Kemenlu: Pembunuh dan pembakar Iroh tiga orang

Kemenlu: Pembunuh dan pembakar Iroh tiga orang
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan, tewasnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Majalengka Iroh Sairoh (40), di Damaskus, Suriah, lantaran dibunuh dan disertai pembakaran oleh majikannya.
Berdasarkan penuturan Juru Bicara Kemenlu Michaele Tene, pelaku pembunuhan tersebut terdiri dari tiga orang yang diketahui, sepasang suami istri, dan satu keluarga pelaku.
"Pelaku pembunuhan Iroh, yakni suami istri yang diketahui majikannya. Ditambah satu lagi yang diketahui sebagai keluarga pelaku yang ikut membantu hingga terjadi aksi pembunuhan tersebut," jelas Michaele Tene kepada Sindonews, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, kini ketiga pelaku tersebut sudah di amankan pihak kepolisian Damaskus, Suriah, untuk dilakukan pertanggungjawaban hukum.
Pihak kepolisian setempat, lanjutnya, juga sudah melakukan autopsi terhadap jenazah Iroh. Dalam hasil autopsi tersebut, ditemukan kejanggalan dalam jasad Iroh, seperti luka bakar, dan luka lain bekas penganiayaan.
Meski begitu, menurutnya, pemerintah tetap akan melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut. Michaele Tene juga mengklaim saat ini pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, telah melakukan pendampingan untuk penyelesaian kasus hukum Iroh.
"Kami juga sudah mengirimkan pengacara untuk menyelesaikan kasus tersebut," jelas Tene.
Terkait gaji dan santunan yang tak didapatkan Iroh, Tene menyebutkan instansi terkait seperti Badan Nasional dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) harus segera menyelesaikan hal tersebut.
Sebelumnya, kabar duka datang dari Majalengka, setelah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal wilayah tersebut dinyatakan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan.
Iroh Sairoh (45), warga Blok Senin, RT 02/04, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, meninggal di Damaskus Suriah, tempat dirinya bekerja sejak tahun 2007.
Menurut adik almarhumah Iroh, Eno, keluarga mendapatkan berita kematian Iroh pada tanggal 2 Maret lalu dari pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Berdasarkan keterangan dari petugas Kemenlu tersebut, jelas dia, Iroh meninggal pada tanggal 23 Februari lalu di salah satu RS di Damaskus.
Dari hasil autopsi tersebut, korban diketahui meninggal disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya insufisiensi akut pada ginjal dan bakteremia. Dari autopsi itu disebutkan, penyebebab kematian Iroh lantaran berhentinya fungsi jantung dan pernafasan. Adapun penyebab tidak langsung adalah insufisiensi akut pada ginjal dan bakteremia akibat banyaknya luka bakar.
Berdasarkan penuturan Juru Bicara Kemenlu Michaele Tene, pelaku pembunuhan tersebut terdiri dari tiga orang yang diketahui, sepasang suami istri, dan satu keluarga pelaku.
"Pelaku pembunuhan Iroh, yakni suami istri yang diketahui majikannya. Ditambah satu lagi yang diketahui sebagai keluarga pelaku yang ikut membantu hingga terjadi aksi pembunuhan tersebut," jelas Michaele Tene kepada Sindonews, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, kini ketiga pelaku tersebut sudah di amankan pihak kepolisian Damaskus, Suriah, untuk dilakukan pertanggungjawaban hukum.
Pihak kepolisian setempat, lanjutnya, juga sudah melakukan autopsi terhadap jenazah Iroh. Dalam hasil autopsi tersebut, ditemukan kejanggalan dalam jasad Iroh, seperti luka bakar, dan luka lain bekas penganiayaan.
Meski begitu, menurutnya, pemerintah tetap akan melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut. Michaele Tene juga mengklaim saat ini pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, telah melakukan pendampingan untuk penyelesaian kasus hukum Iroh.
"Kami juga sudah mengirimkan pengacara untuk menyelesaikan kasus tersebut," jelas Tene.
Terkait gaji dan santunan yang tak didapatkan Iroh, Tene menyebutkan instansi terkait seperti Badan Nasional dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) harus segera menyelesaikan hal tersebut.
Sebelumnya, kabar duka datang dari Majalengka, setelah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal wilayah tersebut dinyatakan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan.
Iroh Sairoh (45), warga Blok Senin, RT 02/04, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, meninggal di Damaskus Suriah, tempat dirinya bekerja sejak tahun 2007.
Menurut adik almarhumah Iroh, Eno, keluarga mendapatkan berita kematian Iroh pada tanggal 2 Maret lalu dari pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Berdasarkan keterangan dari petugas Kemenlu tersebut, jelas dia, Iroh meninggal pada tanggal 23 Februari lalu di salah satu RS di Damaskus.
Dari hasil autopsi tersebut, korban diketahui meninggal disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya insufisiensi akut pada ginjal dan bakteremia. Dari autopsi itu disebutkan, penyebebab kematian Iroh lantaran berhentinya fungsi jantung dan pernafasan. Adapun penyebab tidak langsung adalah insufisiensi akut pada ginjal dan bakteremia akibat banyaknya luka bakar.
(rsa)