Pengungsi banjir Siberut diserang penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah korban banjir di Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mulai diserang penyakit. Sebagian besar warga terserang diare, ispa, rematik, dan gatal-gatal.
Bahkan beberapa orang terpaksa mendapat perawan di Puskemas Muara Siberut. Salahsatu warga yang mendapat perawatan adalah Juliani Miracle bayi berusia delapan bulan.
Menurut ibunya Juliani, Lidya (30) warga Dusun Muntei, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, anaknya telah sakit sejak Jumat 5 April 2013 malam, ketika banjir besar melanda rumah mereka.
“Kami sempat berobat ke Poliklinik Desa (Polindes) Muntei, namun tidak ada perubahan,” katanya, Rabu (10/4/2013)
Baru kemarin bisa membawa bayinya ke Puskemas dan saat ini perkembangannya sudah mulai membaik.
Sedangkan pasien yang kedua adalah Agustinus, 1,5 tahun pasien menderita hal yang sama, mencret dan muntah-muntah. Korban banjir ini berasal dari Dusun Bekkeiluk, Desa Muntei.
Keluarga sempat kesulitan membawa Agustinus untuk mendapat perawatan medis. Saat dibawa ke Polindes Muntei, petugas medis bilang tidak ada alat infus.
“Akhirnya kami membawa anak ke Puskemas, lama perjalan empat jam dari kampung kami,” ungkap Nikodemus (36) ayah korban.
Anaknya yang pertama juga sempat dirawat di Puskemas namun kondisinya lebih cepat membaik, namun akan yang kedua ini belum menandakan adanya perubahan.
Tak hanya itu saja di Posko III, Dusun Puro II, Desa Muara Siberut, ditempat pengungsian ini gereja Betani Indonesia ada dua orang yang terkena diare.
“Bayi berusia enam bulan dan ibunya Lementi (41), mereka sudah kena penyakit itu sejak hari Minggu,” kata Demita Situmorang petugas medis setempat.
Kendala yang dialami petugas medis tersebut kekurangan obat-obatan, terutama anti diare, rematik, dan kutu air.
“Kita sudah melakukan pengobatan di tiga posko di daerah ini, jumlah korban yang sakit datang berobat kepada kita itu jumlahnya sudah 33 orang,” ungkapnya.
Di Dusun Puro sendiri memiliki tiga posko, posko I jumlah kepala keluarga yang mengungsi ada 81, Posko II, 28 dan Posko III 27. Umumnya mereka tinggal di dekat sungai, akibat luapan sungai tersebut rumah mereka tergenang.
Bahkan beberapa orang terpaksa mendapat perawan di Puskemas Muara Siberut. Salahsatu warga yang mendapat perawatan adalah Juliani Miracle bayi berusia delapan bulan.
Menurut ibunya Juliani, Lidya (30) warga Dusun Muntei, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, anaknya telah sakit sejak Jumat 5 April 2013 malam, ketika banjir besar melanda rumah mereka.
“Kami sempat berobat ke Poliklinik Desa (Polindes) Muntei, namun tidak ada perubahan,” katanya, Rabu (10/4/2013)
Baru kemarin bisa membawa bayinya ke Puskemas dan saat ini perkembangannya sudah mulai membaik.
Sedangkan pasien yang kedua adalah Agustinus, 1,5 tahun pasien menderita hal yang sama, mencret dan muntah-muntah. Korban banjir ini berasal dari Dusun Bekkeiluk, Desa Muntei.
Keluarga sempat kesulitan membawa Agustinus untuk mendapat perawatan medis. Saat dibawa ke Polindes Muntei, petugas medis bilang tidak ada alat infus.
“Akhirnya kami membawa anak ke Puskemas, lama perjalan empat jam dari kampung kami,” ungkap Nikodemus (36) ayah korban.
Anaknya yang pertama juga sempat dirawat di Puskemas namun kondisinya lebih cepat membaik, namun akan yang kedua ini belum menandakan adanya perubahan.
Tak hanya itu saja di Posko III, Dusun Puro II, Desa Muara Siberut, ditempat pengungsian ini gereja Betani Indonesia ada dua orang yang terkena diare.
“Bayi berusia enam bulan dan ibunya Lementi (41), mereka sudah kena penyakit itu sejak hari Minggu,” kata Demita Situmorang petugas medis setempat.
Kendala yang dialami petugas medis tersebut kekurangan obat-obatan, terutama anti diare, rematik, dan kutu air.
“Kita sudah melakukan pengobatan di tiga posko di daerah ini, jumlah korban yang sakit datang berobat kepada kita itu jumlahnya sudah 33 orang,” ungkapnya.
Di Dusun Puro sendiri memiliki tiga posko, posko I jumlah kepala keluarga yang mengungsi ada 81, Posko II, 28 dan Posko III 27. Umumnya mereka tinggal di dekat sungai, akibat luapan sungai tersebut rumah mereka tergenang.
(ysw)