Dinkes Papua Barat: Hanya 15 warga yang meninggal
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan membantah angka 95 warga yang tewas karena busung lapar merupakan kejadian baru. Menurutnya, dalam kurun waktu dari awal tahun ini, hanya ada 15 orang yang meninggal.
Sementara angka 95 warga yang disebutkan sebelumnya, merupakan akumulasi dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan penuturan Maklon, dari 14 warga Distrik Kafou, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, adalah anak-anak dan ibu hamil.
"Sedikitnya sepuluh untuk anak-anak, dan lima ibu hamil yang dilaporkan tewas akibat kekurangan gizi, di empat kampung Distrik Kafou," jelas Maklon kepada Sindonews, Kamis (4/4/2013).
Meski begitu, ia tak menampik jika disebutkan ada 3 Kampung di Distrik Kwoor yang terserang wabah penyakit. Karena, dia menyatakan telah mendapatkan laporan terkait hal tersebut.
“Kalau soal bencana kelaparan, Dinas Kesehatan (provinsi) tidak mendapatkan laporannya. Mungkin dilaporkan ke instansi yang lain. Kalau kejadian penyakitnya saya dapat laporannya. Ada 3 kampung yang dikunjungi oleh tim medis dari dinas kesehatan kabupaten Tambrauw serta beberapa pihak terkait lainnya dari pemda setempat. Tidak ada KLB di Tambrauw,” kata Otto.
Dijelaskan 3 kampung yang dikunjungi tim medis adalah, Kampung Bikar, Jobijoker, dan Kwesefo. Tiga kampung ini berada di Distrik Kwoor. Laporan tentang kejadian penyakit yang menyebabkan kematian, diterima sejak tanggal 22 Maret lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 95 warga tiga kampung di Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, meninggal dunia. Yang memprihatinkan, kematian warga yang mencapai ratusan tersebut dikarenakan busung lapar dan wabah penyakit.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Rabu (3/4/2013), tiga kampung yang terserang busung lapar tersebut diantaranya, Kampung Baddei, Kampung Jokjoker, dan Kampung Kasyefo. Sebagian besar dari mereka kebanyakan merupakan anak-anak.
Kini, ratusan warga tengah ketiga kampung tersebut sudah mengungsi ke Distrik Sausapor, Ibu Kota Kabupaten Tambaruw, guna mendapatkan perhatian, dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Sementara angka 95 warga yang disebutkan sebelumnya, merupakan akumulasi dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan penuturan Maklon, dari 14 warga Distrik Kafou, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, adalah anak-anak dan ibu hamil.
"Sedikitnya sepuluh untuk anak-anak, dan lima ibu hamil yang dilaporkan tewas akibat kekurangan gizi, di empat kampung Distrik Kafou," jelas Maklon kepada Sindonews, Kamis (4/4/2013).
Meski begitu, ia tak menampik jika disebutkan ada 3 Kampung di Distrik Kwoor yang terserang wabah penyakit. Karena, dia menyatakan telah mendapatkan laporan terkait hal tersebut.
“Kalau soal bencana kelaparan, Dinas Kesehatan (provinsi) tidak mendapatkan laporannya. Mungkin dilaporkan ke instansi yang lain. Kalau kejadian penyakitnya saya dapat laporannya. Ada 3 kampung yang dikunjungi oleh tim medis dari dinas kesehatan kabupaten Tambrauw serta beberapa pihak terkait lainnya dari pemda setempat. Tidak ada KLB di Tambrauw,” kata Otto.
Dijelaskan 3 kampung yang dikunjungi tim medis adalah, Kampung Bikar, Jobijoker, dan Kwesefo. Tiga kampung ini berada di Distrik Kwoor. Laporan tentang kejadian penyakit yang menyebabkan kematian, diterima sejak tanggal 22 Maret lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 95 warga tiga kampung di Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, meninggal dunia. Yang memprihatinkan, kematian warga yang mencapai ratusan tersebut dikarenakan busung lapar dan wabah penyakit.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Rabu (3/4/2013), tiga kampung yang terserang busung lapar tersebut diantaranya, Kampung Baddei, Kampung Jokjoker, dan Kampung Kasyefo. Sebagian besar dari mereka kebanyakan merupakan anak-anak.
Kini, ratusan warga tengah ketiga kampung tersebut sudah mengungsi ke Distrik Sausapor, Ibu Kota Kabupaten Tambaruw, guna mendapatkan perhatian, dan pelayanan kesehatan yang memadai.
(rsa)