salah seorang buruh pabrik Wingko Sutiyah (40). Saat itu, dia hendak meminta daun ketela pada korban. Namun, panggilannya dari depan rumah untuk minta izin, tidak disambut korban. Tanpa ragu dia mendekati rumah korban yang tertutup rapat dan terkunci.
Saat semakin dekat dengan rumah korban, Sutiyah mencium bau tak sedap dari dalam. Karena curiga, dia pun memanggil rekannya di pabrik untuk mengecek keadaan di rumah itu. Mereka lalu mencongkel daun jendela dan melihat jasad korban telah membusuk di lantai kamar tidur.
"Tadinya penasaran ada bau busuk dari dalam, saya panggil teman terus lihat ke dalam. Ternyata korban sudah meninggal. Lalu saya lapor Pak Dukuh Suharto. Beliau datang dan langsung melaporkan ke polisi," kata Sutiyah, di Kulon Progo, DIY, Jumat (19/4/2013).
Menurut Suharto, rumah korban memang terlihat selalu tertutup beberapa hari terakhir. Padahal korban biasanya terlihat duduk-duduk di teras rumah setiap sore. Warga, kata dia, terakhir kali melihat korban sekitar tiga hari lalu. Dia juga mengakui, korban dalam keadaan hamil. Tapi tak satu pun warga yang tahu siapa yang menghamilinya.
"Tidak ada yang tahu dihamili siapa. Dia bercerai dengan suaminya tiga tahun lalu. Empat anaknya ikut bapaknya semua di Wates," katanya.
Korban, lanjut dia, bekerja sebagai buruh tani dan hidup sendirian di rumah tersebut. Kehamilan korban menjadi polemik tersendiri di antara warga dan sempat mendapat teguran. Namun, akhirnya dibiarkan mengingat perut korban semakin membesar.
Peristiwa ini pertamakali diketahui karyawan salah seorang buruh pabrik Wingko Sutiyah (40). Saat itu, dia hendak meminta daun ketela pada korban. Namun, panggilannya dari depan rumah untuk minta izin, tidak disambut korban. Tanpa ragu dia mendekati rumah korban yang tertutup rapat dan terkunci.
Saat semakin dekat dengan rumah korban, Sutiyah mencium bau tak sedap dari dalam. Karena curiga, dia pun memanggil rekannya di pabrik untuk mengecek keadaan di rumah itu. Mereka lalu mencongkel daun jendela dan melihat jasad korban telah membusuk di lantai kamar tidur.
"Tadinya penasaran ada bau busuk dari dalam, saya panggil teman terus lihat ke dalam. Ternyata korban sudah meninggal. Lalu saya lapor Pak Dukuh Suharto. Beliau datang dan langsung melaporkan ke polisi," kata Sutiyah, di Kulon Progo, DIY, Jumat (19/4/2013).
Menurut Suharto, rumah korban memang terlihat selalu tertutup beberapa hari terakhir. Padahal korban biasanya terlihat duduk-duduk di teras rumah setiap sore. Warga, kata dia, terakhir kali melihat korban sekitar tiga hari lalu. Dia juga mengakui, korban dalam keadaan hamil. Tapi tak satu pun warga yang tahu siapa yang menghamilinya.
"Tidak ada yang tahu dihamili siapa. Dia bercerai dengan suaminya tiga tahun lalu. Empat anaknya ikut bapaknya semua di Wates," katanya.
Korban, lanjut dia, bekerja sebagai buruh tani dan hidup sendirian di rumah tersebut. Kehamilan korban menjadi polemik tersendiri di antara warga dan sempat mendapat teguran. Namun, akhirnya dibiarkan mengingat perut korban semakin membesar.
(mhd)