Calon penumpang KA Ekonomi telantar
A
A
A
Sindonews.com – Calon penumpang kereta api ekonomi di Stasiun Besar Bojonegoro telantar. Mereka tidak kebagian tiket Kereta Rel Diesel (KRD), tujuan Bojonegoro-Surabaya atau tiket Kereta Blora Jaya Ekspres tujuan Bojonegoro-Semarang.
Calon penumpang KRD tujuan Bojonegoro-Surabaya terlihat mengantre di loket cukup lama. Mereka mengantre cukup panjang di depan loket, sambil membawa barang bawaan. Mereka juga tampak berdesak-desakkan saat berada di depan loket.
Tiket KRD paling banyak diburu calon penumpang. Sebab, harga tiket KRD paling murah yakni Rp3.000 per penumpang. Kereta ini berangkat dari Stasiun Besar Bojonegoro pukul 12.30 WIB.
“Saya sudah mengantre lama, tetapi akhirnya tidak kebagian tiket KRD. Terpaksa saya harus naik bus untuk menuju ke Surabaya,” ujar Rizki (20), warga Desa Demaan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (31/3/2013).
Penumpang kereta api ekonomi di Stasiun Besar Bojonegoro naik, seiring berakhirnya liburan akhir pekan. Para pekerja yang pulang kampung hendak kembali ke Surabaya atau Semarang. Meski begitu, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak menambah gerbong kereta api ekonomi.
Untuk KRD tujuan Bojonegoro-Surabaya misalnya hanya ada lima rangkaian gerbong. Per gerbong mengangkut penumpang sebanyak 106 penumpang.
Begitu pula, kereta api Blora Jaya Ekspres tujuan Bojonegoro-Semarang hanya membawa tiga rangkaian gerbong. Per gerbong mengangkut sebanyak 64 penumpang. Sementara, harga tiket kereta api Blora Jaya Ekspres Rp28.000 per penumpang.
Menanggapi hal ini, Kepala Stasiun Besar Bojonegoro, Eko S Mulyanto, mengatakan, saat ini jumlah penumpang kereta api disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia dalam gerbong.
“Tidak bisa lagi seperti dulu. Tidak boleh lagi ada penumpang yang berdiri dan berdesak-desakkan di dalam kereta,” ujarnya.
Eko menyatakan, calon penumpang kereta api yang tidak mendapatkan tiket disarankan memakai moda transportasi lain seperti bus atau lainnya.
Eko mengatakan, per 1 April 2013 akan diberlakukan grafis perjalanan kereta api baru. Namun, kata dia, grafis perjalanan itu hanya mengubah jadwal beberapa kereta api yang melintas di jalur utara tersebut. Sedangkan, jumlah kereta api yang melintas tidak mengalami perubahan.
Calon penumpang KRD tujuan Bojonegoro-Surabaya terlihat mengantre di loket cukup lama. Mereka mengantre cukup panjang di depan loket, sambil membawa barang bawaan. Mereka juga tampak berdesak-desakkan saat berada di depan loket.
Tiket KRD paling banyak diburu calon penumpang. Sebab, harga tiket KRD paling murah yakni Rp3.000 per penumpang. Kereta ini berangkat dari Stasiun Besar Bojonegoro pukul 12.30 WIB.
“Saya sudah mengantre lama, tetapi akhirnya tidak kebagian tiket KRD. Terpaksa saya harus naik bus untuk menuju ke Surabaya,” ujar Rizki (20), warga Desa Demaan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (31/3/2013).
Penumpang kereta api ekonomi di Stasiun Besar Bojonegoro naik, seiring berakhirnya liburan akhir pekan. Para pekerja yang pulang kampung hendak kembali ke Surabaya atau Semarang. Meski begitu, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak menambah gerbong kereta api ekonomi.
Untuk KRD tujuan Bojonegoro-Surabaya misalnya hanya ada lima rangkaian gerbong. Per gerbong mengangkut penumpang sebanyak 106 penumpang.
Begitu pula, kereta api Blora Jaya Ekspres tujuan Bojonegoro-Semarang hanya membawa tiga rangkaian gerbong. Per gerbong mengangkut sebanyak 64 penumpang. Sementara, harga tiket kereta api Blora Jaya Ekspres Rp28.000 per penumpang.
Menanggapi hal ini, Kepala Stasiun Besar Bojonegoro, Eko S Mulyanto, mengatakan, saat ini jumlah penumpang kereta api disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia dalam gerbong.
“Tidak bisa lagi seperti dulu. Tidak boleh lagi ada penumpang yang berdiri dan berdesak-desakkan di dalam kereta,” ujarnya.
Eko menyatakan, calon penumpang kereta api yang tidak mendapatkan tiket disarankan memakai moda transportasi lain seperti bus atau lainnya.
Eko mengatakan, per 1 April 2013 akan diberlakukan grafis perjalanan kereta api baru. Namun, kata dia, grafis perjalanan itu hanya mengubah jadwal beberapa kereta api yang melintas di jalur utara tersebut. Sedangkan, jumlah kereta api yang melintas tidak mengalami perubahan.
(stb)