Penyerangan Lapas, Hendardi curiga ada yang 'ditutupi'
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi menilai ada upaya pengurangan jumlah tersangka dalam kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Dikatakan dia, pengurangan itu dinilai saat adanya dugaan keterlibatan penyerangan dilakukan oleh sekira 17 orang pelaku namun akhirnya diketahui menjadi 11 termasuk seluruhnya adalah oknum Kopassus.
"Seperti ada diskon ya, mulanya ada 17 orang, kemudian menyusut menjadi 11 orang. Dari jumlah itu dua diantaranya merupakan anggota yang menghalangi, nanti mengerucut lagi tinggal satu orang pelaku utama," katanya dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jalan Slamet Riadi, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2013).
Dirinya juga berpendapat ada upaya dari tim investigasi TNI AD untuk mengkaburkan fakta melalui pengurangan jumlah tersangka tersebut. Karenanya, Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap hasil tim Investigasi TNI AD mengenai hasil tersebut.
"Kita harus curiga adanya dugaan untuk mengurung peristiwa guna menutupi kepentingan-kepentingan yang lebih besar," terangnya.
Dilanjutkan dia, hal ini juga terlihat mengenai tidak adanya penyelesaian terkait pembicaraan petinggi-petinggi TNI dan Polri usai kejadian di Hugo's Cafe yang menewaskan Sertu Heru Santoso dan diduga dilakukan oleh empat orang yang tewas di Lapas Cebongan.
Ia juga menyayangkan sikap kepolisian yang menyerahkan kasus ini kepada tim investigasi TNI AD. Dirinya menegaskan bahwa semestinya serangan terhadap masyarakat sipil menjadi garis yurisdiksi Polri agar menuntaskannya.
"Seolah polisi menghindar untuk menangani kasus ini," tuntasnya.
Dikatakan dia, pengurangan itu dinilai saat adanya dugaan keterlibatan penyerangan dilakukan oleh sekira 17 orang pelaku namun akhirnya diketahui menjadi 11 termasuk seluruhnya adalah oknum Kopassus.
"Seperti ada diskon ya, mulanya ada 17 orang, kemudian menyusut menjadi 11 orang. Dari jumlah itu dua diantaranya merupakan anggota yang menghalangi, nanti mengerucut lagi tinggal satu orang pelaku utama," katanya dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jalan Slamet Riadi, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2013).
Dirinya juga berpendapat ada upaya dari tim investigasi TNI AD untuk mengkaburkan fakta melalui pengurangan jumlah tersangka tersebut. Karenanya, Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap hasil tim Investigasi TNI AD mengenai hasil tersebut.
"Kita harus curiga adanya dugaan untuk mengurung peristiwa guna menutupi kepentingan-kepentingan yang lebih besar," terangnya.
Dilanjutkan dia, hal ini juga terlihat mengenai tidak adanya penyelesaian terkait pembicaraan petinggi-petinggi TNI dan Polri usai kejadian di Hugo's Cafe yang menewaskan Sertu Heru Santoso dan diduga dilakukan oleh empat orang yang tewas di Lapas Cebongan.
Ia juga menyayangkan sikap kepolisian yang menyerahkan kasus ini kepada tim investigasi TNI AD. Dirinya menegaskan bahwa semestinya serangan terhadap masyarakat sipil menjadi garis yurisdiksi Polri agar menuntaskannya.
"Seolah polisi menghindar untuk menangani kasus ini," tuntasnya.
(ysw)