23 rumah rusak berat tertimbun longsor di Bandung Barat
A
A
A
Sindonews.com - Bencana longsor kembali melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat. Hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin 8 April pukul 23.00 Wib hingga Selasa 9 April 2013 pukul 05.00 Wib dengan intensitas mencapai 50 mm selama beberapa jam telah menyebabkan longsor di tiga kecamatan.
"Kondisi permukiman yang berada di tebing perbukitan curam dan kondisi lereng berupa lahan pertanian semusim telah menyebabkan wilayah tersebut memiliki risiko tinggi longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa (9/4/2013).
Ia mengatakan, tercatat 23 rumah rusak berat, 97 rumah terancam longsor dan 87 jiwa mengungsi akibat longsor di Kec Gununghalu, Kec Rongga dan Kec Cipongkor Kab Bandung Barat. Masyarakat mengungsi di saudaranya.
Di Kec Gununghalu, longsor menyebabkan 8 rumah rusak berat yaitu Desa Sukasari (2 unit), Desa Sirnajaya (5 unit) dan Desa Gununghalu (1 unit). Untuk Desa Sukasari terdapat 10 rumah terancam dan 48 jiwa mengungsi, sedangkan di Desa Sirnajaya 15 jiwa mengungsi.
Sementara, di Kecamatan Rongga terdapat 3 desa yang longsor, yaitu, Desa Sukamanah 8 rusak berat, 24 jiwa mengungsi, Desa Cicadas 1 rusak berat dan Desa Cinengah 1 rusak berat. Di Kecamatan Cipongkor ada 5 rumah rusak berat dan 87 rumah terancam di Desa Karangsari. BPBD telah melakukan pendataan dan memberikan bantuan.
"Dengan permukiman yang dibangun pada perbukitan berlereng curam, tutupan hutan sangat terbatas, perbukitan menjadi lahan pertanian semusim, kondisi solum tanah yang tebal dan memiliki mata air di bagian tengah serta batuan keras di bagian bawah lapisan tanah yang dapat menjadi bidang peluncur, maka kejadian longsor, seperti halnya longsor di Cililin dapat terjadi setiap saat," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemda perlu memfasilitasi teknologi konservasi tanah dan air kepada masyarakat agar risiko bencana dapat diminimumkan. Banyak pilihan teknologi sederhana untuk mengatasi longsor, baik secara fisik dan vegetatif yang disesuaikan kondisi setempat.
"Kondisi permukiman yang berada di tebing perbukitan curam dan kondisi lereng berupa lahan pertanian semusim telah menyebabkan wilayah tersebut memiliki risiko tinggi longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa (9/4/2013).
Ia mengatakan, tercatat 23 rumah rusak berat, 97 rumah terancam longsor dan 87 jiwa mengungsi akibat longsor di Kec Gununghalu, Kec Rongga dan Kec Cipongkor Kab Bandung Barat. Masyarakat mengungsi di saudaranya.
Di Kec Gununghalu, longsor menyebabkan 8 rumah rusak berat yaitu Desa Sukasari (2 unit), Desa Sirnajaya (5 unit) dan Desa Gununghalu (1 unit). Untuk Desa Sukasari terdapat 10 rumah terancam dan 48 jiwa mengungsi, sedangkan di Desa Sirnajaya 15 jiwa mengungsi.
Sementara, di Kecamatan Rongga terdapat 3 desa yang longsor, yaitu, Desa Sukamanah 8 rusak berat, 24 jiwa mengungsi, Desa Cicadas 1 rusak berat dan Desa Cinengah 1 rusak berat. Di Kecamatan Cipongkor ada 5 rumah rusak berat dan 87 rumah terancam di Desa Karangsari. BPBD telah melakukan pendataan dan memberikan bantuan.
"Dengan permukiman yang dibangun pada perbukitan berlereng curam, tutupan hutan sangat terbatas, perbukitan menjadi lahan pertanian semusim, kondisi solum tanah yang tebal dan memiliki mata air di bagian tengah serta batuan keras di bagian bawah lapisan tanah yang dapat menjadi bidang peluncur, maka kejadian longsor, seperti halnya longsor di Cililin dapat terjadi setiap saat," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemda perlu memfasilitasi teknologi konservasi tanah dan air kepada masyarakat agar risiko bencana dapat diminimumkan. Banyak pilihan teknologi sederhana untuk mengatasi longsor, baik secara fisik dan vegetatif yang disesuaikan kondisi setempat.
(kri)