Demo ganti rugi, korban Lapindo cegah pekerja tanggul

Kamis, 07 Maret 2013 - 02:52 WIB
Demo ganti rugi, korban Lapindo cegah pekerja tanggul
Demo ganti rugi, korban Lapindo cegah pekerja tanggul
A A A
Sindonews.com - Sudah kesekian kalinya korban lumpur Lapindo menggelar aksi menuntut agar PT Lapindo Brantas segera melunasi pembayaran ganti rugi. Kali ini puluhan korban lumpur berunjukrasa di tanggul titik 25.

Bukan hanya itu, korban lumpur yang kebanyakan bekerja sebagai tukang ojek di tanggul lumpur itu juga menghadang pekerja tanggul. Mereka juga mengusir operator Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang sedang memompa lumpur dari kolam lumpur ke Sungai Porong.

Beberapa operator pompa tak berkutik ketika puluhan korban lumpur memintanya menghentikan pembuangan lumpur. Bahkan, korban lumpur juga meminta sebelum, ada pelunasan pembayaran ganti rugi tidak adalagi penguatan tanggul atau pembuangan lumpur ke Sungai Porong.

Pada kesempatan itu, masa juga menggelar treatrikal mandi lumpur. Namun, aksi mandi lumpur tak terlaksana, karena puluhan petugas dari Polres Sidoarjo mengamankan lokasi.

Korban lumpur akhirnya mengalihkan aksinya dengan menghentikan pekerja tanggul dan operator pompa yang kala itu sedang bekerja. "Kami minta sebelum ada pelunasan ganti rugi jangan ada aktivitas penanganan tanggul," ujar Sunarmi, korban lumpur asal Jatirejo, Kecamatan Porong, Rabu (7/3/2013).

Bahkan, Sunarmi sempat menangis histeris ketika mengingat asetnya yang sampai saat ini belum dilunasi oleh Lapindo. Dari ganti rugi yang nilainya Rp950 yang belum dibayar hampir separuhnya. Padahal, uang sebesar itu dibagi enam orang.

Jika tidak dilunasi, mereka tidak bisa menata hidup karena tidak cukup untuk membangun rumah lagi. Kini keluarga Sunarmi masih kontrak rumah di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Untuk membangun rumah lagi, mereka masih menunggu pelunasan pembayaran ganti rugi.

Unjukrasa puluhan korban lumpur itu akhirnya terhenti, setelah Kapolres Sidoarjo AKBP Marjuki yang memimpin anak buahnya meminta korban lumpur membubarkan diri. Korban lumpur yang berkerumun di tanggul titik 25 akhirnya membubarkan diri.

Aksi korban lumpur menuntut agar ganti rugi aset mereka segera dilunasi bukan kali ini saja. Sebelumnya, korban lumpur juga mendirikan gubuk diatas tanggul. Gubuk itu dibangun sebagai bentuk protes karena mereka belum mempunyai rumah gara-gara pembayaran ganti rugi belum dilunasi oleh Lapindo.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7393 seconds (0.1#10.140)