Gunung Tangkubanparahu semburkan asap dan material
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Tangkubanparahu yang berstatus waspada mulai menyemburkan asap dan material. Meski begitu, status gunung belum dinaikan ke level lebih tinggi dari status Waspada saat ini.
Warga dilarang berada dalam radius 1,5 kilometer dari kawah utama (Kawah Ratu) gunung yang berada di perbatasan Lembang dan Kabupaten Subang itu.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Surono, mengungkapkan, letusan freatik (gas cair dan material pasir) sudah terjadi sejak tanggal 4 Maret 2013 lalu. Letusan yang sama terjadi tanggal 5 dan 6 Maret pada waktu pagi dan sore hari.
Kata Surono, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat merekam terjadinya letusan freatik di Kawah Ratu.
Dari rekaman CCTV yang diputar di Gedung PVMBG, tampak asap dan material pasir menyembur dari pusat aktivitas kawah. Selain asap putih tebal, tampak juga semburan material berwarna hitam muncul dari solfatara (lobang kawah).
"Paling tidak ketinggian melampaui bibir kawah, 300-500 meteran," kata Surono, di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu (6/3/2013).
Surono menuturkan, ketika Tangkubanparahu dinaikan dari normal menjadi Waspada pada 21 Februari lalu, sebenarnya sudah terjadi letusan, hanya sifatnya sangat kecil.
"Kalau 21 Februari lalu letusan hanya menimbulkan hujan abu saja. Sekarang erupsinya selain mengeluarkan gas, abu juga melontarkan material paling besar berdiameter 30 sentimeter," jelasnya.
Pihaknya juga mencatat gempa yang terus-menerus. Pada pukul 00.00 WIB hingga siang tadi, tercatat ada 3 kali gempa vulkanik dalam. Sedangkan letusan mulai terjadi pukul 05.69-06.08 WIB.
Selain itu, hujan abu juga terjadi di sekitar warung-warung dan parkiran Gunung Tangkubanparahu. Ketebalan abu mencapai 3 milimeter.
Warga dilarang berada dalam radius 1,5 kilometer dari kawah utama (Kawah Ratu) gunung yang berada di perbatasan Lembang dan Kabupaten Subang itu.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Surono, mengungkapkan, letusan freatik (gas cair dan material pasir) sudah terjadi sejak tanggal 4 Maret 2013 lalu. Letusan yang sama terjadi tanggal 5 dan 6 Maret pada waktu pagi dan sore hari.
Kata Surono, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat merekam terjadinya letusan freatik di Kawah Ratu.
Dari rekaman CCTV yang diputar di Gedung PVMBG, tampak asap dan material pasir menyembur dari pusat aktivitas kawah. Selain asap putih tebal, tampak juga semburan material berwarna hitam muncul dari solfatara (lobang kawah).
"Paling tidak ketinggian melampaui bibir kawah, 300-500 meteran," kata Surono, di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu (6/3/2013).
Surono menuturkan, ketika Tangkubanparahu dinaikan dari normal menjadi Waspada pada 21 Februari lalu, sebenarnya sudah terjadi letusan, hanya sifatnya sangat kecil.
"Kalau 21 Februari lalu letusan hanya menimbulkan hujan abu saja. Sekarang erupsinya selain mengeluarkan gas, abu juga melontarkan material paling besar berdiameter 30 sentimeter," jelasnya.
Pihaknya juga mencatat gempa yang terus-menerus. Pada pukul 00.00 WIB hingga siang tadi, tercatat ada 3 kali gempa vulkanik dalam. Sedangkan letusan mulai terjadi pukul 05.69-06.08 WIB.
Selain itu, hujan abu juga terjadi di sekitar warung-warung dan parkiran Gunung Tangkubanparahu. Ketebalan abu mencapai 3 milimeter.
(ysw)