Pengungsi butuh bantuan makanan dan obat-obatan

Selasa, 09 April 2013 - 11:22 WIB
Pengungsi butuh bantuan makanan dan obat-obatan
Pengungsi butuh bantuan makanan dan obat-obatan
A A A
Sindonews.com - Warga korban banjir luapan Bengawan Solo yang tinggal di pengungsian membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan. Mereka membutuhkan bantuan makanan yang bisa langsung dimakan.

Hingga Selasa (9/4/2013) pagi, tercatat ada 2.245 warga yang terdiri anak-anak dan orang tua mengungsi di tenda-tenda darurat yang didirikan di atas tanggul Bengawan Solo, posko pengungsian gedung Serba Guna Bojonegoro, dan rumah-rumah warga.

Saat mengungsi, warga hanya membawa perkebakalan seadanya seperti selimut, bantal, kasur, dan pakaian seperlunya. Mereka juga hanya membawa makanan ringan seperti mie instan dan kerupuk.

Rupiah (55), warga RT 02 RW 02, Kelurahan Ledok Wetan, yang mengungsi di atas tanggul Bengawan Solo menuturkan, selama dua hari berada di pengungsian hanya makan mie rebus dan kerupuk.

“Iya makan seadanya saja di pengungsian,” ujarnya pada Sindonews, Selasa (9/4/2013).

Selain makanan, warga juga membutuhkan obat-obatan. Sebab, orang tua dan anak-anak yang beberapa hari berjibaku dengan banjir mulai merasakan demam dan gatal-gatal.

Pihak Pemkab Bojonegoro mendirikan posko kesehatan di posko pengungsian gedung Serba Guna Bojonegoro. Namun, tidak semua warga mengetahui ada layanan kesehatan tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro, Kasiyanto, mengatakan, bantuan bahan makanan dan obat-obatan diberikan pada warga korban banjir yang berada di pengungsian maupun yang bertahan di rumahnya.

“Distribusi bantuan makanan dan obat-obatan sudah berjalan,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan hingga siang ini, kondisi Sungai Bengawan Solo yang membelah wilayah Bojonegoro masih penuh.

Air berwarna kuning kecokelatan mengalir deras menyeret tumpukan sampah, ranting dan dahan kering. Meski begitu, sebagian warga ada yang tetap menyeberangi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu dengan perahu tradisional. Namun, kini mereka diharuskan memakai rompi pelampung untuk menjaga keselamatan saat penyeberangan.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5702 seconds (0.1#10.140)