UN siswa berkebutuhan khusus mendapat waktu tambahan
A
A
A
Sindonews.com - Di Kota Solo, Jawa Tengah, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang serentak dilaksanakan hari ini memberikan waktu khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. Seorang siswa tunanetra diberi tambahan waktu sekira 45 menit karena perlu bantuan pengawas untuk membacakan soal.
Sebanyak 204 siswa SMK 8 Kota Solo mengikuti ujian, termasuk Tri Riski Wahyu yang harus mendapatkan perlakukan khusus dari pengawas ujian. Tri harus dibantu mengerjakan ujian karena tidak bisa melihat soal Bahasa Indonesia.
Seharusnya siswa tuna netra seperti Tri mendapatkan soal ujian dengan huruf braile namun di SMK 8 dibacakan oleh pengawas ujian.
"Memang seharusnya ada soal dengan huruf braile, tapi kami tidak mendapatkannya. Kami terpaksa memberi perlakukan khusus bagi Tri dengan menugaskan seorang pengawas untuk membacakan soal UN," ujar Kepsek SMK 8, Ties Setyaningsih, di sekolah, Senin (15/4/2013).
Ties menambahkan, bagi siswa yang berkebutuhan khusus akan mendapatkan waktu tambahan yakni selama maksimal 45 menit.
"Mereka perlu waktu tambahan karena untuk mengerjakan soal tidak bisa dilakukan sendiri tapi dibantu," tukasnya.
Tidak hanya Tri Riski Wahyu Djari, di sekolah ini ada dua siswa yang berkebutuhan khusus, yakni tuna daksa (tidak punya tangan) dan lumpuh layu, namun keduanya bisa mengikuti ujian di kelas reguler dan tidak dipisah.
Di Kota Solo dalam pelaksanaan UN terbagi dalam tiga rayon dengan jumlah sekolah, untuk SMA sebanyak 38 sekolah. Untuk SMK sebanyak 48 sekolah, MA sebanyak enam sekolah, sementara untuk SMA luar biasa sebanyak empat sekolah.
Tercatat lebih dari 13.000 murid menjadi peserta ujian nasional, di Kota Solo. Untuk SMA, MA, dan SMA luar biasa diikuti oleh lebih dari 6.100 murid, sementara untuk SMK diikuti oleh lebih dari 7.800 murid.
Sebanyak 204 siswa SMK 8 Kota Solo mengikuti ujian, termasuk Tri Riski Wahyu yang harus mendapatkan perlakukan khusus dari pengawas ujian. Tri harus dibantu mengerjakan ujian karena tidak bisa melihat soal Bahasa Indonesia.
Seharusnya siswa tuna netra seperti Tri mendapatkan soal ujian dengan huruf braile namun di SMK 8 dibacakan oleh pengawas ujian.
"Memang seharusnya ada soal dengan huruf braile, tapi kami tidak mendapatkannya. Kami terpaksa memberi perlakukan khusus bagi Tri dengan menugaskan seorang pengawas untuk membacakan soal UN," ujar Kepsek SMK 8, Ties Setyaningsih, di sekolah, Senin (15/4/2013).
Ties menambahkan, bagi siswa yang berkebutuhan khusus akan mendapatkan waktu tambahan yakni selama maksimal 45 menit.
"Mereka perlu waktu tambahan karena untuk mengerjakan soal tidak bisa dilakukan sendiri tapi dibantu," tukasnya.
Tidak hanya Tri Riski Wahyu Djari, di sekolah ini ada dua siswa yang berkebutuhan khusus, yakni tuna daksa (tidak punya tangan) dan lumpuh layu, namun keduanya bisa mengikuti ujian di kelas reguler dan tidak dipisah.
Di Kota Solo dalam pelaksanaan UN terbagi dalam tiga rayon dengan jumlah sekolah, untuk SMA sebanyak 38 sekolah. Untuk SMK sebanyak 48 sekolah, MA sebanyak enam sekolah, sementara untuk SMA luar biasa sebanyak empat sekolah.
Tercatat lebih dari 13.000 murid menjadi peserta ujian nasional, di Kota Solo. Untuk SMA, MA, dan SMA luar biasa diikuti oleh lebih dari 6.100 murid, sementara untuk SMK diikuti oleh lebih dari 7.800 murid.
(ysw)